Film Cyberbullying, Edukasi Antisipasi Perundungan Pelajar Perdana di Surabaya

Produser Bagus Hariyanto

Detiknews.id Surabaya – Film Cyberbullying, merupakan produksi DL Entertainment dengan Bagus Hariyanto sebagai Produser. Film Cyberbullying, ini bercerita tentang edukasi yang sangat penting. Yaitu antisipasi dengan mencegah dan menurunkan kasus perundungan di kalangan pelajar.

Bagus Hariyanto sebagai Produser Film Cyberbullying / M9

Film Cyberbullying yang resmi dirilis secara nasional dan mendapat apresiasi luas, termasuk dari Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi. Melalui film ini, upaya mencegah tindakan perundungan di kalangan pelajar terus digencarkan melalui berbagai cara kreatif.

Pemeran utama film Cyberbullying adalah Amanda Putri Revina, yang memerankan tokoh bernama Neira. Film ini juga dibintangi oleh aktor dan aktris cilik lainnya dari Makassar seperti Tiel, Flyn, Makka, Habibi, dan Rajwa. Serta aktor senior Roy Marten yang berperan sebagai pendukung.

Dialog antara pemeran utama dan Produser dari Film Cyberbullying / M9

Dalam video testimoni yang ditayangkan pada acara nonton bareng di Surabaya, Eri Cahyadi menyampaikan bahwa film ini menjadi sarana efektif untuk mengingatkan anak muda agar berhati-hati dan bijak dalam bermedia sosial.

“Dampak bullying, terutama di dunia maya, bisa jauh lebih berat dibandingkan bullying fisik. Karena itu, edukasi seperti film Cyberbullying ini sangat penting untuk mencegah dan menurunkan kasus perundungan di kalangan pelajar,” ujar Eri.

Menurut Eri, pendekatan melalui media film merupakan cara yang tepat untuk menjangkau generasi muda saat ini.

“Anak-anak zaman sekarang lebih mudah menerima pesan lewat tontonan yang menyentuh. Lewat film ini, mereka bisa belajar tanpa merasa digurui,” tambahnya.

Bagus Hariyanto sebagai produser dari Film Cyberbullying, menuturkan, film ini mengangkat isu perundungan di dunia maya yang kerap terjadi di kalangan pelajar dan menjadi bentuk nyata dukungan terhadap program Penguatan Pendidikan Karakter sesuai Peraturan Presiden Nomor 87 Tahun 2017.

“Bullying di dunia maya jauh lebih berbahaya karena disaksikan banyak orang dan meninggalkan jejak digital yang sulit dihapus. Kata-kata bisa lebih menyakitkan daripada tindakan fisik. Kami ingin mengingatkan bahwa anak-anak era sekarang harus dibimbing dengan cara yang sesuai zamannya. Melalui film, pesan moral lebih mudah diterima,” tutur Bagus.

Antusias pengunjung Film Cyberbullying, perdana diputar di Surabaya / M9

Film Cyberbullying secara resmi dirilis pada 23 Oktober 2025 di lebih dari 40 kota di Indonesia. Surabaya menjadi salah satu kota pertama yang menggelar pemutaran perdana, yang diikuti oleh pelajar SD, SMP, dan SMA, serta perwakilan Polrestabes Surabaya, Dinas Pendidikan Kota Surabaya, DP3AK, dan para guru dari berbagai sekolah.

Hingga sebelum penayangan resminya, film ini telah ditonton lebih dari 600 ribu pelajar di seluruh Indonesia, dan berhasil meraih Rekor MURI. Untuk kategori film edukasi. Dengan jumlah penonton terbanyak sebelum rilis nasional. Sebelumnya, produser yang sama juga pernah memecahkan rekor serupa lewat film Ayu Anak Titipan Surga.

Film ini menceritakan kisah Neira, seorang siswi SMP, korban perundungan daring. Usai gagal dalam sebuah kontes spelling bee. Kesalahpahaman kecil yang direkam dan disebarkan melalui media sosial, berubah menjadi perundungan besar. Sehingga menghancurkan rasa percaya dirinya.

Selain nonton bareng, kegiatan ini juga diisi dengan sosialisasi pendidikan karakter dan diskusi ringan tentang etika digital.

Plh. Kasi Humas Polrestabes Surabaya AKP Rina Shanty Dewi Nainggolan, S.H. menyebut, film ini berperan besar dalam membantu upaya kepolisian menekan kasus perundungan daring.

“Kasus cyberbullying tidak bisa dianggap sepele. Banyak pelakunya anak-anak, korbannya pun anak-anak. Edukasi seperti ini membantu kami dalam langkah pencegahan,” ujarnya.

Sementara itu, Kepala Bidang Guru dan Tenaga Kependidikan (GTK) Dinas Pendidikan Kota Surabaya, Tri Endang Kustianingsih, M.Pd., menilai film ini mampu menumbuhkan karakter dan empati di kalangan pelajar.

“Anak-anak tidak hanya diajak untuk tidak membully, tapi juga belajar memahami perasaan orang lain. Ini sangat positif untuk membangun karakter pelajar Surabaya,” tuturnya.

Melalui kerja sama antara pemerintah daerah, kepolisian, dunia pendidikan, dan pelaku industri kreatif. Film Cyberbullying, menjadi langkah nyata dalam membangun kesadaran bersama. Untuk mencegah perundungan di dunia nyata maupun dunia maya.

“Kami ingin menciptakan generasi yang bukan hanya cerdas, tapi juga berkarakter, berempati, dan bijak dalam menggunakan media digital,” jelas Bagus Hariyanto.

Amanda Putri Revina, pemeran utama dari Film Cyberbullying menambahkan, seru dalam memerankan tokoh sebagai Neira. Film ini penting untuk dilihat, memberikan pelajaran kepada para anak-anak, khususnya pelajar untuk stop bullying.

“Tingkat kesulitan memerankan Film ini, adalah menjiwai tokoh sebagai Neira. Dengan tempo 15 hari, akhirnya terselesaikan dengan baik. Harapannya, dengan pemutaran Film Cyberbullying ini. Antisipasi Perundungan jangan terjadi di kalangan pelajar, dan memberikan edukasi kepada seluruh orang tua untuk menjaga buah hatinya dengan baik, “pungkas Amanda, pelajar kelas 8 dari Stella Gracia School Makassar. (M9)

Komentar

Berita Terkait