Zero Stunting 2024, Program BKKBN Bangga Kencana Sukses di Malang

Detiknews.id Malang – Program Bangga Kencana inisiasi BKKBN Jawa Timur menuai hasil. Pasalnya, berhasil menekan angka Stunting di wilayah Malang. Terkait ini, digelar kegiatan Penguatan Program Bangga Kencana dan Percepatan Penurunan Stunting di Hari Keluarga Nasional ke-30.

Kegiatan Dialog bersama Tim Pendamping Keluarga (TPK) berada di Pendopo Kabupaten Malang. Dihadiri, Kaper BKKBN Jatim Dra. Maria Ernawati, M.M, Kepala BKKBN RI, Dr. (HC) dr. Hasto Wardoyo, SpOG, Ketua Pelaksana Aniswaty Aziz, SE, M.Si, Bupati Malang, Drs. H. M. Sanusi, M.M dan dihadiri 1500 kader PPK terdiri dari Kader KB, Kader Kesehatan dan Kader PKK.

Pejabat BKKBN bersama Bupati dan stake Holder yang hadir dalam kegiatan Dialog bersama Tim Pendamping Keluarga / M9

Ketua Pelaksana Aniswaty Aziz, SE, M.Si., menyampaikan, kita diperkenankan hadir dalam agenda Peringatan Hari Keluarga Nasional ke 30 Kabupaten Malang.

“Temanya, Penguatan Program Pembangunan Keluarga Kependudukan dan Keluarga Berencana dan Percepatan Penurunan Stunting melalui dialog bersama tim pendamping keluarga,” jelasnya. Rabu (19/07/2023)

Untuk dasar pelaksanaan dari kegiatan Program Bangga Kencana yaitu :

Peraturan Presiden No. 72 tahun 2021 tentang percepatan penurunan stunting.

Peraturan Kepala BKKBN No. 12 tahun 2021 tentang, rencana aksi nasional percepatan penurunan angka stunting Indonesia tahun 2021 sampai 2024.

Peraturan Bupati Malang No. 61 tahun 2022 tentang kedudukan, susunan organisasi, tugas dan fungsi, serta tata kerja Dinas pengendalian penduduk dan keluarga berencana. Surat Sekretaris Daerah Kabupaten Malang No. 476/9707/35.07.120/2021 tanggal 25 Oktober 2021, perihal pembentukan tim pendamping keluarga dan percepatan penurunan stunting.

Lanjutnya, latar belakang dari kegiatan ini merupakan momentum penting yang diselenggarakan sejak pencanangannya pada tahun 1993. Sedangkan tahun 2023 merupakan peringatan Hari Keluarga Nasional ke-30, dengan mengangkat tema menuju keluarga bebas stunting untuk Indonesia Maju.

“Dengan program Malang makmur berusaha untuk melakukan percepatan penurunan. Dimulai dari pendampingan keluarga yang dilakukan oleh kader dan tim pendamping keluarga,” ujarnya

Menurut Aniswaty, hasil dari tim pendamping keluarga, pertanggal 16 Juli 2023 untuk sasaran calon pengantin 1197 kali. Kami lakukan untuk 1 calon pengantin 2 kali. Untuk sasaran ibu hamil 13905 kali, karena kami lakukan pendampingan sebanyak 8 kali. Sasaran untuk Ibu Pasca Bersalin 5496 kali dan sasaran dibawah Balita sebanyak 18283 kali sedangkan Balita 34507 kali.

“Tujuannya melakukan pendampingan kepada keluarga beresiko stunting, calon pengantin, ibu hamil, ibu pasca persalinan dan ibu yang memiliki balita, agar stunting dapat ditekan tidak muncul kembali,” imbuhnya.

Kepala BKKBN RI, Dr. (HC) dr. Hasto Wardoyo, SpOG, menyampaikan, kita optimis di Kabupaten Malang karena gotong royong-nya luar biasa. Sehingga Stunting bisa di kroyok.

