Detiknews.id Pacitan – Bantuan Sosial (Bansos) kembali dilakukan oleh Polres Pacitan, terkait ini Kapolres Pacitan AKBP Wildan Alberd turun langsung memberikan sembako dan santunan. Bansos diberikan kepada satu keluarga tuna netra di Kecamatan Ngadirojo, Pacitan Jawa Timur.
Satu keluarga tersebut adalah Tukinah, Tukijah, Tukiyem dan Prengil. Mereka merupakan nenek lanjut usia penyandang disabilitas sejak lahir yang hidup di bawah garis kemiskinan.
“Kapolres Pacitan AKBP Wildan Alberd menuturkan, giat baksos jajaran kami bersama Polsek Ngadirojo untuk turun langsung kepada masyarakat yang membutuhkan. Bansos yang diberikan berupa sembako dan bantuan ala kadarnya,” kata Kapolres Pacitan, AKBP Wildan Alberd.
Menurutnya, jika keluarga yang tinggal di RT 01/RW 09, Dusun Pucang Nanas, Desa Bodag tersebut mengalami kendala saat hendak melakukan pencarian bantuan PKH dan BPNT. Dengan kondisi tersebut, saat ini mereka tidak memungkinkan untuk dibawa ke kota. Belum lagi tempat tinggalnya yang pelosok sulit dijangkau kendaraan.
“Mereka terkendala di masalah pengambilan PKH dan BPNT. Nanti kami akan koordinasikan bersama pihak yang bersangkutan supaya bantuannya cepat sampai,” terangnya.
Lanjutnya, akses jalan menuju rumah Mbah Prengil masih berupa cor semen yang rusak dan licin. Belum lagi harus jalan kaki, sebab belum bisa dilalui kendaraan roda empat maupun roda dua.
“Nah, ini kan pelosok kampung, untuk jalannya pas tanjakan tadi belum aspal dan masih semen licin. Tapi harus jalan kaki kira-kira 250 meter ke lokasi,” ujarnya.
Selain itu, pihaknya juga akan melakukan kegiatan yang sama, yakni membantu meringankan beban warga miskin di beberapa wilayah kecamatan.
“Nah, yang akan datang kegiatannya sama seperti ini, rencananya wilayah Polsek Arjosari, ada anak yang tidak bisa melihat juga, tapi hafal quran,” ucap Wildan.
Dalam kesempatan itu, Kapolres Pacitan AKBP Wildan Alberd mengajak masyarakat untuk lebih peduli dengan tetangga sekitar yang membutuhkan bantuan. Terlebih saat ini potensi bencana alam hidrometeorologi tengah menjadi ancaman.
“Kepada masyarakat untuk lebih peduli lagi kepada tetangganya di sekitar yang membutuhkan bantuan.
Apabila hujan deras dan agak lama, saya minta warga mengungsi ke tempat yang aman, yakni tidak di bawah lereng bukit,” pintanya.
Sementara, warga setempat yang masih keponakan Nenek Prengil, Rini (20) mengaku prihatin, setiap hari, ia rela menjenguk dan membantu kebutuhan dan beres-beres rumah.
“Saya keponakannya, tapi sudah punya rumah sendiri, itu di bawah jalan, tiap hari ke sini menjenguk,” katanya.
Kepala Desa Bodag, Haryono membenarkan, jika Nenek Prengil dan 3 saudara perempuannya yang tuna netra sejak lahir itu mengalami kendala saat akan pencairan bansos.
Meski demikian, pihaknya pun sudah mengupayakan untuk membuat surat kuasa yang dilayangkan kepada Dinsos dan BNI. Namun belum kunjung mendapatkan hasil. Sedangkan setelah dicek ke PKH masih ada saldo menumpuk kisaran Rp3 juta.
“Kemarin itu kami menyuruh perangkat desa untuk melayangkan surat kuasa, tapi ternyata masih tidak bisa. Jadi Mbah Prengil selama ini BPNT dan BPNTnya ndak bisa cair,” jelasnya.
Tak ingin dianggap kurang perhatian kepada warganya, Haryono meminta Dinas Sosial Pacitan dan BNI agar mempermudah proses administrasi pencairan mengingat kondisi ril yang sulit dan mendesak.
“Kami meminta pihak BNI untuk bisa melayani surat kuasa dari Mbah Prengil. Kondisinya tak mungkin dibawa ke kota karena sudah tak bisa ngapa-ngapain,” tandasnya.
Seperti diketahui, keluarga penyandang tuna netra itu sejauh ini hanya berpangku tangan mengandalkan bantuan pemerintah juga dari para donatur.
Oleh sebab itu, Polres Pacitan memberikan bantuan guna meringankan beban keluarga yang berada di bawah garis kemiskinan. Bantuan lain berupa sejumlah uang untuk dibelikan kasur springbed.
“Terima kasih Kapolres, semoga Allah membalas,” kata Prengil dan tiga saudara perempuannya yang tuna netra sejak lahir usai menerima bantuan Polres Pacitan. (M9)
Komentar