Detiknews.id Surabaya – AKBP Memo Ardian adalah salah satu Perwira Polda Jatim, menjabat sebagai Kayanma Polda Jatim bercerita tentang spritualitas kehidupan. Banyak sekali dimensi kehidupan dan semuanya bersifat universal. Ini terbukti dari perjalanan hidup yang selalu belajar dan terus belajar mengkaji berdialog dengan alam semesta dan seisinya, melalui Meditasi.
Spiritualitas pada AKBP Memo Ardian membawanya dipercaya untuk menjabat di bidang Yanma di Polda Jatim, sebagai Kayanma. Pelayanan Markas Kepolisian Negara Republik Indonesia atau Yanma Polri adalah unsur pelayanan yang bertugas di tingkat Mabes Polri.
Kayanma Polda Jatim AKBP Memo Ardian menuturkan, Spiritualitas adalah pengerahan segenap potensi rohaniah dalam diri manusia yang harus tunduk pada ketentuan dalam melihat segala macam bentuk realitas baik dalam dunia empiris maupun dalam dunia kebatinan.
“Spiritualitas merupakan konsep yang luas dengan berbagai dimensi dan perspektif yang ditandai adanya perasaan keterikatan (koneksitas) kepada sesuatu yang lebih besar dari diri kita, yang disertai dengan usaha pencarian makna dalam hidup atau dapat dijelaskan sebagai pengalaman yang bersifat universal dan menyentuh,” tuturnya.
Menurutnya, Spiritualitas itu Ngaji Urip dengan mempercayai terhadap Tuhan, contohnya seperti seorang Muslim yang mengimani Allah sebagai pencipta seluruh yang ada di alam semesta ini. Spiritualitas mempunyai hubungan antara manusia dengan Tuhannya dengan menggunakan alat atau instrumen seperti rukun iman dan rukun islam.
“Ngaji Urip dengan mengasah Spiritualitas, dapat merefleksikan nilai seperti memberikan kontribusi kepada umat manusia serta alam semesta. Spiritualitas sangat berperan penting bagi kehidupan kita baik terhadap kehidupan berkeluarga, beragama bahkan pada kehidupan kerja kita,” ungkapnya. Senin (08/01/2024)
Lanjutnya, Spiritualitas adalah kepercayaan akan adanya kekuatan non-fisik yang lebih besar daripada kekuatan diri kita, suatu kesadaran yang menghubungkan kita langsung kepada Tuhan atau sesuatu unsur yang kita namakan sebagai sumber keberadaan.
“Tiap orang memiliki cara yang berbeda untuk mencapai kecerdasan spiritualnya, misalnya melalui berdoa, meditasi, penegasan positif terhadap diri sendiri (afirmasi), menyanyikan lagu-lagu rohani, membaca buku-buku inspirasional, berlibur ke alam terbuka, hingga melakukan kegiatan kerelawanan,” terangnya.
Sedangkan Meditasi adalah salah satu bentuk latihan untuk memusatkan dan menjernihkan pikiran, sehingga Anda bisa merasa lebih tenang, nyaman, dan produktif. Praktik ini umumnya dilakukan dengan cara duduk tenang, memejamkan mata, dan mengatur pernapasan perlahan-lahan dan teratur, setidaknya selama 10–20 menit.
“Dalam Meditasi terfokus melibatkan konsentrasi menggunakan salah satu panca indera. Misalnya, kamu berfokus pada sesuatu yang internal, seperti napas atau faktor eksternal seperti menatap nyala lilin, menatap bulan atau mendengarkan gong. Teknik ini sangat cocok untuk seseorang yang ingin mempertajam fokus dan perhatiannya,” jelas Memo.
Ditambahkan oleh Memo, Meditasi ini juga sering dipraktikkan oleh Nabi Muhammad SAW, ketika sebelum dan sesudah diangkat menjadi Nabi dan Rasul, yang pada saat itu disebut dengan berkhalwat dan tahannuts. Beliau melakukan meditasi di Gua Hira’, ketika menghadapi masalah yang menimpa diri dan umatnya.
Tahannuts merupakan kegiatan penarikan diri dari segala bentuk perbuatan dosa. Tahannuts dan Khalwat yang dilakukan Nabi bertujuan untuk mencari ketenangan jiwa dan kebersihan hati agar memperoleh petunjuk dan hidayah dari Allah SWT, serta mencari hakikat kebenaran yang dapat mengatur segalanya dengan baik
“Dzikir disebut sebagai salah satu teknik ataupun pelatihan meditasi sufistik, artinya dzikir merupakan meditasi berbasis sufi. Alquran menyebutkan tiga tingkatan jiwa yaitu: al-nafs al-ammarah (Yusuf/12: 53), al-nafs al-lawwamah (al-Qiyamah/75: 2), dan al-nafs al-muthma’innah (al-Fajr/89: 27-30),” pungkasnya.
Semoga Alam Semesta dan seisinya, senantiasa diberikan Berkah oleh Allah SWT. Rahayu.. Rahayu.. Rahayu..
(M9)
Komentar