PKM Pembuatan Fashion Accessories dari Limbah Kain di Tenggilis Mejoyo Surabaya

Prodi D4 Tata Busana Fakultas Vokasi Unesa 

Detiknews.id Surabaya – Ketua Tim Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) Prodi D4 Tata Busana, Fakultas Vokasi, Universitas Negeri Surabaya (Unesa), Dra. Yulistiana, M. PSDM, bersama tim dosen lainnya. Menggelar kegiatan PKM, bermitra dengan Gala Batik Boutique, Tenggilis Mejoyo Surabaya. Berupa pendampingan,  Pembuatan Fashion Accessories dari limbah kain sisa industri.

PKM Pembuatan Fashion Accessories dari Limbah Kain di Tenggilis Mejoyo Surabaya. Disambut baik oleh masyarakat setempat. Pendampingan dari Tim PKM Prodi D4 Tata Busana, Fakultas Vokasi, Unesa. Yaitu, Indarti, Urip Wahyuningsih, Ratna Suhartini, Irma Russanti, Yuhri Inang Prihatina, Ajeng Putri Palupi, Praba Sari Kartika Wening dan Winda Nur Afifah.

Dra. Yulistiana, sebagai Ketua Tim PKM Prodi D4 Tata Busana, Fakultas Vokasi, Unesa, menjelaskan, ini merupakan kegiatan yang keempat kalinya, digelar  berada di Tenggilis Mejoyo Surabaya. Namun, baru pertama kalinya bermitra dengan Gala Batik Boutique.

“Tujuan kegiatan ini, untuk transfer ilmu dan menambah keterampilan para peserta. Khususnya dalam pembuatan fashion accessories. Dengan memanfaatkan limbah kain sisa industri. Kegiatan PKM berupa pendampingan pada warga. Ini disambut baik oleh Satria Manggala Jati, selaku Owner Gala Batik Boutique. Peserta  mayoritas adalah Ibu-Ibu penggerak PKK dan remaja putri Karang Taruna setempat. Terlihat dari antusiasme, yang ditunjukkan selama pendampingan,” jelasnya.

Kegiatan pendampingan yang berlangsung selama ± 4 jam, tidak dirasakan oleh para peserta. Karena masing-masing berusaha, untuk menuangkan ide dan kreativitasnya. Dalam memanfaatkan limbah kain yang telah disediakan. Untuk mendekorasi tote bag dan membuat fashion accessories. Dengan desain yang beragam, agar menghasilkan karya yang memiliki nilai estetika.

Selama pendampingan berlangsung, para peserta nampak begitu antusias. Untuk menghasilkan karya terbaiknya dari limbah kain yang begitu beragam baik jenis, warna, motif, dan dilengkapi juga dengan renda, pita dan juga manik-manik agar lebih menarik.

Menurut Yulistiana, Limbah Kain perca adalah potongan sisa kain yang sudah tidak terpakai lagi. Tetapi masih dapat dimanfaatkan, khususnya menjadi fashion accessories yang bersifat fungsional, bagi pemakainya.

“Fashion Accessories adalah item yang digunakan untuk melengkapi busana dan menciptakan tampilan yang unik, termasuk perhiasan seperti kalung dan anting-anting, tas, topi, syal, dan lain sebagainya,” ungkapnya.

Ditambahkan oleh Yulistiana, pada kegiatan pendampingan ini, terlihat bahwa para peserta pada umumnya sudah cukup baik dalam memilih dan memanfaatkan limbah kain. Ini sesuai dengan ide dan kreativitas masyarakat, dalam mendekorasi carried accessories berupa tas jinjing/tote bag, dan worn accessories berupa bros, penjepit atau pengikat rambut, gelang, dan sebagainya.

“Harapannya, para warga Tenggilis Mejoyo, yang mengikuti pelatihan tersebut dapat meningkatkan pengetahuan dan keterampilannya, dalam membuat fashion accessories dengan memanfaatkan limbah kain yang telah disediakan,” pungkasnya.

Peserta dibebaskan dalam memilih beragam jenis limbah kain, disesuaikan dengan dekorasi yang diterapkan pada tote bag berdasarkan bentuk, warna dan motif kain.  Perpaduan antar bahan yang diterapkan, dan penataannya secara keseluruhan.

Memiliki ide dan kreativitas merupakan hal penting. Untuk dapat menghasilkan produk-produk fashion accessories, yang memiliki nilai tambah dan nilai jual, serta look secara keseluruhan. (M9)

Komentar

Berita Terkait