Kementerian Keuangan Jatim Sebut Penerimaan Pajak Capai Rp 18 Triliun, Tumbuh 8 Persen

Kemenkeu Jatim

Detiknews.id Surabaya – Perwakilan Kementerian Keuangan Provinsi Jawa Timur yang dipimpin oleh Sigit Danang Joyo mengadakan kegiatan Press Conference APBN KiTa Regional Jawa Timur. Capaian Penerimaan Pajak dari  Januari hingga Februari tumbuh sebesar 8,43% (c to c) atau sebesar Rp18,22 T.

Dihadiri peserta dari Perwakilan Kementerian Keuangan, Prof. Rudi Purwono dan Media lokal Surabaya. Kegiatan berada di Aula Majapahit GKN Surabaya 1 dan secara daring melalui Zoom Meeting.

a. Perkembangan Ekonomi Regional Jawa Timur
1. Pertumbuhan Ekonomi Jawa Timur Triwulan IV-2023 sebesar 4,69% (yoy), sedikit melambat dibandingkan Triwulan III-2023. Namun demikian, Jawa Timur tetap menjadi kekuatan Ekonomi Ke-2 di Pulau Jawa dengan kontribusi 24,99% dan secara nasional berkontribusi sebesar 14,22% dari total PDB Indonesia di Trieulan IV-2023.

2. Investasi di Jatim konsistem tumbuh. Pada triwulan IV-2023 (Rilis 2 Februari) nilai investasi tercatat sebesar Rp45,04 T tumbuh 15,78% (q-to-q) dan 43,87% (y-on-y) yang terdiri dari PMA sebesar Rp24,33 T tumbuh 50,19% (q-to-q) dan 70,69% (y-o-y), sedangkan PMDN sebesar Rp20,71 T tumbuh 21,45% (y-o-y) namun terkontraksi -8,77% (q-to-q).

3. Tingkat Inflasi Jatim bulan Januari 2024 sebesar 2,47% (y-on-y) namun terjadi Deflasi 0,10% (m-to-m) dan 0,10% (y-t-d). Peristiwa yang mempengaruhi inflasi di bulan ini antara lain pada makanan, minuman, dan tembakau yang memiliki andil paling tinggi terutama beras karena cuaca yang tidak menentu dan rusaknya jalan menyebabkan kurangnya pasokan beras disejumlah wilayah.

4. Jumlah kunjungan Wisatawan Mancanegara (Rilis 1 Maret 2024) pada bulan Januari 2024 melalui Bandara Juanda mencapai 17.196 kunjungan, kontraksi 26,02% (m-to-m) dibanding Desember 2023. Jumlah kunjungan periode Jan 2024 sebanyak 17.196 tumbuh 59,56% (yoy) dibanding periode sama 2023. Tingkat Penghuhian Kamar (TPK) Hotel klasifikasi bintang bulan Januari 2024 sebesar 45,02% kontraksi 17,75% dibandingkan bulan sebelumnya. Rata-rata Lama Menginap Tamu (RLMT) keseluruhan bulan Januari 2024 tercatat sebesar 1,41 hari atau terkontraksi 0,01% dibanding Desember 2023.

5. Nilai Tukar Nelayan (NTN) Jawa Timur bulan Februari 2024 terjadi penurunan sebesar 1,91%. Hal ini terjadi karena Harga Terima Nelayan (It) turun sebesar 1,35% sedangkan Indeks Harga Bayar Nelayan (Ib) naik sebesar 0,57%.

6. Penurunan It disebabkan oleh turunnya indeks secara rata-rata pada kelompok Penangkapan Di Perairan Umum sebesar 1,58% yang disumbang oleh komoditas remis, belut, dan udang; serta Penangkapan Di Laut turun sebesar 1,34% yang disumbang oleh komoditas tongkol, rajungan, dan cakalang. Kenaikan pada Indeks Ib disebabkan oleh kenaikan Indeks Konsumsi Rumah Tangga (KRT) sebesar 1,25% dan Indeks Biaya Produksi Dan Penambahan Barang Modal (BPPBM) sebesar 0,10%.

7. Nilai Tukar Petani Jawa Timur bulan bulan Februari 2024 naik sebesar 3,45% dari 115,86 menjadi 119,85. Hal ini disebabkan karena indeks harga yang diterima petani (It) mengalami kenaikan lebih tinggi dibandingkan indeks harga yang dibayar petani (Ib). It naik sebesar 4,06% dan Ib naik sebesar 0,59%.

b. Perkembangan Realisasi APBN Regional & APBD Konsolidasian.

