Detiknews.id Surabaya – Siapa tak kenal dr. Lydia Nuradianti SpM(K), Dokter Spesialis Ahli Mata sekaligus Konsultan Glaukoma yang kesehariannya bekerja RS. Mata Undaan dan RS. Delta Surya. Dalam rangka memperingati pekan glaukoma sedunia, seluruh dokter mata sub spesialis Glaukoma sedunia akan menggelar sosialisasi kesehatan tentang deteksi dini Glaukoma.
Glaukoma merupakan kerusakan saraf optik akibat adanya tekanan bola mata, di mana akhir dari glaukoma adalah kebutaan. Kondisi hilangnya lapang penglihatan biasanya berjalan lambat dan kurang disadari oleh penderita, sehingga sering disebut sebagai ‘pencuri penglihatan.
“Glaukoma saat ini sudah menduduki urutan nomor 2 penyebab kebutaan di Indonesia yang sifatnya permanen atau seumur hidup,” tutur dr. Lydia Nuradianti SpM(K).
Menurut dr. Lydia, sesuai Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan RI melalui laporan “Situasi Glaukoma di Indonesia” mengemukakan perkiraan jumlah penderita glaukoma secara global mencapai 76 juta pada 2020 atau meningkat sekitar 25,6 persen dari angka satu dekade lalu yang masih 60,5 juta orang.
“Diperkirakan secara global akan terdapat sekitar 80 juta penduduk dunia menderita Glaukoma,” terangnya. Senin (08/03/2021)
Lanjut dr. Lydia, oleh karenanya melalui kegiatan ini dokter mata Sub Spesialis Glaukoma berupaya untuk mengedukasi masyarakat agar mampu mencegah terjadinya glaukoma.
“Populasi masyarakat saat ini 90 persen penderita glaukoma tidak merasakan sakit dan 10 persen penderita disertai rasa sakit. Akibatnya, bagi penderita yang tidak merasakan sakit dan tidak menyadari perkembangan penyakitnya membuat mereka terlambat berobat ke dokter,” ungkapnya.
Masih dengan dr. Lydia, penderita Glaukoma 30 persen di antaranya tidak terdiagnosis. Padahal, 80 persen kerusakan mata bisa dicegah jika diketahui sejak awal.
“Hal ini bisa dilakukan dengan pemeriksaan mata secara dini bagi penderita glaukoma dan keluarganya , jika keadaan tekanan bola matanya stabil periksakan 3-6 bulan sekali, terutama usia di atas 40 tahun. Sedangkan untuk pemeriksaan per tahun bagi yang tidak beresiko,” ujarnya.
Faktor resiko apabila ada keluarga menderita Glaukoma segera periksa ke dr mata secara teratur, usia 40 tahun keatas, menggunakan obat-obatan yang mengandung steroid jangka panjang, riwayat hipertensi, diabetes.
dr. Lydia menambahkan, Glaukoma bisa menyerang semua usia baik anak anak, remaja, dewasa, usia lanjut . Periksa mata secara dini pada pasien glaukoma dapat mencegah kebutaan secara permanen.
“Harapannya, dengan kegiatan ini mampu mengedukasi masyarakat mengenai bahaya glaukoma serta memberikan fasilitas pemeriksaan mata bagi masyarakat berisiko Glaukoma,” pungkasnya. (M9)
Komentar