Detiknews.id Surabaya – Dampak Pandemi Covid-19, dunia mengalami penurunan ekonomi global. Begitu juga bisnis kuliner diseluruh mancanegara, Kebab Turki Baba Rafi berdiri tahun 2003. Memiliki 1300 outlet tersebar di 10 negara termasuk Cina, Indonesia, Malaysia dan Filipina. Pioneer waralaba ini melaunching Dapur Virtual sebagai salah satu inovasi di era New Normal.
“Beragam terobosan dihadirkan untuk menyesuaikan dengan kebutuhan saat ini, tak terkecuali bagi Kebab Turki Baba Rafi. Secara prosentase, 90 persen seluruh penjualan produk kami terjadi secara online yakni melalui aplikasi-aplikasi ojek online,” terang CEO Baba Rafi, Hendy Setiono, Sabtu (20/6/2020).
Lanjut Baba Rafi, ini justru memberikan peluang yang bagus bagi para pemilik-pemilik usaha rumahan yang belum memiliki outlet secara fisik, karena mereka justru lebih mudah dijangkau oleh pelanggan.
“Ide menghadirkan dapur virtual ini ia agar menjadi kesempatan yang baik untuk berinvestasi di industri kuliner tidak sepenuhnya mati akibat pandemi jika pemiliknya sendiri dapat beradaptasi dan mau berinovasi, ” jelasnya. Sabtu (20/06/2020)
Menurut Baba Rafi, dapur virtual yang ia gagas itu juga dinilai lebih mudah dan terjangkau karena tidak memerlukan biaya investasi yang tinggi dan dapat dioperasikan dari rumah saja. Dengan Dapur Virtual bisa menghemat biaya operasional seperti biaya sewa tempat.
“Jadi yang tadinya perlu ratusan juta untuk memulai usaha kuliner, kini kami dapat menghadirkan pilihan yang jauh lebih terjangkau, karena dapur virtual dapat memangkas banyak biaya-biaya yang biasanya diperlukan untuk membuka outlet fisik,” tutur Hendy Setiono.
Melalui akun Instagram resminya @babarafiofficial, waralaba kebab asal Indonesia patut diapresiasi. Pasalnya dengan ide Dapur Virtual Kebab Turki Baba Rafi, menjadi pilot project bisnis kuliner di Indonesia. (M9)
Komentar