DPC Peradi Surabaya Bersama UINSA Gelar PKPA, Ada 5 Materi Baru Hukum Syari’ah 

Detiknews.id Surabaya – DPC Peradi Surabaya menggelar Pendidikan Khusus Profesi Advokat (PKPA) bekerjasama dengan Fakultas Syariah dan Hukum, Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya (UINSa) diikuti oleh 43 peserta. Kegiatan dilaksanakan mulai tanggal 15 Juli hingga 12 Agustus 2023.

Dihadiri, Ketua DPC Peradi Surabaya Hariyanto SH, M Hum, Dekan Fakultas Syariah dan Hukum UINSA, Dr Hj. Suqiyah Musa’faah M.Ag, Wakil Dekan I Dr H. M Arif, Wakil Dekan III Dr. Mahir Amin, M.Fil.I dan Ketua Panitia Dr. Hermawan SH, MH.

PKPA ditutup dengan dibagikan souvenir secara simbolis / M9

Dalam sambutannya, Ketua Panitia Dr. Hermawan SH, MH, menuturkan, PKPA yang diadakan PERADI dan UINSA ada 39 tatap muka. Beda dengan yang dilakukan oleh Universitas lain, karena disini ada tambahan 5 materi baru. Materi baru yang penting, yaitu Sengketa Perbankan Syariah, Sengketa Hukum Agraria, Sengketa Hukum Kesehatan, Hukum Umat Islam dan Profesional Lawyer advisor.

“PKPA Angkatan I di UINSA ini luar biasa. Hasil dari peserta PKPA, untuk Ujian Profesi Advokat (UPA) Lulus 95 persen. Selanjutnya, untuk bulan September ada upgrade keilmuan di Fakultas Syariah dan Hukum UINSA,” tuturnya. Minggu (13/08/2023)

Ketua DPC Peradi Hariyanto SH, M Hum Surabaya, mengucapkan terimakasih dengan semua yang terlibat di acara PKPA. Semua peserta 100 persen mendapatkan sertifikat dari Peradi pusat. Insyaallah, peserta PKPA disini hasilnya tidak mengecewakan.

“Jangan berhenti belajar praktik tanpa teori yang bagus, tidak didasari itu maka tidak mendapatkan apa-apa. Ilmu yang bagus harus berdasar teori dan praktik yang bagus, tanpa itu semua kualitas diri kita akan berkurang,” jelasnya.

Masih dengan Hariyanto, teori saja atau membaca buku saja tidak cukup. Teori tanpa praktik ibarat orang lumpuh, teori dan praktik harus beriringan seperti dua sisi mata uang.

“Input dan outputnya seimbang, ada etika yang dibangun. Universitas dengan PKPA adalah tempat kawah candradimuka, penggodokan profesi yang berkualitas dan patut dihandalkan,” ungkapnya.

Menurut Hariyanto, ada 14 universitas di Jawa Timur yang sudah bekerjasama dengan Peradi. Yang sudah melaksanakan PKPA ada 8 universitas, dan 6 universitas yang belum PKPA. Seperti Ubhara, Wijaya Kusuma, Unair satu tahun bisa 3-4 kali PKPA.

“Harapannya, dengan kerjasama ini terus berlanjut, bermanfaat bagi sesama. Teori saja membaca buku saja tidak cukup. Teori tanpa praktik ibarat orang lumpuh, teori dan praktik harus beriringan seperti dua sisi mata uang. Input dan outputnya seimbang, ada etika yang dibangun. Melalui PKPA, sebagai tempat kawah candradimuka. Penggodokan profesi yang berkualitas dan patut dihandalkan,” ungkapnya.

Ditempat yang sama, Dekan Fakultas Syariah dan Hukum UINSA, Dr Hj. Suqiyah Musa’faah M.Ag didampingi Wakil Dekan III Dr. Mahir Amin, M.Fil.I menambahkan, terimakasih kepada PERADI yang telah memberikan keilmuan yang luar biasa selama PKPA. Ini merupakan angkatan I, yang menjadi pondasi bagi PKPA selanjutnya.

“Selain itu, yang terlahir dari PKPA Angkatan I ini mendapatkan 2 etika profesi yang dihandalkan. Pengabdian kepada Tuhan dan pengabdian kepada masyarakat. Kejujuran dan pengabdian merupakan keberhasilan dalam kesuksesan profesi sebagai Advokat,” ujarnya.

Lanjutnya, kita tutup secara resmi PKPA kali ini, iringan dia semoga semua diberkahi sehat dan ilmunya manfaat. Teori dan praktik selalu mengikat, tanpa salah satu tidak berkembang dan tidak hidup. Ilmu yang diterapkan akan terus berkembang, mari kita kembangkan ilmu untuk menjalankan tugas berkeadilan.

“Semoga dengan kelulusan ini bisa menjadi Advokat yang amanah, adil dan makmur untuk masyarakat. Kita tutup secara resmi PKPA ini, semoga semua diberkahi sehat dan ilmu manfaat. Teori dan praktik selalu mengikat, tanpa salah satu tidak berkembang dan tidak hidup. Ilmu yang diterapkan akan terus berkembang, mari kita kembangkan ilmu untuk menjalankan tugas berkeadilan,” tandasnya.

Dua peserta didik PKPA, Alumni UNEJ Dara, dan Iftita alumni dari Universitas Brawijaya mengakui, kami dapat info dari sosial media. Kami memilih disini ada tambahan program materi yang bagus sesuai dengan bidang saya di Perbankan Syariah.

“Selain itu, pemberi materi merupakan tokoh yang berkualitas seperti Hakim dan tokoh Hukum lainnya yang kompeten di bidangnya,” pungkasnya. (M9)

Komentar

Berita Terkait