Titik Edang Podo Kroso, Pesan Lia Istifhama

Detiknews.id Surabaya – Lia Istifhama, Cawali Kota Surabaya adalah seorang wanita yang santun dari keluarga Religius ini berpesan kepada masyarakat Surabaya khususnya. Pesan itu berisi tentang cinta, kasih dan kesetiaan. Mencintai sesama, mengasihi atau berbagi kepada yang tidak punya dan setia kepada pemimpinnya.

Tim Lia Istifhama berbagi sembako /M9

“Saya selalu berpesan. Agar kita selalu berbagi, sifatnya titik edang podo kroso. Gak harus sesuatu yang besar, tapi semampu kita, bahkan jika hanya bisa tenaga, ya sudah kita kasih tenaga. Yang penting, kasihlah pada mereka yang memang butuh”, tutur Cawali Kota Surabaya Lia Istifhama. Sabtu dini hari saat berbagi sahur di malam H-1 Lebaran.

Dosen yang juga aktivis perempuan tersebut, mengaku kebiasaan berbaginya merupakan sifat turunan dari keluarganya. Ning Lia mengatakan, keluarga saya sudah biasa seperti ini, berbagi seadanya. Intinya, jangan merasa jadi orang yang tidak biasa.

“Tapi biasakan merasa menjadi orang yang biasa. Kalau sudah gitu, rasanya enteng banget. Kebiasaan ini kayak sudah jadi tempaan dari almarhum ayah saya. Beliau itu, adanya apa, ya udah itu yang dikasih orang. Orang yang paham beliau, pasti ngerti banget karakter itu”, ujarnya.

Ning Lia juga menambahkan bahwa kebiasaan ayahanda yang diteruskannya, merupakan salah satu bentuk menghibur hatinya.

“Saya sama yah, dengan siapapun, pasti ingin banget nyenengin orang tua. Dan kalau kemudian orang tua mendahului kita, tentu kita harus cari apa yang menjadi pelipur lara. Kalau bagi saya, salah satu bentuk ya berbagi dikit-dikit ini. Meneruskan kebiasaan orang tua, Insya Allah itu menjadi obat penting untuk mengikis duka kita”, tambahnya.

Ibu dua anak tersebut tak lupa menyampaikan apresiasi kepada seluruh relawannya. Harus diakui, relawan ini seperti teman, sahabat, saudara saya. Mereka semua berbagi tanpa tendeng aling-aling. Ada yang iuran beli baju takwa, sembako, masker, takjil, obat dan alat disinfektan serta fogging, semuanya dilakukan secara gotong royong.

“Bahkan banyak yang tiba-tiba saya nemu foto ada warga yang dapat bantuan sembako dan sebagainya, tapi saya sendiri pun tidak tahu siapa yang bagi itu. Kayak gitu tidak sekali dua kali, tapi seringkali dan cukup banyak terjadi, ” ungkapnya.

Disinggung soal pengikut di wilayahnya beda kecamatan. Saya tentu sangat bersyukur. Yang jelas prinsip saya bersama mereka, ayo kita ikhtiar, berproses untuk besar bersama. Kita lakukan apa yang kita mampu dan jangan sampai terbebani. Bahkan di akhir Ramadhan besok sabtupun, teman-teman masih turun. Ada yang bagi sembako, ada yang takjil, ada yang masker. Sumbernya ya gotong royong diniati berbagi untuk warga”, pungkasnya. (M9)

Komentar

Berita Terkait