Pemerintah Upayakan Perlindungan bagi WNI di Wuhan

Detiknews.id – Pemerintah berupaya keras untuk memberikan perlindungan dan mencukupi kebutuhan bagi warga negara Indonesia (WNI) yang saat ini masih berada di Wuhan, Tiongkok.

Presiden Joko Widodo yang juga memantau perkembangan wabah korona baik di Indonesia maupun di Tiongkok sendiri mengatakan bahwa pihak Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) yang berada di Beijing terus menjalin kontak dengan WNI di sana.

“Sementara masih berada di sana. KBRI sudah bicara detail dan mengikuti,” ujarnya di PT PAL Indonesia, Surabaya, pada Senin, 27 Januari 2020.

Kepala Negara menjelaskan, pemerintah melalui KBRI berupaya keras untuk memenuhi kebutuhan logistik para WNI tersebut dan memastikan agar pengiriman bantuan tersebut dapat berjalan dengan baik.

Terkait wabah virus korona tersebut, Presiden kembali mengimbau masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan. Meski demikian, masyarakat diminta untuk tidak panik dan cemas secara berlebihan.

“Pengawasan di semua bandara kita terutama yang berhubungan dengan flight dari dan ke Tiongkok sudah kita lakukan. Yang paling penting hati-hati dan waspada terhadap gejala yang ada,” tuturnya.

Menyikapi adanya virus corona yang mewabah di Wuhan, Perhimpunan Pelajar Indonesia di Tiongkok cabang Wuhan (PPITW) mengeluarkan press release bertanggal 24 Januari 2020. Press release bernomor 078/PPITW//PR/I/2020 ditandatangani oleh mbak Rifqa Gusmida sebagai sekretaris dan mas Nur Musyafak sebagai Ketua PPITW.

Isi selengkapnya seperti ini: Sehubungan dengan penyebaran virus Corona misterius di Wuhan, China dan banyaknya informasi yang beredar, kami dari PPIT Wuhan mengabarkan bahwa: Jumlah Mahasiwa dan WNI di Wuhan 93 orang (per 24 Januari,11.00 waktu Wuhan), Tidak ada laporan WNI di kota Wuhan yang terjangkit virus Corona, Semua mahasiswa rata-rata tinggal di asrama dan selalu dalam pantauan kampus, Hampir seluruh kampus di Wuhan melakukan tindakan pencegahan dengan memberikan masker, sabun cair dan thermometer gratis kepada tiap mahasiswa, PPIT Wuhan selalu berkoordinasi dengan KBRI Beijing, Direktorat Perlindungan WNI dan BHI dan telah bergabung dengan group wechat untuk mempermudah komunikasi dan konsultasi, WNI di Wuhan dimonitor oleh KBRI Beijing tiap saat, KBRI meminta untuk tidak panik, Akses transportasi memang di tutup sementara baik kereta, pesawat, bus dari Wuhan maupun menuju Wuhan untuk mengurangi resiko penyebaran Virus Corona, Pemerintah pastikan supply ke Wuhan tidak terganggu dan supermarket akan tambah stok makanan, Untuk informasi mengenai keadaan di Wuhan dapat menghubungi: Ketua PPIT Wuhan: Nur Mussyafak: +86 156 2389 6756 Kemenlu: Tony W. (+62 821 2377 1163) KBRI Beijing: Ariyanto Surojo (+86 138 1128 4505), Yaya Sutarya (+86 131 4645 3974), Budi Atyasa (+86 135 5223 5327)

Baca Juga
Sinergitas TNI-Polri dan Pemerintah, Dandim Merauke Sosialisasi Protokol Covid-19 dan Karhutla

Press release itu juga menyertakan nomor telepon yang bisa dihubungi untuk memastikan keadaan mahasiswa yang ada di Wuhan. Di Wuhan sendiri, PPITW memiliki ranting yang merupakan kampus-kampus di mana mahasiswa Indonesia menimba ilmu. Dan setiap ranting memiliki ketua-ketuanya masing-masing. Semua itu demi memudahkan koordinasi baik dalam keadaan normal maupun dalam keadaan yang seperti saat ini.

Ketua-ketua ranting tersebut pun siap untuk dihubungi kapan saja. Bisa ditanyakan apa saja tentang kondisi Wuhan saat ini. Juga tentang kondisi mahasiswa yang masih berada di sana. Nah, nama ketua ranting berikut nomor telponnya saya sertakan juga.

