Hari Perempuan Internasional, Kata Lia Istifhama Kandidat Pilwali Surabaya

Detiknews.Id Surabaya – Hari Perempuan Internasional (International Women’s Day) dirayakan pada tanggal 8 Maret setiap tahunnya. Hari Perempuan Internasional pertama kali dirayakan pada tanggal 28 Februari 1909 di New York dan diselenggarakan oleh Partai Sosialis Amerika Serikat.

Apa kata kandidat Pilwali Surabaya dari unsur perempuan? Menurut Lia Istifhama,  dalam momen women’s day ini, tentu banyak harapan dari saya sebagai seorang perempuan. Semoga saya dan semua perempuan yang ada di bumi Pertiwi ini, selalu memiliki optimisme tinggi untuk berkarya.

“Ketika kita berpikir bahwa kehidupan ini adalah bagian dari membangun karya, maka insya Allah niat tersebut akan berjalan secara baik dan positif. Sebuah karya tidak memiliki tuntutan besar atas sebuah hasil, melainkan sebuah karya berjalan dan terbangun dengan niat memberikan kemaslahatan bagi banyak orang, ” tuturnya. Sabtu (07/03/2020)

Masih dengan Lia, ini sangat penting. Karena harus diakui, seorang perempuan, itu adalah sosok yang memiliki kepedulian tinggi. Sebagai contoh, perempuan, sekalipun dia memiliki begitu banyak pekerjaan dan tanggung jawab di sektor publik, pasti tidak akan mengabaikan tanggung jawabnya sebagai seorang ibu dan istri di sektor domestik.

“Alhamdulillah saya terlahir sebagai perempuan. Merasakan sendiri bagaimana uniknya menjalani beragam peran secara langsung. Ini sangat menarik. Saya dan begitu banyak perempuan lain pasti merasakan sama, yaitu dalam waktu bersamaan ngurusin kerjaan dan ngurusin semua tanggung jawab urusan rumah, ” ungkap Ibu dua anak asli wonocolo bersyukur terlahir sebagai perempuan.

Lia menambahkan, satu hal lagi, perempuan itu sangat luar biasa. Segala sifat yang dimiliki merupakan anugrah Allah SWT. Memiliki dua karakter sekaligus, berani dan kalem. Kalemnya perempuan bagi saya merupakan bentuk keanggunan dan kepekaan sosial yang tinggi.

“Sedangkan keberanian yang dimiliki merupakan bentuk ketangguhan yang beda banget, lah. Kalau dikaitkan ilmu sosial, resiliensi (bentuk ketahanan diri dari keterpurukan) kaum perempuan itu bagus banget”, pungkas pencetus Nawa Tirta yang pada Desember lalu mendapat dukungan dari  38 komunitas relawan. (M9)

Komentar

Berita Terkait