Detiknews.id Gresik – Kapolres Gresik AKBP Mochamad Nur Azis mendampingi Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto dan Menteri Perindustrian Agus Gumiwang menghadiri Groundbreaking PT. Smelting Gresik. Ini merupakan pemulihan ekonomi di tengah pandemi Covid-19. PT Smelting berkontribusi tumbuhnya perekonomian di Jatim, secara nasional mencapai 14.8 persen.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian RI Airlangga Hartarto mengatakan PT. Smelting kembali meningkatkan kapasitas produksi smelter tembaga 30 persen-dari kapasitas sebelumnya.
“Kapasitas produksinya akan meningkat dari 300 ribu ton menjadi 342 ribu ton katoda tembaga per tahun,” tuturnya.
Ground breaking pembangunan ekspansi pabrik berlangsung di Gresik, Jawa Timur, Sabtu, 19 Februari 2022. Peletakan batu pertama smelter tembaga pertama dan satu-satunya di Indonesia.
Sekda Provinsi Jawa Timur Wahid Wahyudi menambahkan perkembangan perekonomian saat ini diatas 5 persen dan selalu berada di rata rata Nasional namun dengan adanya Covid 19, perekonomian menurun mencapai -2.33 persen. Dengan adanya kerjasama dari semua pihak, perekonomian mulai meningkat mencapai 3,69 persen.
“Kontribusi perekonomian Jatim bagi nasional mencapai 14.8 persen. Pertumbuhan positif tersebut terkait kenaikan permintaan logam di Provinsi Jawa Timur. Dalam mendukung kebijakan Pemerintah pusat dalam industri logam, sebagai salah satu unggulan program pemerintah,” terang Wahid.
Presiden Direktur PT Smelting Hideya Sato mengucapkan terima kasih dan tersanjung dengan kehadiran Menteri Kordinator Bidang Perekonomian RI serta seluruh undangan.
“Suatu kehormatan bagi saya, kepada seluruh undangan terkait kehadiran pada kegiatan peletakan batu pertama. Sejak berdiri tahun 1996 dan selesai pada tahun 1999, PT. Smelting berhasil melanjutkan konsistensinya selama 23 tahun. Keberhasilan PT. Smelting juga tidak lepas dari dukungan Pemerintah Gresik, Pemerintah Jatim dan Pemerintah Pusat,” kata Hideya Sato.
Situasi saat ini dalam masa pandemi Covid 19, PT Smelting akan mengupayakan membantu Pemerintah untuk menjaga persebaran covid dengan tetap menjaga protokol kesehatan. Pt. Smelting akan menjadi manfaat bagi warga sekitar dengan program sistem kerja dan dana bantuan CSR.
Menurut Direktur Pengembangan Bisnis dan Komersial Irjuniawan P Radjamin menuturkan pembangunan perluasan pabrik ini membutuhkan waktu dua tahun, Ditargetkan, pembangunan selesai sebelum akhir Desember 2023.
Selama ini, PT Smelting mengolah konsentrat tembaga hasil tambang PT Freeport Indonesia di Papua. PT Smelting mempunyai tiga pabrik, terdiri dari pabrik peleburan (smelter), pabrik pemurnian (refinery) dan pabrik asam sulfat.
“Pekerjaan ekspansi kali ini untuk manambah pabrik asam sulfat baru. Juga menaikkan kapasitas beberapa peralatan di smelter dan menambah jumlah sel elektrolisa di refinery,” jelas Wawan, panggilan akrab Irjuniawan P. Radjamin.
Dengan pembangunan ekspansi pabrik kali ini, berarti PT Smelting telah empat kali melakukan peningkatan kapasitas produksi. Tahap pertama, kapasitas produksi katoda tembaga hanya 200 ton per tahun.
Pada tahun 1999, ekspansi pertama dilakukan dengan menambah kapasitas produksi katoda tembaga menjadi 255 ton per tahun. Berikutnya, tahun 2001 ditingkatkan lagi menjadi 270 ton. Ekspansi ketiga tahun 2009 menjadi 300 ton per tahun.
Dengan pembangunan pabrik baru ini, PT Smelting yang semula hanya mengolah 1 juta ton konsentrat tembaga per tahun, akan meningkat menjadi 1,3 juta ton konsentrat per tahun.
Dalam Groundbreaking juga dilakukan pemberian Santunan bagi anak yatim piatu dan penandatanganan prasasti.
Acara Groundreaking PT Smelting turut dihadiri anggota DPR RI, Bupati Gresik Fandi Akhmad Yani, Kapolres Gresik AKBP Mochamad Nur Azis, Dandim 0817/Gresik Letkol Inf Taufik Ismail dan jajaran direksi PT Smelting.
Kapolres Gresik AKBP Mochamad Nur Azis dengan adanya Groundbreaking PT Smelting merupakan pemulihan ekonomi di tengah pandemi Covid-19.
“Pandemi belum usai, kita harus disiplin menerapkan protokol kesehatan dan vaksinasi,” kata Kapolres. (M9)
Komentar