BKKBN Jatim Prioritas Tangani Stunting, Perkuat Koordinasi dan Konsorsium TPPS

Detiknews.id Surabaya – BKKBN (Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional) Jawa Timur serius menangani Stunting atau gizi buruk. Prioritas BKKBN Jatim melakukan percepatan penurunan angka stunting hingga 14 persen pada tahun 2024 mendatang. Dra. Maria Ernawati, MM., Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Jatim melaksanakan koordinasi PIC konsorsium TPPS (Tim Percepatan Penurunan Stunting) dari 18 Perguruan Tinggi di Jawa Timur melalui zoom meeting pada Jumat (18/2/2022) dalam rangka penguatan kerja percepatan penurunan stunting di Jawa Timur.

Dra. Maria Ernawati, MM., Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Jatim mengatakan bahwa koordinasi antara BKKBN Jatim dengan PIC Konsorsium TPPS hari ini adalah untuk memberikan penguatan dalam membuat rencana aksi yang nantinya akan tergambar atau terpetakan apa yang akan tim ini lakukan dan dilaksanakan sesuai dengan fungsi dan perannya masing-masing.

“Berdasarkan data SSGI 2021 (terbaru), akan dilakukan penambahan 3 wilayah Kabupaten/Kota. Penunjukan 15 wilayah yang meliputi Kabupaten Jombang, Bojonegoro, Bondowoso, Jember, Lumajang, Pacitan, Probolinggo, Nganjuk, Sumenep, Pasuruan, Bangkalan, Gresik, Lamongan, Malang dan Kota Malang,” kata Erna.

“Ini masih menggunakan data SSGI 2019, sedangkan sesuai dengan data SSGI 2021 harus ditambah 3 wilayah lagi, yaitu: Kabupaten Tulungagung, Pamekasan dan Bangkalan. Kota Surabaya masih diusulkan sebagai wilayah binaan khusus karena memiliki prevalensi stunting yang tinggi dengan karakteristik wilayah perkotaan,” jelas Erna.

PIC Konsorsium TPPS dari 15 Perguruan Tinggi di Jawa Timur yang akan mendampingi wilayah binaan Kabupaten/Kota adalah sebagai berikut:

Kab. Jombang = Universitas Darul Ulum Jombang, Kab. Bojonegoro = Universitas NU Surabaya, Kab. Bondowoso = ITS, Kab. Jember = Universitas Jember, Kab. Lumajang = UINSA (Universitas Islam Negeri Sunan Ampel), Kab. Pacitan = Politeknik Kesehatan Kemenkes Surabaya, Kab. Probolinggo = UPN, Kab. Nganjuk = UNAIR, Kab. Sumenep = Politeknik Kesehatan Kemenkes Madura.

Selanjutnya, Kab. Pasuruan = Universitas Islam Malang, Kota Malang = Politeknik Kesehatan Kemenkes Malang, Kab. Bangkalan = Universitas Trunojoyo madura, Kab. Gresik = Universitas Muhammadiyah Gresik, Kab. Malang = Universitas Brawijaya, Kab. Lamongan = UNESA.

Dalam diskusi, Erna juga menyampaikan bahwa Pengenalan serta pembagian Perguruan Tinggi yang akan dilibatkan menjadi PIC dan pendampingan di Kabupaten/Kota, terdapat 3 wilayah baru yang belum memiliki PIC dan harus segera ditetapkan. PIC Kota Surabaya diharapkan bisa dipegang langsung oleh UNAIR, sehingga UNAIR memiliki 2 wilayah binaan.

“Yang menentukan lokasi adalah Konsorsium Perguruan Tinggi yang diinisiasi oleh Prof. Mamik dari UNAIR berdasarkan irisan stunting dan AKI,” pungkasnya. (M9)

Komentar

Berita Terkait