Paradox City of Soerabaja, Inovasi Busana Urban-Etnik Cipta Karya PVKK UNIPA Surabaya 

Pendidikan Vokasional Kesejahteraan Keluarga Universitas PGRI Adi Buana

Detiknews.id Surabaya – Paradox City of Soerabaja, tema fashion yang digelar oleh Program Studi Pendidikan Vokasional Kesejahteraan Keluarga (PVKK), Fakultas Teknik Universitas PGRI Adi Buana (UNIPA) Surabaya. Menghadirkan novasi Busana Urban-Etnik Indonesia. Menciptakan koleksi fashion yang orisinal, berani, dan penuh makna.

Paradox City of Soerabaja, digelar PVKK UNIPA Surabaya / M9

Pecinta fashion wajib tahu gelaran spektakuler ini, sentuhan etnik yang berpadu dengan nuansa urban masa kini, hadir memukau dalam gelar cipta karya Tata Busana. PVKK UNIPA memamerkan karyanya, Paradox City of Soerabaja. Ini merupakan ajang tahunan yang telah berlangsung sejak tahun 1987.

Ini menjadi panggung kreativitas mahasiswa dalam menjawab tantangan zaman melalui karya busana. Presentasi dualitas Surabaya sebagai kota dengan warisan sejarah yang kental,  namun terus bertransformasi menjadi pusat urban modern. Perpaduan antara budaya lokal dan ekspresi global ini menjadi inspirasi utama bagi para desainer muda UNIPA.

“Pesan yang ingin disampaikan pada parade fashion show Paradox City of Surabaya, adalah bahwa kota Surabaya memiliki sejarah dan budaya yang kaya dan kompleks. Dapat diinterpretasikan dan diapresiasi melalui seni dan desain,” ujar Salsabila Nur Aini, selaku ketua pelaksana.

Menurutnya, melalui perpaduan nilai-nilai tradisional dan sentuhan modern, acara ini ingin menunjukkan bagaimana sejarah dan budaya dapat menjadi inspirasi bagi kreativitas dan inovasi.

“Koleksi karya yang kami tampilkan hari ini, merupakan interpretasi visual dari sejarah panjang Kota Surabaya dari masa penjajahan, semangat perjuangan, keberagaman etnis, hingga wajah modern yang dinamis dan penuh warna,” jelasnya.

Tak hanya memukau secara visual, acara ini juga menjadi wadah pengembangan keterampilan profesional mahasiswa. Para finalis diminta mempresentasikan filosofi desain mereka, di hadapan juri dan penonton. Melatih kemampuan komunikasi, storytelling, hingga personal branding.

“Pagelaran ini ditujukan salah satunya adalah untuk memberitahu pada orang tua, mahasiswa dan masyarakat luas. Bahwa mahasiswa, sudah sangat siap terjun di dunia fashion,” ucap Agus Ridwan, selaku dosen pembimbing mata kuliah Gelar Cipta Karya Tata Busana.

“Melalui kegiatan ini, mahasiswa tidak hanya belajar soal estetika, tetapi juga bagaimana merespons isu sosial dan budaya lewat desain. Ini menjadi bentuk pembelajaran langsung yang aplikatif dan relevan dengan kebutuhan industri,” tambahnya.

UNIPA Surabaya, kembali menegaskan perannya sebagai institusi pendidikan yang tak hanya fokus pada kemampuan teknis. Namun, juga menumbuhkan kepekaan budaya, daya analisis, serta keberanian berkarya di tengah perubahan zaman.

Gelar Cipta Karya Tata Busana tahun ini pun menjadi bukti, bahwa dunia mode tak melulu soal tren. Melainkan juga ruang dialog antara masa lalu dan masa depan, antara lokalitas dan globalisasi, semua diwujudkan dalam busana.

Antusiasme tinggi dari para penonton, tamu undangan, serta pelaku industri kreatif. Panggung Paradox City of Soerabaja bukan hanya sekadar pertunjukan mode. Melainkan perayaan semangat muda yang menjadikan sejarah dan budaya, sebagai energi untuk berinovasi dan berkarya. (M9)

Komentar

Berita Terkait