SINTANG,detiknews.id-Bupati Sintang, Jarot Winarno melakukan peletakan batu pertama pembangunan Wisma Unio Apostolica Paroki Sintang yang terletak di Kompleks Keuskupan Sintang, Jalan Kelam,Kamis (24/08/2020), sebelum peletakan batu pertama yang dilakukan oleh Bupati Sintang, didahului dengan pemberkatan oleh Uskup Sintang. Mgr. Samuel Oton Sidin, OFM CAP.
Turut hadir dalam kegiatan tersebut, Sekretaris Daerah Kabupaten Sintang, Yosepha Hasnah, Asisten bidang Perekonomian dan Pembangunan Sekretariat Daerah Kabupaten Sintang, Yustinus, jajaran Forkopimda Kabupaten Sintang.
Dalam sambutannya, Bupati Sintang, Jarot Winarno mengatakan bahwa Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sintang mendukung penuh kegiatan keagamaan di Sintang, “salah satu cita-cita Pemkab Sintang.”Mewujudkan masyarakat Sintang yang religius, sehingga misi ini kita refleksikan dengan kebijakan penganggaran dengan menyiapkan anggaran yang kita salurkan melalui pemimpin umat masing-masing agama di Kabupaten Sintang,”kata Jarot.
Pemkab Sintang, lanjut Jarot fokus penganggaran terhadap kegiatan keagamaan dengan proporsional jumlah umat masing-masing, “Pemkab Sintang secara khusus menyiapkan anggaran setiap tahunnya sebesar Rp 5 Milyar per satu umat beragama, Katolik dapat Rp 5 Milyar, Kristen dapat Rp 5 Milyar, Islam dapat Rp 5 milyar bantuan dari Pemerintah,” tambahnya.
Namun, masih kata Bupati Sintang, dengan anggaran yang begitu besar, tentunya banyak kendala yang harus dihadapi dalam proses pembangunan saat ini, “sewajarnya kalau beberapa keperluan pembangunan rumah ibadah dan sarana ibadah dari berbagai umat di Sintang bisa terselesaikan, tetapi kendala-kendala harus kita hadapi seperti KLB Nasional Covid-19 yang dimana memangkas alokasi anggaran pembangunan pada umat beragama di Sintang”, ucapnya
“seyogyanya pembangunan Wisma Unio Apostolica Paroki Sintang ini sudah dialokasikan, dan mendapatkan bantuan sekitar Rp 5 Milyar, akan tetapi sesuai perintah Presiden dan Kementerian Keuangan Republik Inodnesia, dana tersebut dialokasikan beberapa persen untuk penanganan Covid-19, sehingga menjadi 3,75 Milyar”, tambah Jarot.
Jarot menginginkan beberapa rumah ibadah di Kota Sintang menjadi Landmark Kota Sintang, “kita ingin landmark di Kota Sintang dipenuhi dengan simbol-simbol religiusitas umat beragama, seperti kita ketahui umat Katolik sudah ada Katedral yang megah, kemudian umat Kristen sudah ada GKE Petra yang megah, umat Islam juga ada Masjid Al-Amin yang sedang dibangun, sehingga semua ini akan terlihat bahwa masyarakat Sintang itu religious,”harapnya
Selain itu, Pemkab Sintang juga memberikan dukungan terhadap Majelis Adat Budaya Tionghua di Sintang, “kita bantu juga untuk MABT berupa tanah maupun dana, kita Pemkab Sintang ingin tunjukkan bahwa Sintang adalah rumah besar kita semua, rumah besar umat beragama dan rumah besar bagi seluruh komponen bangsa di Sintang”, tutup Bupati Sintang.
Sementara itu, Ketua Unio Keuskupan Sintang, Pastor Florianus Abong, menjelaskan tujuan pembangunan Wisma Unio Apostolica Paroki Sintang ini untuk rumah singgah para imam projo Keuskupan Sintang, “wisma Unio ini sudah lama kami dambakan sejak tahun 2018, pembangunan wisma Unio ini diperuntukan sebagai rumah singgah para Imam projo Keuskupan Sintang, sebagai rumah tinggal perawatan bagi imam Projo yang sudah pensiun”, kata Pastor Florianus Abong.
Untuk di Sintang,sambung Pastor Florianus Abong bahwa dengan dibangunnya wisma Unio ini membuat para imam projo tidak menyebar kemana-mana, “saat ini imam Projo Keuskupan Sintang berjumlah 44 orang, yang tersebar di tiga wilayah Kabupaten, ketika mereka mengikuti kegiatan,”pungkasnya
R.O.Manalu
Komentar