Bank Indonesia Prediksi Ekonomi Jatim Tahun 2023 Tumbuh Hingga 5,3 Persen

Detiknews.id Surabaya – Pertumbuhan Ekonomi Jatim pada 2023 akan berada di kisaran 4,9 persen hingga 5,3 persen. Hal ini disampaikan oleh Deputi Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jawa Timur Rizki Ernadi Wimanda.  Bank Indonesia (BI) meyakini ekonomi Jatim pada 2023 akan tumbuh seiring dengan terciptanya sinergi kebijakan dan inovasi antara pemerintah daerah, BI dan lembaga /otoritas lain di Jatim.

Dalam Pertemuan Tahunan Bank Indonesia Jawa Timur Tahun 2022, Rizki Ernadi Wimanda, Deputi Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jawa Timur, menyebutkan pertumbuhan ekonomi Jatim pada 2023 akan berada di kisaran 4,9 persen hingga 5,3 persen.

“Hal ini terutama ditopang oleh tumbuhnya 5 lapangan usaha utama serta tingginya konsumsi dan investasi,” tuturnya.

Lanjutnya, terdapat beberapa tantangan perekonomian Jatim yang perlu diantisipasi, yaitu kondisi ekonomi global yang masih terancam resesi, gangguan mata rantai global dan ketegangan politik.

“Selain itu, juga kondisi ekonomi domestik yang perlu diwaspadai seperti konsolidasi fiskal, normalisasi kebijakan moneter serta bantuan sosial untuk BBM dan subsidi upah yang tidak berlanjut. Namun ekonomi Jatim berpotensi terus mengalami perbaikan seiring dengan terkendalinya Covid-19, berlanjutnya pembangunan proyek strategis nasional dan meningkatnya kegiatan dalam rangka persiapan pemilu,” jelasnya.

Rizki menyebutkan, ekonomi Jatim pada triwulan III/2022 sebesar 5,58 persen (yoy), lebih tinggi dibanding level pre-pandemi Covid-19. Ekonomi Jatim pada triwulan IV/2022 diperkirakan terus pulih sejalan dengan terkendalinya kasus Covid-19.

“Bangkitnya ekonomi Jatim berkat upaya sinergi perluasan digitalisasi Jatim yang terlihat dari peningkatan transaksi e-commerce, transaksi uang elektronik dan QRIS serta pengembangan UMKM, ekonomi syariah dan pariwisata untuk meningkatkan inklusivitas ekonomi Jatim seperti Festival Ekonomi Syariah Jawa, Java Coffee Culture, Side Event Presidensi G20, Rumah Kurasi, Sertifikasi Halal dan pencatatan informasi keuangan bagi UMKM (SIAPIK),” terangnya.

BI memperkirakan ekonomi Jatim pada 2022 tumbuh di kisaran 5,1 persen – 5,5 persen (yoy), lebih tinggi dibandingkan tahun 2021 (3,57 persen, yoy). Sementara inflasi Jatim berada di atas batas atas sasaran inflasi nasional 3 persen ± 1 persen, namun diprakirakan akan turun di kisaran 6,2 persen hingga 6,6 persen (yoy).

Untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi, BI merekomendasikan untuk memperluas penggunaan QRIS, peningkatan utilisasi kawasan industri, hilirisasi agroindustri, meningkatkan Local Currency Settlement (LCS) dan meningkatkan ekspor ke negara yang menjalin kerja sama perdagangan.

Terkait pengendalian inflasi, KPwBI Provinsi Jatim mendorong perluasan kesepakatan kerja sama perdagangan antar daerah secara B2B (Business to Business), tetap melaksanakan operasi pasar, mendorong modern farming, digitalisasi pemasaran produk pertanian, serta memperkuat stok beras BULOG untuk menjaga stabilitas pasokan beras.

Sekretaris Daerah Provinsi Jawa Timur Adhy Karyono, memaparkan, Jatim tetap menjadi lokomotif pertumbuhan ekonomi nasional dengan kontribusi hingga 14,36 persen dari PDB nasional.

“Tingginya kontribusi terlihat dari PDRB Non Migas Jatim yang mencapai 6,13 persen lebih tinggi dari provinsi lainnya di Jawa. Berdasarkan lapangan usaha (LU) utama, tiga LU berkontribusi hingga 60,88 persen dari total PDRB, serta mampu menyerap hingga 66,29 persen dari total tenaga kerja,” paparnya.

Ditambahkan, kinerja industri pengolahan Jatim juga menunjukkan peningkatan yang lebih tinggi dibandingkan nasional. Begitu pula dengan pertumbuhan investasi. Nilai ekspor dan impor Jatim meningkat signifikan, terutama pada impor komoditas bahan baku yang menunjukkan ekspansi di industri pengolahan. Kontribusi UMKM terhadap PDRB Jatim juga meningkat.

“Kunci sukses akselerasi ekonomi Jatim berkat sinergi dan kolaborasi yang dilakukan pemerintah daerah dan stakeholders terkait, salah satunya dalam hal pengendalian inflasi melalui Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID). Berbagai inisiatif, kolaborasi dan inovasi yang dilakukan stakeholders ekonomi Jatim merupakan upaya bersama untuk memperkuat ketahanan dan kebangkitan menuju Indonesia Maju,” tandasnya.

Pertemuan Tahunan Bank Indonesia merupakan puncak acara high level event BI, yang di dalamnya disampaikan pandangan BI tentang ekonomi ke depan, tantangan yang dihadapi dan arah kebijakan yang dilakukan dalam mendukung kebijakan pemerintah ke depan.

Dengan tema “Sinergi dan Inovasi Memperkuat Ketahanan dan Kebangkitan Menuju Indonesia Maju”. Harapannya, BI bisa sinergi dan inovasi dapat menjadi kunci dalam menghadapi dinamika ekonomi, sehingga ketahanan dan kebangkitan ekonomi dapat diperkuat untuk mencapai Indonesia maju. (M9)

Komentar

Berita Terkait