Detiknews.id Jember – Perwakilan BKKBN Provinsi Jawa Timur menyelenggarakan kegiatan Peningkatan Kapasitas Pelaksana Program Percepatan Penurunan Stunting Bagi Kader COE Tingkat Provinsi Jawa Timur. Pada hari ini, 28 Februari 2023, kegiatan dibuka secara resmi oleh Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Jawa Timur, Dra. Maria Ernawati, MM di Ballroom Hotel Dafam Fortuna Jember. Hadir pula Bupati Jember yang diwakili oleh Kepala DP5AKB Jember, Drs. Suprihandoko, MM, dan Kepala Balai Diklat KKB Jember, Ronald Stefen Rigo,SE.
Kegiatan ditujukan untuk meningkatkan kualitas dan kompetensi pengetahuan pengelola Program Pembangunan Keluarga tentang program percepatan penurunan stunting khususnya Pengelola Kelompok Kegiatan COE (COE BKB, BKR, BKL, dan UPPKA) di Provinsi Jawa Timur. Selain itu, kegiatan ini juga bertujuan untuk meningkatkan motivasi pengelola Program Pembangunan Keluarga dalam upaya pelaksanaan kegiatan program percepatan penurunan stunting di Provinsi Jawa Timur, serta membangun Jejaring dan kemitraan dalam rangka menjalankan Program Pembangunan Keluarga.
Kegiatan ini akan berlangsung selama 3 (tiga) hari sejak tanggal 28 Februari hingga 3 Maret 2023 dan bertempat di Hotel Dafam Fortuna dan Hotel Royal Kabupaten Jember.
Peserta kegiatan berjumlah 222 orang yang terdiri dari Kader COE BKB, Kader COE BKR, Kader COE BKL, Kader COE UPPKA, PKB Pembina COE BKL, PKB Pembina UPPKA, dan GenRe yang berasal dari 38 Kabupaten/Kota se-Jawa Timur.
Dalam sambutannya, Handoko menyampaikan perasaan bangga Pemkab Jember karena ditunjuk sebagai tuan rumah kegiatan ini. Handoko juga menyampaikan bahwa Stunting menjadi hal yang sangat penting dalam pembangunan bangsa karena stunting sangat berkaitan erat dengan kualitas Sumber Daya Manusia. Oleh karena itu, pertemuan pelaksana program bagi para kader COE adalah pertemuan yang penting karena diharap dapat meningkatkan pengetahuan dan kompetensi dalam pembangunan keluarga, khususnya percepatan penurunan stunting.
“Diharapkan seluruh peserta dapat mengikuti kegiatan dengan baik dari awal hingga akhir,” ujar Handoko kepada seluruh peserta.
Sebelum membuka kegiatan secara resmi, Erna menyampaikan terimakasih kepada seluruh peserta karena atas kerja cerdas, ikhlas, tanggap, dan cepatnya seluruh pelaksana program yang hadir, angka prevalensi stunting di Jawa Timur turun sebanyak 4,3% di tahun 2022 dibandingkan 2021. Target 14% di tahun 2024 harus tetap diusahakan sebagaimana amanah Nasional.
Selain itu, Erna juga memberikan arahan kepada seluruh peserta bahwa kita para Pelaksana Program Percepatan Penurunan Stunting telah berkomitmen untuk melakukan pencegahan stunting dari hulu. Oleh sebab itu, COE BKR dengan COE yang lain, perlu mengambil peranan penting untuk menjadi influencer bagi orang tua remaja, salah satunya untuk mengubah mindset tentang perempuan cantik.
“Sekarang, remaja yang dianggap cantik adalah yang putih, tinggi, dan kurus. Hal ini perlu kita luruskan bahwa remaja yang cantik adalah remaja yang sehat sehingga tidak ada lagi bayi terlahir stunting,” ucap Erna kepada seluruh peserta.
Erna juga menyampaikan bahwa masih ada 13% remaja yang menikah di usia muda. Kalau dilihat dari berbagai survey, hampir 60% sampai 70% karena hamil diluar menikah. Hal ini menunjukkan tidak adanya perencanaan.Dibutuhkan peran kader yang luar biasa untuk mendampingi keluarga dalam hal ini.
Selama kegiatan ini peserta akan dibagi menjadi 4 (empat) kelas dengan peserta dan materi yang berbeda-beda. Tiga kelas bertempat di Hotel Dafam Fortuna dan satu kelas di Hotel Royal. Peserta kelas pertama adalah kader COE BKB yang akan menerima materi tentang Sekolah Orang Tua Hebat Tahan Dua.
Sementara peserta kelas kedua adalah Kader COE BKL dan PKB Pembina COE BKL yang akan menerima materi tentang Selantang Standar Dua. Kelas ketiga akan berisi tindak lanjut kegiatan lokakarya dan pelatihan fasilitator edukasi gizi dan pencegahan anemia pada remaja dengan sasaran Kader COE BKR. Kelas terakhir akan berisi materi Optimalisasi UPPKA dengan sasaran Kader COE UPPKA beserta PKB Pembina UPPKA.
Melalui semua meteri yang disampaikan, seluruh peserta menjadi lebih siap dan semangat untuk melaksanakan Program Percepatan Penurunan Stunting di wilayah kerja masing-masing dengan harapan Jawa Timur bisa mencapai angka prevalensi stunting sebesar 14% di tahun 2024. (D1)
Komentar