Perempuan Tani HKTI Belajar Metode Kandang Anti Banjir bersama Petani Lamongan

Detiknews.id Lamongan – Dari Panen Raya, DPP PTHKTI Jatim bersama Petani Lamongan. Setelah sebelumnya disibukkan dengan agenda Turba ke wilayah Madura, Malang Raya, hingga tapal kuda. Kali ini Perempuan Tani HKTI Jatim giat panen raya di wilayah Joko Tingkir, tepatnya Lamongan. Bertempat di Dusun Pandantoyo, Desa Bojoasri.

Beberapa Bojoasri pengurus DPP PTHKTI Jatim, yaitu Lia Istifhama, Siti Nur Hasanah, dan Rahma Ardiana, melakukan panen raya padi.

“Dari panen raya kali ini, benar-benar kita tahu sendiri, bahwa jadi petani itu sangat full perjuangan. Harus sabar dan ikhlas bekerja. Berhadapan dengan cuaca dan juga kendala lainnya, terutama hujan malam. Efeknya banyak hama, terutama wabah tikus. Hebatnya, petani di setiap wilayah memiliki kemampuan hebat. Petani Lamongan misalnya, mempunyai metode kandang anti banjir”, ujar Dr. Lia Istifhama, ketua PTHKTI Jatim. Sabtu (14/11/2020)

Lia pun memberikan apresiasi kepada salah satu petani millennial yang hadir, yaitu Mahmud.

Mahmud, yang merupakan petani turun temurun dari keluarga, menjelaskan metode kandang anti banjir yang dilakukannya bersama para petani.

“Disini ada istilah bluwekan. Ini metode untuk mencegah banjir di daerah kami, yang merupakan aliran Sungai Bengawan Solo. Bojoasri wilayah dataran ter-rendah di Lamongan. Jadi persoalan banjir menjadi perhatian penting”, jelasnya.

Mahmud yang juga seorang petugas PKH, menjelaskan aspirasinya sebagai petani.

“Kami berharap pemilik kebijakan mengetahui bahwa irigasi adalah persoalan yang sangat penting bagi kami. Jadi kami harapkan ada dam (dam parit) yang pastinya nanti bisa membantu meningkatkan indeks pertanian, terutama padi”, ujarnya.

Giat panen raya tersebut, berlangsung pada Minggu kemarin yang diakhiri dengan pemberian pupuk lokal dari Sampang oleh organisasi sayap HKTI yang dinahkodai Moeldoko. Sedangkan PT HKTI sendiri, ketua umum adalah Dian Novita Susanto.

“Kehebatan petani di semua daerah harus diacungi jempol. Salah satunya pupuk lokal Sampang, dimana adanya pupuk ini tak lepas dari kecerdasan petani agar tetap bisa memproduksi pupuk urea saat terjadi kendala dalam ketersediaan pupuk”, pungkas Lia. (M9)

Komentar

Berita Terkait