Detiknews.id Surabaya – Surabaya Grammar School (SGS) menjadi fasilitator percontohan sekolah dari para Kepala Sekolah dari Singapura. Salah satunya adalah Nanyang Technological University Singapore dihadiri oleh Mohammad Gaddafi dan tim Sementara dari SGS dihadiri oleh Esti Diah Purwitasari dan tim. Kehadiran pertemuan dari dua sekolah disambut baik oleh Kepala Dinas Pendidikan Surabaya, Ir. Yusuf Masruh, M.M.
Keberhasilan Surabaya dalam menerapkan pembelajaran tatap muka (PTM) pascapandemi Covid-19 memikat perguruan tinggi dari luar negeri. Terkait ini, Dispendik Surabaya mendukung sistem Pembelajaran SGS sehingga 13 Sekolah Singapura tertarik untuk studi banding.
“Program kunjungan ini merupakan bertujuan adalah ‘studi banding’ kebijakan Pendidikan di Surabaya. Terutama dalam hal kurikulum dan kebijakan pengelolaan dana Bantuan Operasional Pendidikan (BOP) ke Sekolah Negeri ,” tutur Kepala Dinas Pendidikan Surabaya, Ir. Yusuf Masruh, M.M.
Masih dengan Yusuf, Indonesia, khususnya Surabaya, dipilih karena dianggap telah berhasil menjalankan sistem Pembelajaran Tatap Muka setelah pandemi menurun. Pemkot mendukung dengan kunjungan luar negeri dengan sistem pendidikan di Surabaya.
“Kami berharap silaturahmi ini masih bisa ditindaklanjuti lagi nanti. Kita upayakan untuk kolaborasi. Bisa bertukar pikiran tentang model dan strategi pembelajaran untuk anak,” terangnya.
“Disamping itu, tim dari Singapura juga mengkaji tentang kebiijakan pengelolaan dana operasional sekolah, bagaimana memanfaatkannya dengan semaksimal mungkin untuk mendorong bangkitnya pembelajaran di sekolah,” terangnya.
Ditempat yang sama Mohammad Gaddafi perwakilan dari Sekolah di Singapura menjelaskan, pertemuan itu baru titik awal. Pihaknya berharap ke depan Singapura dan Surabaya bisa kolaborasi. Misalnya, dengan mengombinasikan sistem pendidikan di Surabaya dan Singapura.
“Kami harap ke depan ada kerja sama antarsekolah di Surabaya dan Singapura. Guru| guru Surabaya bisa difasilitasi ke Singapura untuk belajar tentang cara mengajar. Juga masih banyak lagi yang bisa dipelajari,” kata Gaddafi.
Esti Diah Purwitasari Kepala Sekolah SGS menambahkan, kami merasa bangga dengan kedatangan para Kepala Sekolah dari Singapura. Dimana, mereka menganggap sekolah kami sebagai acuan studi banding.
“Hal ini dilakukan untuk dapat lebih fokus mengamati pembelajaran di sekolah negeri di Surabaya, sekaligus sharing pengalaman praktis tentang kebijakan kurikulum dan pengelolaan dana operasional sekolah,” tandasnya.
Perlu diketahui, untuk Sekolah SGS ada 4 cabang antara lain, pertama di Wisata Bukit Mas II blok G no. 2-7, lakarsantri, Surabaya. Kedua, di Wisata Bukit Mas II blok H no. 1-5, lakarsantri, Surabaya. Ketiga, di Jalan Avoca DA 02/ 2, Grand Pakuwon, Tandes, Surabaya. Keempat di Jalan Ir. H. Soekarno 417A, Merr, Surabaya. (M9)
Komentar