Detiknews.id Surabaya – Bank Indonesia Kantor Perwakilan Jawa Timur, mendorong seluruh elemen pemerintah dan swasta. Untuk memperkuat kolaborasi dalam penguatan konsumsi, ekspor, dan investasi guna mencapai target pertumbuhan ekonomi 2026. Hal ini dipaparkan di Pertemuan Tahunan Bank Indonesia (PTBI) 2025.
PTBI 2025, Deputi Kepala BI Jatim M. Noor Nugroho, menegaskan, pentingnya kewaspadaan terhadap dinamika global yang masih tinggi.
“Ketidakpastian global masih tinggi dan prospek ekonomi dunia melambat. Namun perekonomian domestik tetap solid dengan inflasi yang terjaga di sasaran,” ujarnya.
Kinerja Ekonomi Jatim Tetap Kuat
Dalam paparan bertema “Tangguh dan Mandiri: Sinergi Mendorong Pertumbuhan Ekonomi Lebih Tinggi dan Berdaya Tahan”, Noor menyampaikan, bahwa ekonomi Jawa Timur pada kuartal III/2025 tumbuh 5,52 persen (yoy), menjadikannya kontributor terbesar kedua secara nasional.
Pertumbuhan ini terutama ditopang konsumsi rumah tangga dan investasi. Pada kuartal IV/2025, BI memproyeksikan ekonomi Jatim tetap solid didorong permintaan domestik dan eksternal. Secara keseluruhan, pertumbuhan ekonomi Jatim pada 2025 diperkirakan berada pada kisaran 4,7 persen –5,5 persen.
Inflasi Jatim hingga Oktober 2025 tercatat 2,96 persen (yoy) dan 1,98 persen year to date. Secara spasial, seluruh kabupaten/kota di Jatim berhasil menjaga inflasi di rentang sasaran 2,5 persen ± 1 persen. Namun BI tetap mewaspadai potensi tekanan inflasi menjelang akhir tahun.
Proyeksi 2026 Lebih Cerah
Dengan mempertimbangkan potensi ekonomi dan keberlanjutan proyek strategis nasional (PSN), BI memperkirakan pertumbuhan ekonomi Jatim pada 2026 akan menguat di kisaran 4,8 persen –5,6 persen dengan inflasi tetap terkendali pada 2,5 persen ± 1 persen.
“Momentum pertumbuhan perlu dijaga dengan penguatan konsumsi masyarakat, peningkatan ekspor, serta akselerasi investasi,” tambah Noor.
Untuk itu, BI Jatim menyiapkan enam rekomendasi utama:
- Akselerasi investasi daerah
- Penguatan sektor industri
- Penguatan UMKM
- Optimalisasi keuangan daerah
- Digitalisasi sistem pembayaran
- Pengendalian inflasi
Konsep Sumitronomic untuk Transformasi Ekonomi
Sementara itu di Jakarta, Gubernur BI Perry Warjiyo memaparkan, strategi penguatan ekonomi nasional berdasarkan kerangka Sumitronomic, gagasan Prof. Sumitro Djojohadikusumo. Dimana, menekankan peran negara dalam pembangunan ekonomi, industrialisasi, dan proteksi kepentingan domestik, demi kemandirian nasional.
Perry menyebut, pertumbuhan tinggi memerlukan transformasi sektor riil melalui peningkatan modal, tenaga kerja, dan produktivitas. Serta kebijakan industrial, untuk hilirisasi SDA unggulan seperti nikel, timah, dan bauksit.
“Kebijakan industrial harus ditopang kebijakan struktural yang memperbaiki iklim investasi,” tegasnya.
Perry, menambahkan, bahwa terdapat lima area sinergi penting, untuk memperkuat ekonomi nasional:
- Menjaga stabilitas dan mendorong permintaan
- Hilirisasi, industrialisasi, dan ekonomi kerakyatan
- Penguatan pembiayaan dan pasar keuangan
- Akselerasi ekonomi dan keuangan digital
- Kerja sama investasi serta perdagangan internasional
(M9)



Komentar