Jakarta, DetikNews.id – Pemerintah Kota Administrasi Jakarta Timur merelokasi 24 tempat pemotongan ayam di wilayah permukiman warga di Kecamatan Matraman dan Pulogadung,
Hal ini disampaikan Wali Kota Jakarta Timur, Muhammad Anwar pada saat meninjau kedua lokasi yang akan direlokasi, Kamis (30/1/2020)
Anwar menjelaskan puluhan tempat pemotongan ayam itu akan direlokasi ke Rumah Potong Hewan Unggas (RPHU) di Rawa Terate, Kecamatan Cakung dengan melibatkan 600 petugas gabungan meliputi unsur tiga pilar.
“ RPHU Rawa Terate sudah selesai pembangunannya oleh Pemprov DKI Jakarta sejak Desember 2019 lalu. Oleh sebab itu, relokasi tempat pemotongan ayam di Matraman dan Pulogadung kini mulai dilakukan.” kata Anwar.
Anwar menambahkan lokasi yang sudah disiapkan ini di Rawa Terate tempatnya presentatif, sangat baik dan standar internasional. Kurang lebih luasnya 1 hektar 250 meter persegi.
Hal tersebut ditanggapi oleh salah seorang pedagang ayam, Indro Sulistyo yang menjelaskan, dirinya tidak menolak dengan adanya relokasi yang di lakukan oleh Pemerintah Kota Jakarta Timur, namun dirinya ingin adanya keadilan untuk seluruh pedagang ayam yang ada di DKI Jakarta, khususnya Jakarta Timur.
“Melalui penerbitan Perda nomor 4 tahun 2007 yang mengatur tentang pengendalian hewan unggas di DKI Jakarta, akan tetapi mengapa hanya para pedagang ayam potong tradisional di Matraman dan Pasar Enjo saja yang di haruskan pindah. Sedangkan di tempat lain masih bebas berjualan,” ujarnya.
Indro menuturkan, para pedagang berjualan dan berdiri dari tahun 1965 dan mereka tidak menempati tanah milik pemerintah ataupun berada di jalur hijau.
“Yang ditempati milik sendiri tanah bersertipikat. Dan mempekerjakan 3000 pekerja yang berasal dari warga sekitar lokasi.Dan tidak pernah bermasalah dengan lingkungan pemukiman setempat.
Oleh karena itu banyak pedagang mengeluh akan dipindahkan ke daerah Rawa Kepiting di Kawasan Pulo Gadung dan Rawa Teratai sebab hal itu berpengaruh terhadap jarak tempuh lantaran lokasi yang tidak strategis untuk pemasok maupun pedagang,” katanya.
Ia menjelaskan, lokasi pasar saat ini sudah sangat strategis, karena itu pedagang minta Pemkot Jakarta Timur mengkaji ulang kembali masalah relokasi ini.
Kembali Indro menegaskan, dirinya mendukung program Pemkot Jakarta Timur, tapi mari diperhatikan kembali setiap kekurangan yang mungkin akan merugikan kami sebagai pedagang.Karena setiap lokasi yang baru butuh proses dan waktu untuk mencapai pasaran yang stabil.
“Kami minta Pemkot bersikap bijaksana dalam hal relokasi ini. Apabila infrastruktur dilokasi yang baru belum siap menampung seluruh pedagang, sebaiknya relokasi jangan dipaksakan dan kami selalu mendukung apa yang menjadi keinginan pemerintah. Namun besar harapan kami, apa yang kami suarakan ini juga hendaknya bisa didengar,” pungkas lndro mengakhiri penjelasannya. (Sri R)
Komentar