Detiknews.id Surabaya – Festival Ekonomi Syariah Kawasan Jawa (FESyar Jawa) 2025, menggelar talk show meningkatkan bisnis Usaha Kecil Mikro Menengah (UMKM) Syariah dan Pondok Pesantren (Ponpes). Dengan tema Pemberdayaan UMKM Syariah dan Usaha Pesantren untuk mendorong Kemandirian Ekonomi. Kegiatan di Masjid Nasional Al Akbar Surabaya, Jumat (12/09/2025).

BI Jatim tingkatkan Ekonomi Mandiri UMKM Syariah dan usaha Pesantren di FESyar Jawa 2025. Menghadirkan Ridzky Prihadi Advisor Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jawa Timur, dan empat nara sumber yang kompeten.
Dalam sambutannya, Ridzky Prihadi Advisor KPw BI Jatim, menuturkan, momentum ini, menjadi pembelajaran dalam pengembangan dan pemberdayaan ekonomi UMKM dan Pesantren yang berbasis syariah. Jadikan kolaborasi dan sinergi, demi ekonomi syariah regional yang lebih mandiri.
“Kami berbagi strategi untuk membangun ekonomi syariah, dengan fondasi ekonomi yang berkelanjutan melalui Pesantren dan UMKM. Dengan program ekonomi berbasis komunitas, tanpa melepas nilai-nilai keimanan. Potensi UMKM menjadi modal dalam ekosistem pengembangan ekonomi. Transformasi digital, sektor halal di tahun 2028 diproyeksikan menjadi $3,76 triliun,” tuturnya.
Ridzky juga menegaskan, ekonomi syariah regional, dengan kontribusi UMKM dan pemberdayaan ekonomi syariah. Menjadi modal perekonomian nasional.
“UMKM salah satu engine perekonomian nasional, telah berkontribusi terhadap 61 persen PDB. Mampu menyerap hampir 97 persen dari total tenaga kerja nasional. Pelaku UMKM berkreativitas dari Desa dan Kota, memiliki kontribusi penting dalam perekonomian. Harapannya, bisa menciptakan transparansi dan keberkahan. Sehingga mampu memberikan manfaat yang lebih luas bagi masyarakat,” ungkapnya.
Richa Wahyu Arifani – Eastern Region Segment Business Lead, PT. Paragon Technology and Innovation, menekankan kesuksesan bisnis managemen. Untuk menciptakan bisnis yang berkelanjutan dan memberikan manfaat sosial luas.
“Kami berbagi kunci sukses, Paragon fokus pada lima nilai. Yaitu, Ketuhanan (Faith in God), Kepedulian (Care), Kerendahan Hati (Humility), Ketangguhan (Grit) dan Inovasi (Innovation). Dengan kelima tips ini, kami berharap kesuksesan bisnis syariah yang dicapai UMKM, akan tumbuh signifikan,” ungkapnya.
Sally Rachmatika – ASP Group Head of Quality Assurance and Quality Control Kopi Kenangan, membahas tentang pentingnya label halal dalam kemasan produk Syariah.
“Kami memberikan pelatihan terhadap UMKM yang ingin maju bersama. Untuk kolaborasi, dalam development bisnis. Pelatihan membuat bisnis berjalan sukses. Awal kami memulai bisnis dengan biaya minim, hingga bisnis menjadi besar. Terpenting adalah dalam bisnis syariah harus ada label halal, terhadap produk yang di pasarkan,” ungkapnya.
Gus Anas Al Hifni, Pemilik Ponpes Sunan Drajat, membagikan tips sukses dari Pesantren. Ia mempunyai 16 ribu santri dengan biaya sendiri, dan ada ratusan produk yang dibuat oleh santri. Prinsipnya, dalam usaha diawali dengan niat baik untuk kemaslahatan umat.
“Kami restrukturisasi dalam sistem tata kelola di Pesantren, dan membangun SDM yang berkualitas. Untuk mendukung pembangunan ekonomi yang ada di Pesantren Sunan Drajat. Terakhir adalah Doa, kami mewajibkan semua santri untuk berdoa. Setiap pelaku usaha mempunyai rizki melalui pintu yang berbeda. Semakin tinggi sedekahnya, maka Allah akan meninggikan derajatnya,” ungkapnya.
Moh. Naqib Hasan, S.Sos, M.Pd.I – Ketua Bidang Informasi dan Kemasyarakatan Ponpes Annuqayah, sebagai Juara 1 Ponpes Unggulan FESyar Jawa 2025, menjelaskan, Pesantren Annuqayah menguatkan wadah bisnisnya. Yaitu Annuqayah Bussines Center (ABC), tahun 1997. Koppontren Annuqayah (berdiri 1992), aktif kembali di tahun 2014. Sebagai bentuk usaha bersama pendidik dan tenaga kependidikan Annuqayah.
“Kami merintis bisnis, sejak tahun 1993. Ini tumbuh di Iingkungan pesantren, formal maupun Informasi telah membentuk lanskap kegiatan ekonomi yang saling melengkapi. Usaha ABC menjadi unit terbesar dan mengcover unit usaha lainnya,” jelasnya.
Ditambahkan Naqib Hasan, Ponpesnya berhasil menciptakan bisnis mandiri 83 persen. Pihaknya membangun usaha managemen yang konvensional.
“Kami mengelola beragam bisnis di Ponpes Annuqayah. Sukses hingga Miliaran Rupiah pertahun. Seperti pertanian Lele, Bakery, Warung Assalam, AMDK Suci, Kebun Mente, Pertanian, Ritel, UPT Jatian, Advertising, UJKS, Tambak Garam, Kelompok Swadaya Masyarakat, dan Klinik Pratama. Didukung dari dua Koperasi, yang menjadi tonggak bisnis mandiri,” pungkasnya. (M9)
Komentar