OJK Regional 4 Sebut Sektor Perdagangan Pengaruhi Ekonomi Jatim 2023, Tumbuh 6 Persen 

Detiknews.id Solo – Kantor Otoritas Jasa Keuangan Regional 4 (OJK KR4) menggelar media Gathering bersama Media. Membahas soal Pertumbuhan ekonomi Jawa Timur pada Triwulan ll Tahun 2023 sebesar 5,24 persen yoy lebih tinggi dibandingkan Nasional dan menempati peringkat dua di Pulau Jawa. Kontributor terbesar dari Sektor Perdagangan sebesar 6,4 persen.

Menghadirkan nara sumber, Giri Tribroto – Kepala OJK Regional 4 Jawa Timur, Dedy Patria – Direktur Pengawasan LJK 2 dan Manajemen Strategis OJK Regional 4 Jawa Timur, Hudiyanto – Analis Eksekutif Senior Kelompok Spesialis Pengawasan Perilaku PUJK, Edukasi dan Perlindungan Konsumen. Dengan moderator Ketua Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Jatim Lutfil Hakim.

Kepala OJK Regional 4 Giri Tribroto, menuturkan, pertumbuhan ekonomi Jawa Timur sepanjang Triwulan II 2023. Kinerja ekonomi Indonesia didukung oleh peningkatan mobilitas masyarakat, momen Hari Besar Keagamaan dan cuti Bersama serta penyesuaian harga BBM yang mendorong peningkatan konsumsi masyarakat dan aktivitas produksi

“Pertumbuhan ekonomi Jawa Timur pada Triwulan II Tahun 2023 sebesar 5,24 persen yoy lebih tinggi dibandingkan Nasional dan menempati peringkat dua di Pulau Jawa,” tuturnya saat berada di Hotel Swiss Bel-in, Jalan A. Yani nomer 45 Solo, Surakarta. Selasa Kamis (17/10/2023)

Menurutnya, Jawa Timur adalah penyumbang perekonomian terbesar kedua di Pulau Jawa dengan kontribusi sebesar 25,23 persen menopang pertumbuhan ekonomi Indonesia yang konsisten diatas 5 persen sejak 2022.

“Secara spesial, Pulau Jawa berkontribusi sebesar 57,27 persen pada PDB Indonesia dengan pertumbuhan 5,18 persen yoy dimana Jawa Timur menyumbang porsi 1,33 persen pada pertumbuhan tersebut. Sumber pertumbuhan ekonomi utama di Pulau Jawa pada Triwulan II 2023 adalah Infokom, Perdagangan, dan Jasa Perusahaan,” ungkapnya.

Lanjutnya, pada Triwulan II Tahun 2023, Sub Kategori Industri mamin juga mengalami peningkatan produksi akibat adanya momen lebaran dan musim libur sekolah.

“Sektor Industri Pengolahan menyumbang porsi terbesar pada PDRB Jawa Timur sebesar 30,17 persen dengan pertumbuhan sebesar 3,99 persen yoy dimana industri makanan dan minuman, industri alat angkut, industri kulit dan barang dari kulit, serta Industri logam dasar menjadi pendorong utama dalam meningkatkan kinerja kategori Industri,” jelasnya.

OJK Regional 4 juga memaparkan soal pertumbuhan Perbankan di Jawa Timur / M9

Disebutkan, untuk sektor Perdagangan menyumbang porsi sebesar 18,75 persen pada PDRB Jawa Timur dengan pertumbuhan sebesar 6,44 persen yoy didukung oleh peningkatan penjualan kendaraan bermotor sering dengan membaiknya kondisi ekonomi.

“Selain itu, transaksi perdagangan yang di stimulus oleh pemenuhan kebutuhan rumah tangga menyambut hari Raya meningkat dibandingkan tahun sebelumnya,” ujarnya.

Dijelaskan juga, Sub Komponen transportasi/ angkutan, barang pribadi dan jasa perorangan, komunikasi, rekreasi dan budaya menjadi pendorong utama dalam meningkatkan kinerja Konsumsi Rumah Tangga.

“Komponen Ekspor terkontraksi akibat menurunnya komoditas utama ekspor barang luar negeri seperti komoditas lemak dan minyak hewan, kayu dan barang dari kayu serta bahan kimia organik,” jelasnya.

