BI Jatim Luncurkan Buku : Strategi Peningkatan Investasi Sektor Manufaktur

Untuk Mendukung Pertumbuhan Berkelanjutan di Wilayah Jawa

Detiknews.id Surabaya – Semarak Java Regional Economics Forum (JREF) 2025, Bank Indonesia Provinsi Jawa Timur (BI Jatim) melaksanakan diseminasi hasil kajian strategis dan meluncurkan buku:

“Strategi Peningkatan Investasi Sektor Manufaktur untuk Mendukung Pertumbuhan Berkelanjutan di Wilayah Jawa.”

BI Jatim luncurkan buku, bertujuan : menjembatani hasil penelitian akademik,  dengan kebutuhan kebijakan publik. Sekaligus memperkuat sinergi, antara pemerintah pusat, pemerintah daerah, lembaga keuangan, dan akademisi. Serta pelaku industri, dalam mendorong pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan.

Melalui kegiatan diseminasi dan peluncuran buku ini, diharapkan pemerintah memperoleh masukan berbasis data dan bukti ilmiah (evidence-based policy).

Sementara kalangan akademisi, dapat memastikan bahwa hasil kajian memiliki relevansi praktis dan berkontribusi nyata.  Terhadap perumusan kebijakan ekonomi nasional.

Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jawa Timur, Ibrahim, menyampaikan, bahwa wilayah Jawa memiliki indeks daya saing investasi dan kualitas sumber daya manusia yang tinggi. Sektor manufaktur menjadi kunci utama,  dengan kontribusi 27,85 persen, terhadap perekonomian. Serta menyerap 34,31 persen tenaga kerja di wilayah Jawa.

“Dalam mendukung investasi berkelanjutan Bank Indonesia, di seluruh wilayah Jawa. Secara konsisten melaksanakan berbagai program. Seperti investment dialogue, banking profiling, investment courtesy, hingga investment forum,” jelasnya.

Sementara itu, Nila Kumalasari, Sekretaris Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Industri (BPSDMI) Kementerian Perindustrian, menegaskan pentingnya peningkatan kompetensi tenaga kerja, guna menarik investasi yang berdaya saing.

“Program vokasi dan pelatihan berbasis kebutuhan industri, dinilai mampu menjawab tantangan transformasi digital. Serta mempercepat adaptasi teknologi di sektor manufaktur,” jelasnya. 

Sejalan dengan, Dr. Ir. Riyanto, M.Si., Peneliti Senior Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat Universitas Indonesia (LPEM UI), memaparkan, hasil kajian strategis terkait investasi sektor manufaktur di Jawa. Menunjukkan bahwa peningkatan green investment, dan transformasi menuju industri berkelanjutan.

“Ini berpotensi besar dalam meningkatkan efisiensi energi, menekan biaya produksi, serta membuka peluang ekspor produk ramah lingkungan. Pentingnya kolaborasi lintas sektor serta pemberian insentif kebijakan untuk mempercepat transisi menuju industri hijau yang kompetitif,” paparnya. 

Selain itu, Tri Yanuarti, Direktur Departemen Kebijakan Ekonomi dan Moneter Bank Indonesia, mengungkapkan, kebijakan strategis Bank Indonesia dalam mendukung investasi di sektor-sektor utama, baik di tingkat pusat maupun daerah.

“Kebijakan tersebut mencakup penguatan peran intermediasi sektor keuangan dalam pembiayaan investasi produktif serta pengembangan ekosistem pembiayaan hijau,” ungkapnya.

Bank Indonesia juga berperan strategis dalam menyediakan informasi kredibel.  Mendorong transparansi kebijakan, dan menjembatani komunikasi. Antara pemerintah, pelaku pasar, dan investor melalui program IRU–RIRU–GIRU

Upaya ini diharapkan, dapat meningkatkan kepercayaan investor. Sekaligus menjaga stabilitas ekonomi jangka panjang. Melalui koordinasi kebijakan moneter, fiskal, dan sektor riil.

Hasil kajian investasi, yang menghasilkan empat rekomendasi utama. Yaitu:

  • Penguatan koordinasi lintas sektor,  dalam pengembangan kawasan industri dan hilirisasi komoditas unggulan.
  • Percepatan investasi hijau, melalui kebijakan insentif dan inovasi teknologi.
  • Peningkatan produktivitas tenaga kerja industri, melalui program vokasi dan digitalisasi manufaktur.
  • Perluasan akses pembiayaan bagi industri kecil dan menengah, dalam rantai pasok manufaktur.

Sinergi lintas sektor diharapkan, mampu menciptakan iklim investasi yang kondusif, inklusif, dan berkelanjutan. Sekaligus memperkuat daya saing industri, Pulau Jawa sebagai fondasi utama pertumbuhan ekonomi nasional. (M9)

Komentar