Peran Aktif BI Jatim dalam Pemulihan Ekonomi Nasional, Tumbuh di Triwulan I

Detiknews.id Surabaya – Bank Indonesia Jawa Timur ikut berperan aktif dalam Pertumbuhan Ekonomi di Jawa Timur. Seperti di Triwulan I tahun 2021, melanjutkan perbaikan meskipun masih terkontraksi. Membaiknya perekonomian Nasional di Jawa Timur pada Triwulan I tahun 2021 dibanding Triwulan IV tahun 2020. Dipaparkan melalui Zoom dengan membahas, analisis pertumbuhan ekonomi Jatim Triwulan I tahun 2021, Kesiapan penyediaan Uang Kartal untuk pemenuhan kebutuhan Lebaran dan Jadwal operasional Bank Indonesia pada Idulfitri 2021.

Hal ini dipaparkan oleh pejabat KPwBI yaitu Kepala Perwakilan Bank Indonesia, Wilayah Jatim Difi A. Johansyah, Direktur Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jawa Timur, Harmanta, Deputi Kepala Perwakilan BI Jatim, Imam Subarkah dan Kepala Divisi Sistem Pembayaran dan Pengelolaan Uang Rupiah KPw BI Jatim, Abrar.

Harmanta – Direktur Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jawa Timur, Imam Subarkah – Deputi Kepala Perwakilan BI Jatim dan Abrar -Kepala Divisi Sistem Pembayaran dan Pengelolaan Uang Rupiah KPw BI Jatim / M9

Kepala Perwakilan Bank Indonesia, Wilayah Jatim Difi A. Johansyah menuturkan, Pertumbuhan ekonomi Jawa Timur Triwulan 1 tahun 2021 melanjutkan perbaikan meskipun masih terkontraksi. Sejalan dengan membaiknya Perekonomian Nasional Ekonomi Jawa Timur pada Triwulan 1 melanjutkan perbaikan dibandingkan Triwulan IV 2020.

“Ini terbukti tumbuh -0,44 Persen (yoy) meningkat dibandingkan Triwulan IV 2020 (-2,1 9 Persen, yoy),” tuturnya. Senin (10/05/2021)

Ditempat yang sama, Direktur Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jawa Timur, Harmanta, menjelaskan perkembangan ini didorong oleh kinerja sektor eksternal yang meningkat tajam. Sejalan dengan Pemulihan Ekonomi Global yang semakin kuat dan akselerasi stimulus fiskal yang berlanjut.

“Perbaikan ekonomi domestik terjadi pada hampir semua komponen PDB pengeluaran dan lapangan usaha (LU), dari sisi pengeluaran kinerja ekspor pada triwulan 1 tumbuh positif,” ungkapnya.

Terkait kebijakan bauran Bank Indonesia, Deputi Kepala Perwakilan BI Jatim, Imam Subarkah. Menjelaskan, sesuai dengan keputusan Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia 19-20 April 2021, hasilnya keputusan sejalan dengan perlunya menjaga stabilitas nilai tukar Rupiah dari dampak masa tingginya ketidakpastian pasar keuangan global meskipun prakiraan inflasi tetap rendah.

“Untuk mendukung Pemulihan Ekonomi Nasional lebih lanjut, Bank Indonesia mengoptimalkan bauran kebijakan moneter dan makroprudensial akomodatif serta mempercepat digitalisasi sistem kinerja Ekonomi Indonesia dan Jawa Timur pada tahun 2021 diperkirakan meningkat secara bertahap inflasi meningkat dan berada di target sasaran,” terangnya.

Lanjut Imam, Ekonomi Global diperkirakan membaik pada tahun 2021 berdasarkan WEO April 2021, IMF memproyeksikan ekonomi dunia akan tumbuh meningkat dibandingkan tahun 2020.

“Peningkatan kinerja ekonomi juga diproyeksikan terjadi pada tiga mitra dagang utama Jawa Timur yaitu Jepang Tiongkok dan Amerika Serikat,” lanjutnya.

Menurut Imam, Ekonomi Indonesia dan Jawa Timur pada tahun 2021 diperkirakan tumbuh lebih tinggi dibandingkan tahun 2020 sejalan dengan perkiraan meredanya pandemi Covid-19 diiringi dengan optimalisasi penggunaan vaksin covid dan semakin banyak pembukaan sektor prioritas dengan Protokol Kesehatan.

“Sedangkan inflasi sendiri, Indonesia dan Jawa Timur pada tahun 2021 diperkirakan meningkat dibandingkan tahun 2020 namun masih berada di target sasaran 3,0 Persen kurang lebih 1 Persen (yoy),” jelasnya.

Kepala Divisi Sistem Pembayaran dan Pengelolaan Uang Rupiah KPw BI Jatim, Abrar, menambahkan, terkait neraca perdagangan Jawa Timur masih mengalami defisit. Neraca perdagangan Jawa Timur pada Triwulan 1 tahun 2021 mengalami defisit. Sejalan dengan peningkatan impor LN yang lebih tinggi ditengah ekspor LN yang mengalami kontraksi.

“Ini terbukti Neraca perdagangan Jawa Timur pada Triwulan I tahun 2021, tercatat mengalami defisit sebesar USD 738,80 juta. Terjadi peningkatan defisit neraca perdagangan dibandingkan Triwulan IV tahun 2020 yang tercatat mengalami defisit sebesar USD 268,13 Juta. Defisit Neraca Perdagangan Jawa Timur yang terjadi pada Triwulan I tahun 2021 disebabkan oleh peningkatan Impor Jawa Timur di tengah pertambatan Ekspor LN Jawa Timur,” pungkasnya. (M9)

Komentar

Berita Terkait