Hadiri Lokakarya Kesadaran Nasional Peduli Gempa dan Gunung Api, Bupati : Lombok Utara Butuhkan Alat Warning System

Detiknews.id- Bertempat di Kantor Perpustakaan Nasional RI, Bupati Lombok Utara Dr. H. Najmul Akhyar, SH. MH., menghadiri Lokakarya Kesadaran Nasional Peduli Gempa dan Gunung Api yang diadakan Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian PUPR di Jakarta, Kamis (18/7). Kegiatan ini dihadiri Pakar Ahli Gempa dari Pusat Studi Gempa Nasional (PuSGeN), Puskim, Balitbang dan kementerian terkait.

Dalam pemaparannya, bupati menyampaikan bahwa gempa yang melanda dan meluluhlantakkan Lombok Utara setahun silam, bahkan sampai saat ini masih terjadi dengan intensitas kecil.

Bupati Najmul juga menyatakan bahwa warning system di daerah yang terpasang tidak berfungsi. Lanjutnya, begitu gempa terjadi, alat tersebut tidak berbunyi.

Kedepannya, Bupati Najmul berharap bisa menjadi perhatian pemerintah pusat. Lantaran Lombok Utara merupakan daerah berkategori bencana. Informasi cepat tanggap yang disajikan  kepada masyarakat itu diperlukan.

Baca Juga
Dharma Pertiwi Bantu Perlengkapan Sekolah Dasar di Lombok Utara

“Seharusnya alat-alat pendeteksi bencana terpasang dan proses edukasi dan informasi terkait gempa kepada masyarakat mesti disampaikan, agar tidak terjadi keresahan dan ketakutan,” tutur bupati.

Terkait dengan tahapan Rehab Rekon Rumah Tahan Gempa, Bupati Najmul menyampaikan saat ini telah banyak rumah yang memulai bahkan sudah ada yang menempati. Tentu dengan standar tahan gempa.

“Kami ucapkan terima kasih atas respons dari berbagai pihak  terutama saat tanggap darurat membantu kami dan berharap kepada pemerintah pusat untuk kiranya menyelesaikan tahapan pencairan dana stimulan kepada masyarakat yang belum menerima, agar bisa membangun kembali,” imbuh bupati.

Dijelaskannya, pemulihan Lombok Utara dan pembangunan huntap masyarakat  jadi prioritas. Terkait dengan beberapa fasilitas perkantoran yang rusak, Bupati Najmul mengutamakan pelayanan kepada masyarakat terlebih dahulu yang diprioritaskan. Bencana bukan hanya musibah. Dengan adanya mitigasi atau pengurangan risiko terhadap bencana, maka paradigmanya berubah menjadi fenomena.

Baca Juga
Seniman Lampung Peduli Bencana Gelar Pentas Seni Penggalangan Dana Korban Bencana Palu

Komentar

Berita Terkait