Detiknews.id Surabaya– Afrika Selatan disebut negara Eropa di Afrika karena keindahan dan majunya negeri ini di bandingkan negara Afrika lainnya. Semua itu dilihat dari sistem perbankan, hukum, telekomunikasi dan majunya infrasturktur yang menghubungkan satu kota ke kota lainnya. Masuk kita ketiga terbaik di dunia setelah Amerika Serikat dan Kanada.
Bank Indonesia menggelar Ngopi Vol.22 dengan tema Sambut Peluang Ekspor Pasar Afrika melalui daring. Dengan menghadirkan nara sumber, Kepala ITPC Johannesburg Anggun Paramita Mahdi, Director Seven Oceans Trading Henriko Yanto Suparyanto dan Deputi Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jawa Timur Harmanta.
“Kami mensupport #SobatRupiah dan #TemanNgopi, Afrika menjadi salah satu wilayah dengan potensi ekonomi dan hubungan dagang yang tinggi dengan Indonesia,” tutur Deputi Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jawa Timur Harmanta. Kamis (12/11/2020)
Lanjut Harmanta, hal ini tercermin dengan adanya beberapa indikator positif seperti adanya komitmen beberapa perusahaan tanah air mengirimkan perwakilan di Afrika Selatan, hingga rencana investasi baru perusahaan Afrika Selatan ke Indonesia.
“Selain itu transaksi dagang seperti ekspor juga terus didorong salah satunya melalui UKM untuk dapat masuk ke pasar Afrika,” jelasnya.
Masih dengan Harmanta, namun minat beli masyarakat Afrika Selatan yang rendah terdapat produk baru. Brand minded, masyarakat lebih memilih produk dan barang yang sudah mereka kenal.
“Harga dan Kualitas, ingin membeli barang murah tapi berkualitas. Mayoritas 81 persen penduduk berkulit hitam adalah kelompok paling termajinalkan,” ungkapnya.
Anggun Paramita Mahdi, Kepala ITPC Johannesburg menambahkan, import duty yang terkadang tidak masuk akal plus 15 persen import tax wajib untuk semua barang Fluktuasi kurs Rand terhadap Dollar dan Freight sering membuat barang import menjadi mahal Persaingan jenis produk yang sama dari negara lain. Sikap kurang jujur terkadang dari pelaku bisnis di Afrika Selatan
“Peluang besar dan Positif, Afrika Selatan adalah salah satu negara pengimpor lebih dari 60 persen produks dan barang dari negara lain. Peluang cukup besar untuk produk dan barang dari Indonesia dapat memasukinya,” jelasnya.
Ditempat yang sama, Henriko Yanto Suparyanto Director Seven Oceans Trading menambahkan, Afrika Selatan sekitar $7 juta hitam 81 persen, berwarna 9 persen, putih 8 persen dan Indians 3 persen).
“Ini merupakan pasar yang menjanjikan asalkan kita tahu produk apa yang bisa di pasarkan. Disini kunci kecil sukses dapat memasuki pasar di Afrika dan SADC,” tandasnya.
Top 10 Import Afrika Selatan; Mineral fuels inciuding oil: US$14.8 billion (16.8% of total imports)
Machinery including computers: $11.2 billion (12.7 persen) Electrical machinery, equipment: $8.6 billion (9,7 persen) Vehicles: $7 billion(8 persen). Plastics, plastic articles: $2.5 billion (2,8 persen) Pharmaceuticals: $2.4 billion (2.7 persen)
Optical, technical, medical apparatus: $2.2 billion (2.5 persen) Other chemical goods: $1.6 billion (1.8 persen). Organic chemicals: $1.4 billion (1.6 persen). Books newspapers, pictures: $1.3 billion (1.596)
Selain itu Afrika Selatan adalah The Big Brother dan Gate Way into the SADC / Southern African Development Community (SADC) adalah komunitas ekonomi regional terdiri dari 16 negara: Angola, Botswana, Comoros, Democratic Republic of Congo, Eswatini, Lesotho, Madagascar, Malawi, Mauritius, Mozambique, Namibia, Seychelles, South Africa, Tanzania, Zambia and Zimbabwe dengan total populasi sekitar 350 juta pasar yang menjanjikan. Dimana banyak produk dan barang di ekspor dari Afrika Selatan. (M9)
Komentar