Selama tahun 2023, kondisi Perbankan di Jawa Timur masih menunjukkan kinerja yang solid, tercermin dari Total Aset, DPK dan Kredit tetap mencatatkan pertumbuhan. Kondisi tersebut didukung risiko kredit yang menurun dan terjaga rendah serta diimbangi dengan tingkat profitabilitas yang tinggi. Kecukupan likuiditas juga masih memadai dan diyakini mampu mendukung ekspansi kredit serta didukung tingkat permodalan yang masih terjaga tanggi

“Pertumbuhan Total Aset didorong oleh pertumbuhan industri Bank Perekonomian Rakyat (BPR) dan BPR Syariah dengan pertumbuhan di bulan Agustus sebesar 18,11 persen (yoy) sementara Bank Umum yang termasuk dalam Kelompok Bank Modal Inti (KBMI) 4 merupakan kontributor Aset terbesar dengan share mencapai 52,93 persen,” ungkapnya.

DPK Perbankan tetap mengalami pertumbuhan yang didominasi oleh Tabungan, kemudian Deposito dan Giro sehingga rasio Current Account Saving Account (CASA) pada bulan Agustus 2023 mencapai 62,27 persen. Rasio CASA yang relatif tinggi menandakan bahwa biaya dana yang digunakan untuk penyaluran kredit tergolong relatif murah sehingga dapat mendukung rentabilitas Perbankan.

Ditanya soal Kredit dan DPK, di jelaskan yang masih tumbuh sejalan dengan pemulihan ekonomi domestik yang terus berlanjut seiring aktivitas dan kegiatan ekonomi yang semakin meningkat sejak dicabutnya kebijakan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) per 30 Desember 2022.

“Secara umum, mayoritas kredit perbankan Jawa Timur disalurkan kepada usaha-usaha produktif yang ditopang oleh Kredit Modal Kerja (KMK) dengan kontribusi sebesar 53,82 persen dari total Kredit Perbankan. Mayoritas kredit disalurkan melalui Bank Umum yang didominasi oleh Perbankan Konvensional,” urainya.

Dipaparkan, Kredit Perbankan juga turut mendukung perekonomian Jawa Timur, dimana Kredit Rumah Tangga menopang PDRB dari sisi Pengeluaran (Konsumsi), sedangkan dari sisi PDRB Lapangan Usaha, 3 besar sektor ekonomi Kredit disalurkan pada Sektor Perdagangan Besar dan Eceran, Industri Pengolahan, serta Pertanian, Perburuan, dan Kehutanan, sejalan dengan struktur perekonomian Jawa Timur

“Di tengah meningkatnya volatilitas di pasar keuangan akibat sentimen negatif global, kinerja Pasar Modal di Jawa Timur tetap resilien dimana SID (Single Investor Identification/Nomor Tunggal Identitas Pemodal). Total tetap tumbuh dan Kepemilikan Saham menunjukkan tren yang membaik,” paparnya.

Diterangkan oleh Giri, kinerja SCF dari Triwulan I 2023 ke Triwulan II 2023 (q-to-q) juga masih menunjukkan pertumbuhan. Hingga dengan Triwulan II 2023 terdapat 24 Penerbit SCF di Jawa Timur. Tersebar dalam enam klasifikasi industri.

“Dana yang berhasil dihimpun meliputi Saham senilai Rp26,20 M dan Sukuk senilai Rp 8,47 M dengan jumlah investor yang semakin meningkat dari 7.492 investor menjadi 7.931 investor,” terangnya.

Sub komponen transportasi/angkutan, barang pribadi dan jasa perorangan, komunikasi, rekreasi dan budaya menjadi pendorong utama dalam meningkatkan kinerja Konsumsi Rumah Tangga. Komponen Ekspor terkontraksi akibat menurunnya komoditas utama ekspor barang luar negeri seperti komoditas lemak dan minyak hewan, kayu dan barang dari kayu serta bahan kimia organik.

Giri menambahkan, kondisi scarring effect pandemi Covid-19 yang masih tersisa di beberapa sektor ekonomi yang memerlukan waktu lebih panjang untuk pemulihan pasca berakhirnya stimulus perekonomian nasional. Ini sebagai kebijakan counter cyclical dampak penyebaran Covid-19 serta menjaga ketahanan IJK dari cliff effect dan credit crunch.

“OJK mengambil kebijakan untuk memperpanjang restrukturisasi kredit secara /argeled sampai dengan 31 Maret 2024, yaitu Segmen UMKM yang mencakup seluruh sektor, Sektor penyediaan akomodasi dan makan-minum dan beberapa Industri yang menyediakan lapangan kerja besar, yaltu industri tekstil dan produk tekstil (TPT) serta Industri alas kaki,” pungkasnya. (M9)

Komentar

Berita Terkait