Difi A Johansyah : Jangan Takut Gagal, Bank Indonesia Jawa Timur Support Bisnis Kuliner

Detiknews.id Surabaya – Bisnis kuliner sangat menjanjikan di sepanjang masa. Namun, sukses tidaknya bisnis itu tergantung dari cara pelaku bisnis tersebut. Untuk peningkatan ekonomi bisnis, Bank Indonesia Perwakilan Jawa Timur menggelar edukasi teknik bisnis kuliner secara virtual dengan mengundang tokoh inspiratif dari ahli kuliner dalam Ngopi Volume 13.

Adapun nara sumber yang hadir adalah Kapala Bank Indonesia Perwakilan (KPw BI) Jawa Timur Difi A Johansyah, Kepala Grup Advisory dan Pengembangan Ekonomi Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPw BI) Jawa Timur, Harmanta, Jiewa Vieri (Food Curator), Sarita Sutedja (Founder Upnormal Coffee), Denny Sumargo (Owner Rendang Densuko) dan Moderator Citra Permata (Broadcaster Hardrock FM).

Kapala Bank Indonesia Perwakilan (KPw BI) Jawa Timur Difi A Johansyah memaparkan, tidak ada bisnis yang sukses tanpa keberanian dan harus berani ambil resiko.

“Dengan menghadirkan nara sumber terpercaya melalui virtual, memberikan teknik bisnis sukses yang membuat pelaku bisnis. Bank Indonesia mensupport penuh para pelaku bisnis untuk kemajuan bisnisnya.

Menurut Difi, pelaku bisnis hendaknya memahami Market Research karena itu penting. Selain itu semangat, strategi inspirasi dan cara lain perlu digali. Kualitas cita rasa, packing maupun kuantitas isi perlu diperhatikan.

“Jangan takut berbisnis dan jangan takut bertanya, kunci kesuksesan dalam berbisnis. Jangan takut persaingan, bisnis kuliner sangat dicari banyak orang. Packing produk dengan desain secantik mungkin. Dengan packaging bagus menarik konsumen. Harapannya jangan takut resiko kegagalan, gagal bangkit lagi dan jika gagal lagi balik lagi,” paparnya.

Sarita Sutedja (Founder Upnormal Coffee) menjelaskan, dalam bisnis diperlukan cost ratio dan strategi bisnis, misalkan membeli bahan baku produk. Sebaiknya, digabung dengan bahan yang akan dibeli oleh teman yang lain. Dengan seperti itu akan mendapat harga yang lebih murah, sehingga menekan cost.

“Dengan negosiasi bisa menghemat harga kebutuhan bahan baku, sehingga bisa meningkatkan hasil dari penjualan. Dan selalu lihai membaca segmen,” jelasnya.

Disinggung soal riset dan data, Denny Sumargo (Owner Rendang Densuko) menerangkan, riset dan data sangat penting dalam menjalankan suatu bisnis.

“Dengan riset dan data akurat, untuk mengantisipasi dan meminimalisir akan suatu kegagalan yang terjadi daripada sebelumnya,” terangnya. Rabu (26/08/2020)

Ditempat yang sama, Jiewa Vieri (Food Curator) menambahkan, masa Pandemi merupakan masa transisi para pelaku bisnis. Namun dengan adanya edukasi dan sosialisasi strategi bisnis bisa membantu para pelaku bisnis tetap stabil dalam meningkatkan ekonomi bisnisnya, khususnya bisnis kuliner.

“Bisnis kuliner baik Frozen maupun take away, pertama kita start dari online dahulu. Tetap fokus dan serius, kita lihat trafficnya, setelah itu branding-nya kita benahi. Selain itu cost-nya, price -nya dan selalu membuat inovasi. Semua ini kita review, agar tidak dimasa Pandemi Covid-19 saja tapi sukses jangka panjangnya bisa stabil ekonomi dalam bisnis kulinernya,” pungkasnya.

Dengan edukasi teknik bisnis kuliner ini #SobatRupiah dan #TemanNgopi bisa sukses, tidak di masa pandemi Covid-19 saja. Namun usaha kuliner anda, akan berhasil, masaknya banyak yang suka dan tanpa disangka bisnis kuliner anda sukses cukup menjanjikan di masa depan. (M9)

Komentar

Berita Terkait