Detiknews.id Surabaya – Kantor Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Provinsi Jawa Timur, menggelar Media Briefing 2025. Mencatat pada triwulan II 2025, pertumbuhan ekonomi Jatim sebesar 5,23 persen. Ini melampaui rata-rata nasional yang sebesar 5,12 persen. Kinerja impresif, yang didukung sektor jasa keuangan, investasi, dan ekspor yang terus meningkat signifikan.

Sinergitas lembaga keuangan, OJK menyebutkan Ekonomi Jatim tumbuh signifikan. Pertumbuhan ini dibahas dalam Media Briefing 2025, dengan tema, “Sinergi dan Kolaborasi untuk Menjaga Stabilitas dan Mengakselerasi Pertumbuhan Ekonomi”. Diikuti Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Jatim, Kementerian Keuangan (Kemenkeu) Jatim, Bank Indonesia (BI) Jatim, dan Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) II Surabaya.
Berdasarkan data dari OJK Jatim, hampir seluruh subsektor jasa keuangan mengalami pertumbuhan. Aktivitas intermediasi perbankan tetap kuat, tercermin dari pertumbuhan kredit sebesar 5,46 persen dan Dana Pihak Ketiga (DPK) naik 3,48 persen per Juni 2025.
Modal perbankan di Jawa Timur juga dinilai sangat kuat, dengan rasio kecukupan modal (CAR) mencapai 30,47 persen. Risiko kredit dinilai terkelola dengan baik, terlihat dari rasio kredit bermasalah (NPL gross) sebesar 3,58 persen. Selain itu, tingkat likuiditas tetap aman, dengan rasio AL/DPK dan AL/NCD berada di atas ambang batas aman.
Mayoritas kredit yang disalurkan bank di Jatim, digunakan untuk kredit modal kerja, dengan segmen non-UMKM masih mendominasi. Di sisi lain, penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR) di provinsi ini telah mencapai Rp 66,73 triliun, menjadi dorongan kuat bagi sektor UMKM lokal.
Kepala OJK Provinsi Jawa Timur, Yunita Linda Sari mengatakan, OJK tidak hanya bertugas sebagai pengawas, namun juga sebagai akselerator pertumbuhan ekonomi daerah.
“Kami aktif mendorong literasi dan inklusi keuangan lewat 38 TPAKD kabupaten/kota dan 1 TPAKD provinsi,” ujarnya dalam Media Briefing bertajuk “Sinergi dan Kolaborasi untuk Menjaga Stabilitas dan Mengakselerasi Pertumbuhan Ekonomi” di Surabaya, Kamis sore (14/08/2025)
Dalam hal penggalangan dana dari pasar modal, Jawa Timur juga mencatatkan pertumbuhan. Sepanjang 2025, total dana yang dihimpun dari penawaran umum saham dan obligasi mencapai Rp 14,7 triliun, dengan jumlah emiten sebanyak 55 perusahaan. Selain itu, terdapat 30 calon emiten yang sedang dibina dalam program IDX Incubator.
Deputi Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jawa Timur M Noor Nugroho mengatakan, tekanan terhadap nilai tukar rupiah mulai mereda. Hal ini berdampak positif terhadap stabilitas ekonomi nasional maupun regional.
Menurutnya, pertumbuhan ekonomi Indonesia secara nasional mencapai 5,12 persen, meningkat dari 4,87 persen pada triwulan sebelumnya. Namun, Jawa Timur berhasil tumbuh lebih tinggi berkat kuatnya arus investasi dan peningkatan ekspor.
“Tingginya ekspor Jatim, turut didorong oleh situasi global. Termasuk belum diberlakukannya tarif impor baru oleh Amerika Serikat. Itu sebabnya ekspor kita tumbuh cukup tinggi,” ungkapnya.
Dengan pertumbuhan ekonomi yang stabil di atas rata-rata nasional dan didukung sektor jasa keuangan yang solid, Jawa Timur dinilai siap menjadi gerbang ekonomi baru Nusantara.
Meski tantangan eksternal masih membayangi, kolaborasi antara OJK, Bank Indonesia, dan pelaku industri diharapkan mampu menjaga momentum pertumbuhan ke depan. (M9)
Komentar