Detiknews.id Jombang – Empat jenis Kopi Wonosalam, Liberica, Robusta, Arabika dan Excelsa. Keempatnya hasil dari petani dari Desa Wojo Wonosalam Jombang, tempat para petani Kopi binaan Bank Indonesia Jawa Timur. Bank Indonesia bersama Jurnalis menggali ilmu selama 3 hari dari tanggal 27- 29 November 2011, ini tempat belajar bagaimana melihat Kopi unggul berkualitas. Proses dari panen hingga pengeringan maupun penggorengan sesuai dengan Standar Operasional Prosedur (SOP), adalah suatu alur/cara kerja yang sudah ter-standarisasi dengan hasil merah.
Menghadirkan Yayak Ketua Kelompok Petani Kopi Desa Wojo Wonosalam Jombang, memaparkan disini kami membina puluhan kelompok tani. Sedangkan istri para petani kami budidayakan untuk dipekerjakan.
“Untuk menghasilkan kualitas Kopi yang mempunyai nilai jual tinggi dengan melihat bibit kopinya. Satu bulan sebelumnya sudah dipersiapkan. Dari awal petikan Kopi berwarna merah matang dan masih segar,” jelas Yayak Ketua Kelompok Petani Kopi Desa Wojo Wonosalam Jombang.
Menurut Yayak, pertama yang dilakukan untuk mendapatkan Kopi berkualitas setara Grade satu. Untuk proses itu ada 2 standarnya. Yaitu proses kering dan proses basah. Kalau kering Natural, dan proses kopi dari kebun langsung di rambang. Kemudian dijemur sampai kering hingga 1 bulanan. Dari awal petikan merah matang masih segar. Dari rumah langsung diproses, entah di rambang dulu atau tidak.
“Kopi mentah di rambang dengan air, jika Kopi mengambang maka Kopi tersebut rusak dan harus dibuang. Sedangkan jika buah Kopi tenggelam bisa dijadikan bibit ataupun bisa dikonsumsi dengan proses standarisasi yang baik dan benar,” paparnya.

Lanjut Yayak, untuk proses basah, lebih baik dengan sistem semi wash. Kenapa semi wash, karena rasanya lebih strong daripada full wash kopi habis dari kebun ditambang dulu, yang tenggelam kulitnya dipecah kemudian di fermentasi. Difermentasi lebih dari 36 Jam dicuci lagi untuk menghilangkan lendirnya.
“Kulit Kopi yang paling luar Cherry, dalamnya lagi ada kulit cangkang atau kulit tanduk atau biji HS. Untuk misahin kulit luar namanya Palper, kemudian difermentasi dicuci hingga kering,” ungkapnya.
Masih dengan Yayak, lalu difermentasi sampai mengurai, dicuci sampai bersih dan dijemur sampai kering. Setelah kering dipisah lagi dengan Haller, alat pemisah kulit kering. Kalau basah dipalper, kemudian di roasting biji kopinya.
“Dari awal petikan merah matang masih segar maka hasil yang didapat akan menghasilkan kualitas Kopi yang mempunyai citarasa tinggi,” tutupnya. (M9)
Komentar