“Pak Bupati sudah menginisiasi sejak tahun 2021 yang namanya Bapak Asuh Anak Stunting. Ini menjadi percontohan dan saya merasa optimis menuju 14 persen sesuai target yang ditentukan Bapak Presiden Jokowi,” tuturnya.

Hasto Wardoyo mengatakan, pada bulan Agustus akan ada survei kesehatan Indonesia yang dikerjakan oleh Kementerian Kesehatan, dan akan disiapkan dengan baik di Malang.

“Saya yakin apabila survei dilakukan dengan baik dan data di lapangan kenyataannya stunting-nya sudah minim hasilnya baik. Kerja sama yang baik antara Kementrian kesehatan, Dinas Kesehatan, kemudian Puskesmas dan Bidang bersama akan membuahkan hasil yang baik,” terang Hasto.

“Jadi BKKBN menyiapkan data warga beresiko stunting. Siapa yang tidak punya jamban, siapa lingkar lengan 18 cm, itu tugasnya tim pendamping keluarga membawa yang lingkar lengannya 18 cm itu padahal baru hamil ke Puskesmas,” ujarnya.

Menurut Hasto, mencegah lebih baik daripada mengobati, makanya BKKBN mendampingi keluarga yang terindikasi akan mengalami stunting.

“Tugas daripada tim pendamping yaitu, mendampingi keluarga, dan menyiapkan yang mau nikah. Tadi saya presentasikan ELSINMEL Elektronik Siap Nikah, Siap Hamil, Siap menghamili juga, artinya dari dua pihak,” katanya.

Hasto juga menuturkan di Kementerian Kesehatan ada dua, ada SSGE ada EEPGM dua-duanya di ranah kesehatan. SSGE secara survei, dan EEPGM diterjemahkan dalam Posyandu. Sehingga yang satu real count, yang satu quick count arahannya dari Kementerian kesehatan.

“Yang real count ini harus 80 persen, hasil penimbangan bayi itu harus 80 persen, syukur kalau 100 persen. Quick count ini memang hitung cepat seperti survei, tapi saya optimis dengan apa yang disampaikan Bupati Malang,” paparnya.

Masih dengan Hasto, saya akan komunikasikan pada pak Menteri Kesehatan, agar nanti sampelnya akan diperbesar. Kalau sampelnya diperbesar resisten akan tambah baik, antara temuan di lapangan sama hasil survei.

“Di Malang ini medannya luas, wilayah nomer dua luasnya di Jawa Timur. Untuk mendekati keluarga untuk penyuluhan itu perlu transport. Sehingga, kami cukup menyadari ketika pak Bupati mengusulkan kepada saya untuk sepeda motor. Kita kabulkan untuk dapat sepeda motor dengan jumlah sepeda motor 33 unit,” ujarnya.

BKKBN menyerahkan 33 unit Motor kepada Bupati Malang untuk dipakai datang penyuluhan di setiap keluarga / M9

Sementara, Bupati Malang, Drs. H. M. Sanusi, M.M., mengatakan peran dan tanggung jawab kita sebagai pemangku kebijakan pemerintah Kabupaten Malang memiliki komitmen yang tinggi untuk meningkatkan kualitas hidup anak Indonesia melalui pendampingan keluarga.

“Intervensi tersebut diantaranya mencakup aspek kesehatan dan perkembangan anak yang fokus pada peningkatan gizi, pencegahan stunting, serta pendidikan pola asuh yang baik,” tandasnya.

Ditambahkan oleh Bupati Malang, Kabupaten Malang hidup rukun dan gotong royong. Semua kegiatan dilaksanakan secara Gotong Royong. Seperti kegiatan Penguatan Program Bangga Kencana.

“Harapannya, dapat memberikan dampak positif dalam mengurangi angka stunting, ke depannya kita berharap di Malang tidak ada stunting lagi. Dan di tahun 2024 Kabupaten Malang zero stunting,” pungkasnya. M9)

Komentar

Berita Terkait