Detiknews.id Magelang – Kantor Perwakilan Bank Indonesia Jawa Timur (KPw BI Jatim) memaparkan Kinerja Ekonomi di semua segmen keuangan meningkat secara signifikan. Hal ini di sampaikan oleh Kepala KPw BI Jatim Doddy Zulverdi, saat kegiatan Capacity Building dan Bincang Bareng Media saat Media Gathering 2023.
Kepala KPw BI Jatim Doddy Zulverdi menuturkan, Jawa Timur Triwulan III 2023, tetap tumbuh positif meski lebih rendah dibandingkan triwulan sebelumnya. Kinerja Ekonomi Jawa Timur pada triwulan III 2023 tumbuh 4,8 6 persen (yoy) dibandingkan Triwulan II 2023 (5,25) persen (yoy). Ini dipengaruhi oleh perlambatan kinerja investasi dan konsumsi pemerintah.
“Sedangkan kinerja ekonomi Jawa di Triwulan III 2023 tumbuh 4,83 persen (yoy) dibandingkan dengan Triwulan II sebesar 5,18 persen (yoy) dan lebih rendah dari PDB Nasional 4,94 persen (yoy). Perlambatan terjadi disebabkan normalisasi belanja K/L dan APBD, serta belanja modal pemerintah yang masih terbatas dan berdampak pada realisasi investasi yang melambat. Juga karena konsumsi RT dan perbaikan net ekspor, masing-masing didorong oleh permintaan jasa keuangan, asuransi Kesehatan serta mitra dagang utama Jawa,” terangnya.
Dipaparkan juga oleh Doddy, stabilitas keuangan daerah membuat kinerja intermediasi perbankan meningkat di tengah risiko kredit yang terjaga. Secara keseluruhan meningkat pada triwulan III tahun 2023. Meningkat dibandingkan triwulan II 2023, ditopang oleh peningkatan kinerja kredit korporasi. Risiko kredit sedikit membaik dan masih berada di bawah threshold (5persen). Untuk rasio likuiditas perbankan berada di batas aman (84 persen – 94 persen)
“Peluang ekonomi di Jawa Timur 2024, berdasarkan survei dari triwulan III, untuk keseluruhan ada sedikit lebih lambat. Untuk proyeksi Ekonomi Jatim tahun 2023, kisaran 4,6 hingga 5,4 persen. BI Jatim optimis memprediksi ekonomi di Jawa Timur tahun 2024, akan lebih baik dari tahun 2023. Inflasi tahun ini, masih dalam kisaran 3 persen dan tahun 2024 kami perkirakan akan stabil dan bisa terjaga targetnya,” tuturnya. Rabu (15/11/2023)
Lanjutnya, kuatnya dolar AS menyebabkan tekanan pelemahan berbagai mutu uang. Bank Indonesia terus memperkuat kebijakan stabilisasi nilai tukar rupiah agar sejalan nilai fundametalnya untuk mendukung upaya pengendalian imported inflation.
“Nilai tukar rupiah 2023 (YTD) dibandingkan tahun 2022, Indonesia masuk di nomer 12 indeks nilai tukar dolar AS terhadap mata uang utama (DXY) pada tanggal 18 Oktoberfest 2013 tercatat tinggi di level 106,21atau menguat 2,60 persen (ytd),” jelasnya.
Menurutnya, menyikapi ini Bank Indonesia mempercepat supaya pendalaman pasar uang rupiah pasar valuta asing. Termasuk optimalisasi SRBI dan penerbitan instrumen-instrumen lain untuk meningkatkan manajemen likuiditas institusi keuangan domestik dan menarik masuknya aliran portofolio asing dari luar negeri.
“Koordinasi dengan pemerintah perbankan dunia usaha terus ditingkatkan dan diperluas untuk implementasi instrumen penempatan valas. Devisa hasil ekspor sumber daya alam DHE SDA sejalan dengan PP Nomor 36 tahun 2023,” ungkapnya.
Untuk inflasi gabungan wilayah Jawa baik Kota dan Kabupaten melandai. Capaian Inflasi di Jawa tercatat sebesar 0,16 persen (mtm), sebelumnya sebesar 0, 20 persen dan bawah Nasional 0,17 persen secara tahunan. Inflasi di jawa masih relatif terkendali tercatat sebesar 2,48 persen (yoy), bahkan ini bawah inflasi nasional sebesar 2,56 persen (yoy).
BI Jatim secara aktif dan konsisten mengakselerasi ekstensifikasi implementasi Elektronifikasi Transaksi Pemerintah Daerah (ETPD) melalui berbagai program inovatif. Kegiatan ini merupakan langkah konkrit dalam mewujudkan ekosistem ekonomi dan keuangan digital yang inklusif dan efisien yang berkontribusi pada kebangkitan ekonomi nasional. (M9)
Komentar