Detiknews.id Surabaya – Tanggal 1 Februari diperingati sebagai WHD (World Hijab Day) atau Hari Hijab Sedunia. Diinisiasi Nazma Khan, WHD bukan sekadar tren tetapi merupakan gerakan kesadaran akan hak perempuan muslim untuk mengenakan hijab. Lia Istifhama (36) wanita Millineal 2020 berkarakter, lembut, dan banyak melayani masyarakat.
Nah, bagaimana momentum hari hijab sedunia ini kata aktivis perempuan Nadhliyin Millenial ? Ibu dua anak yang juga ketua III STAI Taruna Surabaya adalah salah satu nama yang masih berkibar sebagai kandidat Pilwali Surabaya juga pengurus Gannas Annar MUI Jatim
“Alhamdulillah, hijab atau jilbab saat ini bukan hanya sebagai bentuk cara kita, muslimah, menjaga kehormatan sebagai wanita. Melainkan juga tetap bisa tampil stylish, modis, dan fashionable. Bahkan harus diakui, banyak yang mengenakan jilbab, kemudian terlihat lebih rapi dan good looking”, tutur Lia Istifhama, juga menjelaskan kaitan hijab dengan bullying.
Lanjut Lia, kalau di negara minoritas muslim, kita masih melihat isu bullying yang diterima oleh kawan muslimah kita. Atas hal itu, tentu kita berharap ke depan tidak ada bullying seperti itu. Nah, pun dengan kita yang hidup di negara mayoritas muslim, atau majority of moslem.
” Yah kita harus menghargai juga, jika ada kawan muslimah yang belum mengenakan jilbab. Tidak bisa kita menjustifikasi mereka sebagai orang inferior, alias iman atau aqidah rendah. Karena aqidah maupun kualitas iman, hanya Allah SWT yang maha mengetahui. Segala bentuk keimanan itu sifatnya Wallahu a’lam bisawwab”, jelasnya. Sabtu (01/02/2020)
Ning Lia sebutan akrab masyarakat Surabaya menambahkan, Hijab, jilbab, bagaimanapun cara personal orang mengenakannya, itu tidak untuk kita nilai secara kasat mata. Yang penting kan, kita menghargai seseorang yang telah berniat mengenakan jilbab, konten jilbab yang kita maknai positif, yaitu menjalankan perintah agama dan menjaga kehormatan.
” Islam itu, likulli zaman wal makan. Jadi Islam adalah agama yang adaptif, memberikan keringanan atau Rukhshah kepada manusia untuk menjalankan perintah agama sesuai tempat dan waktu yang dihadapi manusia. Jilbab di Indonesia, jangan disalahkan jika memiliki karakter sendiri yang mungkin ada bedanya dengan karakter negara lain. Semuanya berpikir positif, Islam agama yang universal dengan segala kemajemukan cara beribadah disikapi sebagai bentuk rahmatan lil ‘alamin saja. Urusan ‘ubidiyah hak prerogatif Allah SWT “, pungkas pengurus Gannas Annar MUI Jatim ini. (M9)
Komentar