1. Realisasi APBN Regional
Realisasi Pendapatan Negara mencapai Rp. 43,06 Triliun atau 15,50% dari target sebesar Rp. 277,86 Triliun, secara nominal terkontraksi -3,34% dibandingkan periode yang sama TAYL. Dari sisi Penerimaan Pajak, telah tercapai realisasi sebesar 15,12% (Rp18,22 Triliun) dari target Rp120,52 Triliun.

Sedangkan Penerimaan Kepabeanan dan Cukai mencapai 15,52% (Rp23,59 T) dari target (Rp152,00 T), dan realisasi PNBP mencapai 23,36% (Rp1,25 T) dari target (Rp5,34 T).

Untuk Belanja Negara sampai dengan 29 Februari 2024 telah terserap Rp22,67 Triliun atau 17,65% dari pagu belanja negara di Jawa Timur sebesar Rp128,44Triliun. Kinerja belanja negara ditopang oleh penyerapan belanja K/L sebesar Rp6,92 Triliun atau 14,39% dari total pagu Rp 48,07 Triliun dan realisasi Trasfer Ke Daerah (TKD) mencapai Rp15,75 Triliun atau 19,60% dari total pagu TKD sebesar Rp80,36 Triliun.

Secara keseluruhan, APBN di Jawa Timur sampai dengan 29 Februari 2024 menunjukkan kinerja yang baik ditunjukkan dengan capaian surplus hingga Rp20,38 Triliun atau 13,64% dari target surplus di angka Rp149,42 Triliun.

2. Realisasi APBD Konsolidasian
Realisasi Pendapatan APBD Konsolidasian se-Jatim s.d 29 Februari 2024 Rp20,82 Triliun (16,41%) dari Target TA 2024 sebesar Rp126,86 Triliun, mengalami pertumbuhan baik persentase (25,77%) maupun nominal (25,57%) secara year-on-year (yoy). Sedangkan Belanja APBD Konsolidasian se-Jatim s.d 29 Februari 2024 telah terealisasi Rp7,65 Triliun atau 5,56% dari Pagu Belanja TA 2024 sebesar Rp137,69 Triliun yang didominasi oleh komponen Belanja Pegawai dengan proporsi 54,27%. Sehingga Surplus APBD
s.d 29 Februari 2024 tercatat sebesar Rp13,17 Triliun, dengan Pembiayaan Bersih sebesar –Rp4,57 Triliun menghasillkan SILPA s.d 29 Februari 2024 mencapai Rp8,60 Triliun.

Proporsi Realisasi TKD terhadap Realisasi Pendapatan Daerah sebesar 75,66% menunjukkan bahwa dukungan dana pusat melalui TKD masih menjadi faktor dominan sumber pendanaan APBD di Pemda se-Jawa Timur.

c. Current Issue Kemenkeu Satu Jawa Timur
1. Penyaluran KUR dan UMi
 Sampai dengan Februari 2024, penyaluran Kredit Program mencapai Rp6.759,97 Miliar kepada
152.155 Debitur, terdiri dari penyaluran KUR sebesar Rp6.638,40 Miliar kepada 123.768 debitur, UMI sebesar Rp121,57 Miliar kepada 28.387 debitur.
 Penyaluran KUR tumbuh positif 360,38%(debitur) dan 734,61% (nominal), dan penyaluran Umi mengalami Pertumbuhan 35,32%(debitur), dan 66,87% (nominal).

2. Review Penyaluran TKD
 Sampai dengan 29 Februari 2024, Transfer ke Daerah tercapai realisasi Rp15,75 T (19,60% dari alokasi Rp80,36 T), mengalami pertumbuhan impresif mencapai 33,43% dibandingkan capaian tahun yang lalu. Pertumbuhan ini ditopang oleh pertumbuhan Dak Non Fisik , Dana Desa, DBH, dan DAU.

 Pertumbuhan DAK Non Fisik diperoleh dari Jenis DAK NON Fisik BOSP, dan dana Pelayanan Perlindungan Perempuan dan Anak yang telah terealisasi di bulan Februari ini sementara di Februari 2023 (tahun sebelumnya) belum ada realisasi.

