Detiknews.id Surabaya – Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPw BI) Provinsi Jawa Timur menggelar Bincang Bareng Media (BBM) 2023. Membahas tentang perkembangan ekonomi global 2023. Perkembangan pertumbuhan PDB Dunia dari tahun 2019 hingga 2023. Secara total Dunia tumbuh 2,3 persen, negara maju tumbuh 1,1 persen dan negara berkembang 3,8 persen.
Untuk kondisi perekonomian Jawa Timur tumbuh 4,95 persen di Triwulan I dan Triwulan II masih positif dan relatif baik.
Menghadirkan Bandoe Widiarto Deputi KPw BI Jatim, Doddy Zulverdi Kepala Perwakilan BI Jatim, Muslimin Anwar Advisor KPw BI Jatim dan Dadal Angkoro Kepala Divisi Implementasi KEKDA KPwBI Jatim.
Doddy Zulverdi Kepala Perwakilan BI Jatim menuturkan, kami akan lebih melakukan frekuensi lebih sering atau inten bertemu dengan semua teman media. Menyikapi terkait isu ataupun informasi perekonomian yang terjadi secara global maupun khususnya di Jatim. Dukungan dari teman media sangat diperlukan.
“Update ekonomi Jatim, bagian dari nasional dan bagian dari global. Perkembangan ekonomi global tahun 2023 tumbuh lebih rendah dibanding tahun 2022. Semua terjadi karena tensi geopolitik Internasional, Disrupsi rantai pasok, Kebijakan proteksionisme, Gejolak Perbankan Global dan Re opening Tiongkok,” tuturnya.
Lanjutnya, untuk Inflasi IHK Jatim pada tahun 2023 diperkirakan lebih rendah dibandingkan tahun 2022 dan diperkirakan berada range di tahun 2024. Untuk target di tahun 2022 mencapai 6,52 persen, tahun 2023 3±1persen dan di tahun 2024 2,5±1 persen.
“Faktor dasar yang mendorong terkendalinya inflasi 2023, antara lain cuaca yang mendukung, hama tanaman dan penyakit mulut kuku lebih terkendali, dampak lanjutan kenaikan harga BBM September 2022 telah selesai dan tren penurunan harga komoditas global khususnya energi,” tandasnya.
Masih dengan Dodi, Pemulihan Ekonomi Domestik terus berlanjut didukung tren penurunan inflasi menuju sasaran. Confidence masyarakat meningkat karena beberapa hal, antara lain penyebaran Covid 19, mobilitas masyarakat, konsumsi masyarakat, dan penyelesaian PSN.
“Untuk perkembangan ekonomi di Indonesia hingga Mei 2023 diangka 5,03 persen. Sedangkan, perkembangan Inflasi Indonesia hingga Mei 2023 diangka 4 persen,” jelasnya.
Menurut Dodi, Indikator perekonomian Indonesia adalah Trade Balance Surplus, Cadev Kuat, SSK Terjaga, NT Terapresiasi.
“Neraca perdagangan Surplus, Cadangan Devisa tetap kuat artinya diatas standar kecukupan Internasional. Selain itu Perkembangan Kredit dan DPK masih positif. Rasio Kredit bermasalah menurun (NPL) masih relatif baik. Selain itu, nilai tukar rupiah berlanjut dan relatif baik dibandingkan dengan negara berkembang lainnya, artinya masih menguat,” jelasnya.
Berdasarkan Keputusan Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia tanggal 24-25 Mei 2023. BI 7 Day Reverse Repo Rate 5, 75 Persen, Suku Bunga Deposit Facility 5 Persen, Suku Bunga Lending Facility 6, 50 persen.
Fokus Kebijakan Bank Indonesia antara lain :
Memperkuat operasi moneter untuk meningkatkan efektivitas transmisi kebijakan moneter.
Memperkuat stabilisasi nilai tukar Rupiah terutama imported inflation melalui intervensi di pasar valas. Melanjutkan twist operation melalui penjualan SBN di pasar sekunder.
Melanjutkan kebijakan transparant Suku Bunga Dasar Kredit (SBDK) dengan pendalaman pada respon suku bunga Dana Pihak Ketiga (DPK) perbankan terhadap suku bunga kebijakan.
Melanjutkan perluasan QRIS, Indonesia antara lain melalui program Championship Tim Percepatan dan Perluasan Digitalisasi Daerah (TP2DD) 2023.
Memperkuat kerja sama Internasional dengan Bank Sentral dan otoritas negara mitra lainnya.
Ditambahkan oleh Dodi, untuk ekonomi Jawa Timur Triwulan I 2023 mengalami peningkatan. Sedangkan untuk pertumbuhan ekonomi di Jawa Timur, mayoritas kegiatan usaha sektor prioritas Jawa Timur di triwulan II 2023 diperkirakan mengalami perbaikan.
“Kinerja ekonomi Jawa Timur pada triwulan I 2023 tumbuh 4,95 persen (yoy), lebih tinggi dibandingkan triwulan IV 2022 hanya 4,76 persen (yoy). Ini karena faktor pendorong perbaikan seperti pencabutan kebijakan PPKM, kenaikan upah minimum (UMK), serta hari besar baik Imlek dan Ramadhan juga berlangsungnya panen padi mendorong peningkatan kinerja LU Pertanian,” ungkapnya.
Selain itu, mendorong peningkatan kinerja LU perdagangan dari sisi penawaran. Perbaikan kinerja ekonomi lebih tinggi tertahan oleh perlambatan Investasi dan Ekspor dari sisi permintaan yang berdampak pada lebih rendahnya LU industri pengolahan dan konstruksi dari sisi penawaran.
“Harapannya, ekonomi Global dan ekonomi Jawa Timur semakin menguat. Penguatan peran Jawa Timur sebagai Lead Export Industri Manufaktur. Memperkuat peran lumbung pangan Nusantara, penguatan optimalisasi Digitalisasi Ekonomi Jawa Timur, dan meningkatkan inklusivitas ekonomi Jatim melalui pengembangan UMKM ekonomi syariah dan pariwisata,” pungkasnya. (M9)
Komentar