Central China Normal University Ketua Ranting: Muhammad Aris Ichwanto Wechat: marisichwanto WA: 085234674577
Wuhan University Ketua Ranting: Fahmi Wechat: imfahtida WA: 0895378895343
Wuhan University of Technology Ketua Ranting: Rian Wechat: alfiriantamara WA: 081383853510
Huazhong University of Science and Technology Ketua Ranting: Aas
Wechat: khoirulumamh WA: 081230241989
Jianghan University Ketua Ranting: Rio Wechat: cikal3701 WA: 08127651399

Baca Juga
Menyiapkan Manusia Indonesia 2040, Pemerintah Kampanyekan Cegah Stunting

Ada beberapa universitas di luar kota Wuhan. Tetapi mereka bergabung menjadi satu ranting tiap kota dikarenakan jumlah mahasiswanya terlalu sedikit untuk menjadi ranting tersendiri. 1. Xianning Ketua Ranting: Verrol Wechat: verroled WA: 085254093576; Jingzhou dan Xiangyang Ketua Ranting: Arief Wechat: AriefDimas99 WA: +8615607219978; Enshizhou Ketua Ranting: Marina Wechat: febrianamarina WA: +8618602792912; Huangshi Ketua Ranting: Kamal Wechat: mkikhsan16 WA: +8618672017390

Nama-nama beserta nomor telepon di atas dapat dihubungi kapan saja, untuk menanyakan keadaan para mahasiswa yang masih berada di Wuhan. Kami di Wuhan sangat menyayangkan adanya berita yang simpang siur yang beredar di media-media tanah air. Berita-berita tersebut tidak mencerminkan kebenaran yang terjadi.

Salah satu contohnya adalah berita yang mengatakan bahwa mahasiswa di Wuhan “tidak boleh keluar kamar”. Berita tersebut tentu saja membuat para orang tua di rumah khawatir. Apalagi kata tersebut dikutip dari pernyataan salah seorang mahasiswa yang berada di Wuhan. Tentu saja menggemparkan. Bukan saja warga di Indonesia. Kami juga ikut gempar.

Baca Juga
Dukung Pemanfaatan Sumber Ekonomi Baru, Saat Presiden Analogikan Kondisi Ekonomi Lewat Film

Belakangan, setelah dikonfirmasi, ternyata tidak ada statement yang menyatakan “tidak boleh keluar kamar.” Kawan yang menjadi nara sumber mengatakan “nggak berani keluar kamar” . Kata boleh dan berani sangat berbeda artinya . Dan sudah pasti beda pemahamannya.

Berita lain juga beredar tentang mahasiswa asal Jawa Timur yang terjebak di Wuhan dalam kondisi logistik menipis. Tentu saja berita ini mengagetkan orang. Bahkan Ibu Gubernur Jawa Timur pun ikut mengklarifikasi. Ternyata sumber berita bukan dari rekan Jawa Timur yang berada di Wuhan, tetapi dari sumber lain. Dan berita tersebut pun sudah diklarifikasi dan diubah.

Dengan sejujurnya saya menyatakan bahwa kondisi kami di Wuhan baik-baik saja. Semua mahasiswa dalam keadaan sehat. Ketersediaan bahan pangan tercukupi. Kalaupun menipis, masih ada supermarket yang buka. Seandainyapun kekurangan dana, kami masih memiliki dana di PPITW yang bisa digunakan untuk berbelanja.

Berita-berita yang tidak benar tersebut membuat kami sedikit stress dan panik. Padahal sudah berkali-kali diingatkan untuk tidak panik. Baik dari otoritas kampus, pemerintah China, bahkan KBRI sendiripun juga menyarankan untuk tetap tenang dan tidak panik.

Karena itu, kami memohon dukungan dan doa dari semua pembaca Seword, dan seluruh warga Indonesia. Dukunglah kami dengan tidak membuat berita yang tidak sesuai dengan kenyataan. Dukunglah kami dengan menggunakan kata-kata yang sesuai dengan keadaan kami, bukan dengan kata-kata yang bombastis demi meraih rating. Kami bukan objek rating. Kami masih manusia. Kami masih warganegara Indonesia. Kami semua masih saudara, sahabat, anak, dari Anda semua.

Pewarta: Daniel

Komentar

Berita Terkait