Detiknews.id Surabaya – Lia Istifhama yang sapaan akrab dengan panggilan Ning Lia, bicara blak-blakan soal kesiapannya untuk maju sebagai Pilwali Kota Surabaya. Putri tokoh senior NU, almarhum KH Masykur Hasyim mengungkapkan kesiapannya untuk membuat Kota Surabaya lebih maju lagi. Kamis (16/07/2020)
“Saya orangnya tidak munafik. Adanya apa, yah saya sampaikan. Semua apa adanya. Dan saya tidak gentar soal Pilwali yang katanya harus punya uang sekian meter dan sebagainya. Biarpun ada yang menuding saya bonek (bondho nekat) soal finansial, tapi yang terpenting bagaimana saya bisa memberikan manfaat untuk orang lain selama proses berlangsung”, ujar Lia Istifhama ketika dihubungi lewat Smartphone.
Masih dengan Lia, dari awal saya proses, saya izin keluarga, terutama orang tua saya. Saya sampaikan bahwa ini semua saya lakukan untuk masyarakat, dan membangun Kota Surabaya lebih baik lagi. Maju terus Pantang Mundur, mengutamakan masyarakat.
“Relawan dari awal tahun 2019 sudah semangat mendorong saya. Saya gak ngapa-ngapain, mereka tak henti melakukan aksi untuk mensupport saya. Masak yah saya jadi pengecut terus memilih mundur hanya soal mikir cost politic? Saya punya prinsip yang sama dengan ayah saya, sekali layar terkembang pantang mundur ke belakang”, tambahnya.
Menurut Lia sang Dosen yang merupakan arek asli wonocolo tersebut juga menjelaskan pentingnya motivasi bagi warga Surabaya agar berani tampil ke depan.
“Dengan relawan dan teman-teman saya, selalu saya sampaikan. Ayo berani maju, buat karya, kembangkan potensi. Gak usah ribet soal bondho. Bismillah, rezeki itu datang dari Allah SWT. Opo jare sing ngecat lombok. Buktinya, saya sampai sekarang masih bisa berproses bersama kawan-kawan relawan. Ini sudah setahun tapi Alhamdulillah ada saja rezeki untuk melakukan aksi sosial”, jelasnya.
Selain itu Lia juga menambahkan pentingnya spirit berbagi. Seperti yang saya terus sampaikan pada kawan-kawan. Kalau kita misalnya punya 10 tahu di rumah, maka janganlah segan-segan berbagi tahu itu untuk orang lain.
“Taruhlah kita makan dua biji bersama keluarga, maka sisakan yang lain untuk dikasih orang lain. Ikhlas dan harus yakin, nyenengin orang itu berpahala. Malah insya Allah membuka pintu rezeki untuk kita. Berpikir positif itu intinya”, pungkas mantan Putri NU 2005 yang juga dikenal sebagai penulis itu.
Harapannya, masyarakat bisa bijak memilih pemimpin. Dengan pemimpin yang cerdas dan peduli terhadap rakyatnya, maka Inshallah Kota Surabaya menjadi Kota besar yang makmur dan sejahtera. (M9)
Komentar