Waspada Pneumonia, KKP Kelas I Surabaya Sosialisasi Pencegahan Juga Perketat Pintu Masuk Bandara dan Pelabuhan 

Detiknews.id Sidoarjo – Kepala Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) Kelas I Surabaya, Dr. Rosidi Roslan, S.IP, SKM, SH, MPH, MM, memberikan paparan pencegahan Pneumonia dan memperketat pengawasan masuk di Indonesia melalui pintu masuk Bandara T1, T2 dan Pelabuhan. Ini dalam rangka menanggulangi Pneumonia misterius.

Kepala KKP Kelas I Surabaya Dr. Rosidi Roslan, S.IP, SKM, SH, MPH, MM menuturkan, Pneumonia bermula dari Kementerian Kesehatan RRC  melaporkan peningkatan kasus insiden penyakit pernafasan. Akibat adanya pembatasan aktifitas saat pandemi, dengan penyebab infeksi yang terbanyak adalah mycoplasma (bakteri yang pada umumnya menyerang pada anak-anak), respiratory syncytial virus (RSV), and SARS-CoV-2 (the virus that causes COVID-19).

“Kemudian Selasa, 21 November 2023, dilaporkan juga Terjadi peningkatan kasus pneumonia pada anak-anak usia sekolah di RS anak di Beijing, Liaoning, RRC, dengan gejala utama, demam dan sesak. Masih dalam observasi apakah berhubungan dengan kasus sebelumnya. Media China menginformasikan adanya peningkatan kasus Mycoplasma pneumonia sejak Mei 2023, ¾ pasien di diagnosis sebagai infeksi Mycoplasma,” tuturnya.

Menurut Dr. Rosidi, berdasarkan laporan epidemiologi nampak peningkatan kasus Mycoplasma Pneumonia (40persen), influenza, SARS COV-2 dan lain-lain. Di negara China mycoplasma memang menjadi penyebab terbanyak pada kasus Pneumonia.

“Adanya peningkatan kasus rawat jalan dan rawat inap pada anak yang disebabkan Mycoplasma Pneumonia sejak Mei 2023 dan RSV, Adenovirus dan Influenza sejak Okt 2023 dimana saat ini sudah terjadi penurunan,” jelasnya

Lanjut Dr. Rosidi, KKP Kelas I Surabaya antisipasi agar pneumonia mycoplasma tidak semakin meluas, Kementerian Kesehatan RI melakukan berbagai upaya.

“Salah satunya melalui Dirjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P), pada tanggal 27 November 2023 menerbitkan surat edaran nomor : PM.03.01/ C/4732/ 2023 tentang Kewaspadaan Terhadap Kejadian Mycoplasma Pneumonia di Indonesia, yang berisikan langkah-langkah yang dilakukan untuk mengantisipasi penyakit tersebut,” ungkapnya.

Menurutnya, antisipasi wabah Pneumonia. KKP Kelas I Surabaya bekerjasama dengan Kepala Dinas Kesehatan Provinsi, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/ Kota, Direktur/ Kepala Rumah Sakit, Kepala Kantor Kesehatan Pelabuhan dan Kepala Puskesmas. Menjadi salah satu garda terdepan di pintu masuk negara dalam cegah tangkai penyakit.

“Waspada Pneumonia, sebagai antisipasi KKP Kelas I Surabaya bersama dinas terkait langsung bergerak melakukan berbagai langkah strategis dengan pedoman SE dari Dirjen P2P, ” terangnya. Jum’at (08/12/2023)

Lanjutnya, langkah yang dilakukan KKP Kelas I Surabaya tentang Peningkatan Kewaspadaan masuknya Mycoplasma Pneumonia ke Indonesia. Merapatkan barisan peningkatan pengawasan dan kewaspadaan petugas jaga yang dilakukan KKP Kelas I Surabaya adalah deteksi dini melalui Bandara dan Pelabuhan.

“KKP Kelas I Surabaya koordinasi Eksternal dengan Stakeholder Bandara dan Pelabuhan. Koordinasi tersebut dilakukan melalui surat resmi dengan nomor PM.03.01/ C.IX.7.3/ 25935/ 2023. Selain itu, melalui Nota Dinas nomor PM.03.01/C.IX.7.3/ 25936/ 2023 Kepala Kantor memerintahkan seluruh petugas jaga KKP Kelas I Surabaya, baik di wilayah Bandara Juanda dan keempat Wilker (Perak, Gresik, Tuban, Kalianget untuk peningkatan pengawasan dan kewaspadaan di pintu masuk Bandara dan Pelabuhan,” jelasnya.

Dipaparkan juga oleh Dr. Rosidi, langkah pencegahan, juga berkoordinasi dengan para pengelola otoritas di pintu masuk untuk mendukung pelaksanaan pengetatan pengawasan sebagai upaya cegah tangkal terhadap penyebaran penyakit Mycoplasma Pneumonia.

“Jika ditemukan pelaku perjalanan, suhu badan diatas 38⁰C langsung kita ambil, terutama datang dari China dengan gejala infeksi saluran pernafasan akut (ISPA) ringan hingga berat serta sesak nafas, maka dilakukan pemeriksaan lebih lanjut dan melakukan pengambilan Swab PCR. Sampel Swab dikirim ke Balai Besar Laboratorium Biologi Kesehatan,” terangnya.

Ditambahkan, KKP Kelas I Surabaya akan melakukan koordinasi dengan Imigrasi setempat untuk penelusuran data pelaku perjalanan. Selain itu, dengan koordinasi dengan Dinas Kesehatan di wilayah setempat guna pemantauan dan pengawasan bagi pelaku perjalanan luar negeri (PPLN) guna meminimalisasi kemungkinan penyebaran penyakit di wilayahnya.

“Jika ditemukan Mycoplasma Pneumonia. Pelaku perjalanan yang ter-skrining diobati sesuai gejala dan dapat kembali ke alamat tujuan atau rumah sakit. Merekomendasikan kepada Kepala Dinas Kesehatan setempat. Melaporkan temuan kasus kepada kepala wilayah kerja/ penanggung jawab Bandara paling lambat 1 jam setelah penanganan, untuk dilanjutkan pelaporan ke Nasional melalui SKDR. Tetapi kewaspadaan tetap di pantau,” tandasnya.

Untuk diketahui, KKP Kelas I Surabaya memberikan Tips mencegah Pneumonia. Ada 7 pencegahan, antara lain, melakukan vaksinasi (Influenza, Covid-19 dan vaksin pernafasan lainnya), menjaga jarak, tetap di Rumah jika sakit, segera ke Fasyankes jika terjadi demam, batuk dan sesak nafas.

Selain itu, menjalani tes dan perawatan medis sesuai kebutuhan, memakai masker bila sakit atau di keramaian atau melakukan perjalanan, dan menerapkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) seperti cuci tangan memakai sabun antiseptik dengan air mengalir dan pastikan ventilasi udara di sekitar tempat tinggal baik. (M9)

Komentar

Berita Terkait