Detiknews.id Surabaya – Komite Sepakbola Mini Indonesia (KSMI) secara resmi menggelar perhelatan akbar perdana, Liga Nusantara (Linus) KSMI 2025. Event perdana berlangsung dari 22 hingga 28 November 2025 ini mengusung tema, “Join with Us Goes to Mini Football World Cup 2026,” dan akan memperebutkan Piala Bergilir Ketua Umum KONI Pusat.
KSMI menggelar turnamen perdana di Surabaya, Jawa Timur. Mencetak atlit mini football berbakat. Sebelumnya melantik 63 pengurus KSMI, menghadirkan Khaled Al Hadid, Director of Relations International Mini football Federation (IMF). Didukung oleh KONI dan Tim Medis dari Pemprov Jatim RS Menur dan RS Ubaya yang bekerjasama dengan Hermina. Linus KSMI menjadi langkah awal dalam mencari bibit-bibit unggul nasional.

Ketua Umum Komite Sepakbola Mini Indonesia (KSMI), Yan Mulia Abidin, menjelaskan bahwa penetapan Jawa Timur sebagai lokasi event perdana di luar Jakarta melalui proses seleksi ketat.
“Ini pertama kalinya Komite Sepak Bola Mini Indonesia menyelenggarakan Linus. Event ini adalah event berkelanjutan. KSMI sendiri baru berdiri 19 Februari kemarin, tapi alhamdulillah kita sudah melewati beberapa tahapan, internasionalnya juga sudah,” ujar Yan Mulia Abidin disela-sela pelantikan pengurus KSMI Jawa Timur, di Surabaya, Jumat (21/11/2025).

Linus KSMI 2025 akan diikuti oleh 16 tim dari berbagai provinsi dan daerah lain di Indonesia. Pertandingan akan berlangsung setiap hari mulai pukul 14.00 WIB di Lapangan Thor, Jl. Patmosusastro No. 12, Darmo, Kec. Wonokromo, Surabaya.
Terpilihnya kandang Bonek sebagai tuan rumah, Yan Mulia menegaskan bahwa Surabaya dinilai siap dan mumpuni.
“Siapa yang siap. Kan tidak serta-merta kita tunjuk. Prosesnya cukup panjang. Jawa Timur yang saya anggap mumpuni. Makanya saya memutuskan untuk tuan rumah Jawa Timur,” tegasnya.

Yan Mulia Abidin menambahkan bahwa Linus ini memiliki misi ganda sebagai persiapan menuju kancah internasional.
“Kita berharap Linus ini menjadi ajang persiapan bibit-bibit unggul untuk sepak bola mini ke depan. Namun, sekali lagi, kita di Februari besok, ditunjuk oleh International Mini Federation sebagai tuan rumah Asia Champion kedua,” imbuhnya.
Mengingat ini adalah ajang perdana KSMI, Yan Mulia Abidin menegaskan pentingnya dukungan semua pihak dan sikap realistis terhadap hasil penyelenggaraan.
“Saya berharap, walaupun pertama kali pasti banyak kekurangan. Saya tidak berharap 100 persen, 80 persen itu sudah hebat. Kami di pusat tidak berharap ini 100 persen rapi dan bagus. 80-90 persen jadi pun sudah luar biasa. Kita tidak usah muluk-muluk lah ya, sederhana saja gitu,” terangnya.
Sementara, Ketua KSMI Jawa Timur, Johny Hartono, menyatakan kebanggaannya ditunjuk sebagai tuan rumah perdana Linus. Berharap nantinya ada evaluasi menyeluruh setelah event selesai.
“Merupakan kebanggaan bagi kami Jawa Timur, bisa ditunjuk oleh Pak Ketua Umum Pusat sebagai acara perdana untuk secara nasional. Dan semoga kali ini dapat berjalan luar biasa dan dapat diakui,” kata Johny Hartono.
Menurut Johny Hartono, bahwa mini soccer menjadi jembatan yang menghubungkan futsal dan sepak bola standar.
“Mini soccer ini di atasnya futsal, di tengah-tengah ya, di bawahnya soccer biasa. Ini mungkin merupakan jantung daripada sepak bola,” ujar Johny Hartono.
“Teman-teman yang tidak bisa berprestasi di sepak bola secara profesional, mungkin bisa di sepak bola mini. Dari bibit di sepak bola mini, kita bisa masuk ke sepak bola yang profesional. Jadi ini ajang untuk prestasi,” tambahnya.
Secara teknis, mini soccer memiliki perbedaan ukuran lapangan yang signifikan dibandingkan dengan lapangan sepak bola standar. Ukuran lapangan mini soccer adalah 35 x 40 meter, sedangkan lapangan sepak bola standar berukuran 50 x 60 meter.
Dengan popularitas yang terus meningkat, mini soccer diharapkan dapat menjadi wadah bagi bibit-bibit muda potensial untuk mengembangkan kemampuan sepak bola mereka dan meraih prestasi di tingkat yang lebih tinggi. (M9)


Komentar