Detiknews.id Surabaya – Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), Taruna Ikrar, secara resmi melepas ekspor rempah Indonesia. Tercatat bebas kontaminasi Radionuklida Cesium-137 ke Amerika Serikat. Seremoni pelepasan digelar di PT Terminal Petikemas Surabaya (TPS), Pelabuhan Tanjung Perak, Surabaya.
BPOM, melepas rempah Indonesia. Sejumlah 8 kontainer berisi cengkeh (clove) dan kayu manis (cinnamon) dengan total volume 174 ton dan nilai ekonomi sekitar Rp14 miliar. Menandai langkah strategis pemerintah dalam menjaga keberlanjutan akses pasar global. Sekaligus menegaskan komitmen Indonesia, terhadap pemenuhan standar keamanan pangan internasional.
Amerika Serikat merupakan salah satu pasar utama rempah Indonesia. Namun, dalam beberapa waktu terakhir, otoritas setempat memperketat pengawasan menyusul temuan kontaminasi Cesium-137 pada sejumlah produk ekspor.
Melalui Import Alert 99-51 dan 99-52, U.S. Food and Drug Administration (US FDA) menerapkan, mekanisme Detention Without Physical Examination (DWPE) terhadap komoditas tertentu, termasuk rempah-rempah.
Menindaklanjuti kebijakan tersebut, US FDA secara resmi menunjuk BPOM sebagai Certifying Entity (CE), untuk produk rempah asal Indonesia yang diekspor ke Amerika Serikat. Penunjukan ini memberikan mandat kepada BPOM untuk melakukan pemeriksaan fasilitas produksi, verifikasi, pengambilan contoh, pengujian cemaran radionuklida, hingga penerbitan Shipment-Specific Certificate (SSC) sebagai jaminan keamanan produk sesuai ketentuan Import Alert 99-52.
“Alhamdulillah, hari ini kita melepas ekspor rempah bebas Cesium-137 ke Amerika Serikat. Penunjukan BPOM sebagai Certifying Entity oleh US FDA merupakan bentuk diplomasi berbasis kepercayaan dan pengakuan terhadap kredibilitas sistem pengawasan pangan Indonesia,” ujar Taruna Ikrar.
Menurut Taruna, BPOM telah memperkuat regulasi, sistem pengawasan, dan teknis lapangan, termasuk pemindaian cemaran Cesium-137 menggunakan Radioisotope Identification Device (RIID). Bekerja sama dengan BAPETEN, serta pengujian lanjutan di laboratorium Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN).
Pada periode November–Desember 2025, tercatat sebanyak 125 shipment rempah siap diekspor ke Amerika Serikat. Sebanyak 82 persen telah melalui proses pemindaian dan pengambilan contoh, dengan 37 SSC, yang diterbitkan hingga 12 Desember 2025.
Apresiasi terhadap kinerja BPOM disampaikan Ketua Bidang Komunikasi dan Diplomasi Satgas Penanganan Kontaminasi Cesium-137, Bara Krishna Hasibuan.
Menurut Bara, langkah cepat dan terukur BPOM menjadi kunci pemulihan ekspor rempah ke pasar Amerika Serikat.
“US FDA tidak pernah melarang total rempah Indonesia, melainkan menerapkan skema red list dan yellow list. Produk yang dilepas hari ini berasal dari perusahaan kategori yellow list, dan BPOM telah menjalankan perannya sebagai Certifying Entity secara profesional,” ujar Bara.
Dukungan juga disampaikan PT Terminal Petikemas Surabaya sebagai lokasi seremoni. Direktur Operasi TPS, Noor Budiwan, menegaskan kesiapan pelabuhan dalam mendukung kelancaran ekspor.
“Pelepasan ekspor ini menunjukkan komitmen Indonesia, terhadap standar keamanan pangan internasional. Sekaligus memperkuat peran pelabuhan, sebagai simpul penting rantai logistik global. TPS siap mendukung proses ekspor yang aman, efisien, dan sesuai standar internasional,” ungkapnya.
Melalui pelepasan ekspor ini, pemerintah berharap kepercayaan mitra dagang global terhadap produk pangan Indonesia. Semakin menguat, serta daya saing rempah nasional di pasar internasional terus meningkat. (M9)





Komentar