Detiknews.id Lumajang — Polri bergerak cepat di garis terdepan untuk menyelamatkan warga terdampak banjir lahar dingin di Kecamatan Candipuro, Kabupaten Lumajang. Sejak pagi, personel Polres Lumajang bersama BPBD, TNI, perangkat desa, dan relawan terus melakukan evakuasi warga serta mengamankan harta benda masyarakat di sepanjang DAS Besuk Kobokan hingga Besuk Regoyo. Informasi ini penting segera diketahui masyarakat agar langkah penyelamatan dapat dilakukan secara cepat dan tepat.
Aktivitas Gunung Semeru yang masih berada pada Level III (Siaga) menunjukkan peningkatan. PVMBG mencatat 35 kali erupsi dalam enam jam pengamatan, dengan asap kawah menjulang setinggi 1.000 meter dan hujan di kawasan puncak yang memicu aliran lahar. Masyarakat diminta tidak beraktivitas di sektor tenggara sejauh 13 km, menjaga jarak aman minimal 500 meter dari tepi sungai, dan menghindari radius 5 km dari puncak karena potensi lontaran batu pijar.
Banjir lahar dingin pada Sabtu, 6 Desember 2025, pukul 13.17 WIB membawa dampak besar bagi warga. Material lumpur dan batu melintas cepat melalui Curah Kobokan dan jembatan Besuk Kobokan hingga memasuki pemukiman. Rumah-rumah di Dusun Sumber Langsep dan Kebondeli Selatan terendam lumpur hingga setinggi satu meter, beberapa di antaranya mengalami kerusakan struktural, dan satu rumah hanyut terbawa arus. Sembilan rumah lainnya serta satu masjid dilaporkan rusak akibat terisi material lumpur dan terjangan aliran lahar.
Akses jalan menuju wilayah terdampak sempat terhambat oleh material vulkanik sehingga menyulitkan warga menyelamatkan harta benda mereka. Kehadiran Polri menjadi penopang utama bagi warga yang masih memiliki kesempatan memindahkan dokumen penting, peralatan rumah tangga, barang elektronik, dan perlengkapan usaha mereka ke lokasi aman.
Saat ini, 395 warga telah mengungsi di tiga titik Dusun Sumber Langsep, terdiri dari laki-laki, perempuan termasuk ibu hamil, anak-anak, dan bayi. Polri terus memantau kondisi pengungsian serta memastikan warga berada di tempat yang aman.
Sebanyak 90 personel Polri diterjunkan ke lokasi untuk operasi kemanusiaan yang dipimpin langsung oleh Kapolres Lumajang, AKBP Alex Sandy Siregar, S.I.K., S.H., M.H. Mereka bekerja dalam kondisi medan yang berat, dengan lumpur tebal, batu, dan sisa material vulkanik yang menghalangi akses. Polri dan masyarakat bekerja bahu-membahu mengamankan harta benda, banyak yang harus dipikul secara manual karena jalan licin dan sulit dilalui. Untuk barang-barang berukuran besar, kendaraan dinas Polri digunakan dengan menerobos genangan lahar dingin dan material letusan agar harta benda warga dapat diselamatkan sebelum kondisi memburuk.
Selain membantu pemindahan harta benda, Polri juga mengevakuasi kelompok rentan seperti anak-anak, ibu hamil, dan lansia. Beberapa dievakuasi dengan digendong karena tidak mampu berjalan melewati jalur yang tertutup lumpur.
Dalam pernyataannya, Karopenmas Divhumas Polri, Brigjen Pol Trunoyudo Wisnu Andiko, menyampaikan:
“Kami mengimbau warga untuk menjauhi bantaran sungai dan tidak memasuki area berisiko karena aliran lahar dapat datang tiba-tiba. Jika ada peringatan dini dari petugas, segera lakukan evakuasi dan ikuti arahan di lapangan. Informasi yang cepat dan akurat sangat menentukan keselamatan masyarakat.”
Terkait relawan, Karopenmas menambahkan:
“Kami sangat mengapresiasi kepedulian relawan, namun kami tegaskan agar selalu berkoordinasi dengan pemerintah daerah dan kepolisian. Situasi di lapangan berubah cepat dan dapat membahayakan siapa pun. Dengan koordinasi yang baik, setiap bantuan dapat diberikan secara aman, efektif, dan tepat sasaran.”
Polri memastikan seluruh personel tetap siaga penuh. Upaya evakuasi warga, pengamanan harta benda, serta pembukaan akses aman akan terus dilakukan untuk membantu masyarakat Candipuro melewati masa sulit ini.(D1)





Komentar