 TKD berkontribusi sebesar 75,66% pada Total Penerimaan APBD di Jawa Timur hal ini menunjukan ketergantungan daerah terhadap penyaluran TKD ini masih cukup besar, sehingga harus memperkuat penerimaan dari PAD, dan Pendapatan Daerah Lainnya.

3. Penerimaan Negara
Beberapa Isu terkait penerimaan negara di Jawa Timur :

a. Pajak (DJP):
 Capaian Penerimaan Pajak Januari hingga Februari tumbuh sebesar 8,43% (c to c) atau sebesar Rp18,22 T. Hal ini menunjukkan trend pertumbuhan positif sejak tahun tahun 2022, sebagai pemulihan aktivitas ekonomi dan berlakunya tarif PPN 11%.

 Penerimaan PPN dan PPnBM di Jawa Timur menyumbang penerimaan sebesar 60,89% dan PPh Non Migas sebesar 38,48%. Pada tahun 2025 tarif PPN akan meningkat menjadi 12% dan diharapkan akan menumbuhkan penerimaan PPN.

 Penerimaan PPN dan PPnBM HouseHold pada Bulan Ramadhan (Maret s.d. April) tahun 2023 lalu tumbuh sebesar 43,9% diproyeksikan penerimaan PPN dan PPnBM HouseHold pada periode Ramadhan (Maret s.d. April) ini turut meningkat.

b. Bea Cukai (DJBC):
 Capaian penerimaan Cukai terkontraksi sebesar 18,39% (yoy). Hal ini merupakan dampak penurunan pemesanan pita cukai HT pada periode Desember 2023 (fasilitas penundaan pembayaran 60 hari).

 Produksi rokok sampai dengan Februari 2024 tumbuh sebesar 1,59M batang atau setara 6,4% (yoy) dibanding periode yang sama pada 2023. Pertumbuhan produksi ini akan berdampak pada realisasi penerimaan cukai pada periode April 2024 karena adanya fasilitas penundaan pembayaran cukai 60 hari.

 Penerimaan Bea Masuk sampai dengan Februari 2024 secara nominal tumbuh 12,43% (yoy) dibanding periode yang sama pada 2023, namun secara capaian penerimaan Bea Masuk terkontraksi sebesar 3,39% (yoy). Pertumbuhan penerimaan Bea Masuk disebabkan tumbuhnya devisa impor sebesar 21,05%.

 Penerimaan Bea Keluar sampai dengan Februari 2024 baik secara nominal maupun capaian terkontraksi 32,92% (yoy) dan 68,65% (yoy). Hal ini disebabkan turunnya harga referensi CPO dibanding 2023, dan netto/volume ekspor komoditas yang dikenai Bea Keluar.

c. PNBP Lelang dan Aset
 PENGELOLAAN BMN dan PIUTANG NEGARA:

Penerimaan PNBP dari pengelolaan BMN dan Piutang Negara s.d. 29 Februari 2024, dengan rincian sebagai berikut:
 Realisasi pokok lelang Kanwil DJKN Jatim s.d. 29 Februari 2024 mencapai Rp 718.573.055.007 atau 16,79% dari target Rp 4.279.720.000.000
 Realisasi PNBP Lelang sebesar Rp 14.266.567.775 atau 12,66 % dari target Rp 112.706.000.000,00
 Realisasi PNBP Pengurusan Piutang Negara Rp 8.239.697 atau (3.85%) % dari target Rp 214.000.000,00
 Realisasi PNBP Aset Rp 8.516.232.762 .atau (7,7%) dari target Rp 110.914.000.000,00.
Total capaian PNBP Aset Rp 22.791.040.234,- (10.1 %) dari Target Rp 223,83 Miliar.

 PENGELOLAAN BMN
Pengelolaan BMN khususnya tanah dalam program percepatan sertipikasi untuk wilayah Jawa Timur.

 PELAKSANAAN LELANG
 Pelaksanaan Lelang dalam upaya peningkatan pokok lelang dengan penggalian potensi lelang; Pelaku UMKM memanfaatkan platform lelang.go.id sebagai sarana pemasaran/penjualan produk-produknya guna memperluas jangkauan pasarnya.;
 Pelaku UMKM memanfaatkan platform lelang.go.id sebagai sarana pemasaran/penjualan produk-produknya guna memperluas jangkauan pasarnya.(D1)

Komentar

Berita Terkait