Detiknews.id Surabaya – Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jawa Timur (KPw BI Jatim) bersama lintas lembaga, berkomitmen menyepakati Java Regional Economic Forum (JREF) 2024, Rabu (20/11/2024). JREF 2024, terdiri dari Rapat Koordinasi Wilayah (Rakorwil) dan diseminasi hasil kajian mengenai hilirisasi pangan di Jawa.
JREF 2024 digelar BI Jatim bersama lintas lembaga, dihadiri pemerintah daerah di seluruh wilayah Jawa serta Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Kemenperin, dan kementerian/lembaga lainnya berkomitmen mendorong hiliriasi pangan di Jawa.
Rakorwil dengan tema, “Penguatan Hilirisasi Pangan dalam Mendukung Akselerasi Pertumbuhan di Wilayah Jawa”. Isu ini sejalan Asta Cita ke-5 dan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) dan Rencana Induk Pengembangan Industri Nasional (RIPIN), terkait hilirisasi SDA dan penguatan Industri Pangan.
Pembahasan difokuskan pada peluang dan tantangan hilirisasi komoditas pangan. Khususnya padi, aneka cabai, bawang merah, perikanan terutama udang dan rumput laut. Pertemuan ini merumuskan 3 strategi penguatan hilirisasi sbb. :
- Upaya penguatan struktur produksi melalui fokus bantuan sarana prasarana dalam rangka mendukung produksi bahan baku pendukung hilirisasi.
- Penguatan dukungan kebijakan lintas lembaga dalam mendukung efisiensi biaya produksi dan peningkatan daya saing.
- Mendorong prioritisasi promosi investasi khususnya pada proyek hilirisasi pangan dan perluasan perdagangan di pasar domestik maupun pasar global (pasar non tradisional).
Selanjutnya, kegiatan diseminasi hasil kajian mengambil topik “Strategi Hilirisasi Pertanian Guna Meningkatkan Nilai Tambah dan Mendukung Ketahanan Pangan”.
Dalam sambutannya, Erwin Gunawan Hutapea, Kepala KPw BI Jatim, menekankan, pentingnya hilirisasi untuk mendorong nilai tambah dan mendukung ketahanan pangan.
“Hilirisasi perlu difokuskan pada komoditas surplus dan komoditas ekspor yang berbentuk material (raw material),” jelasnya.
Menurutnya, berbagai upaya hilirisasi pangan tersebut perlu didukung dengan sinergi dan kolaborasi yang lebih erat antara pemerintah pusat, pemerintah daerah, Bank Indonesia maupun stakeholders lainnya.
“Upaya penguatan hilirisasi pangan ini diharapkan mampu mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan dan inklusif. Didukung dengan inflasi yang stabil sehingga berdampak pada peningkatan penyerapan tenaga kerja dan pendapatan rumah tangga,” ungkapnya.
Adapun Ir Joko Irianto, M.Si, selaku Asisten Daerah Provinsi Jawa Timur, menyampaikan, bahwa kunci pertumbuhan ekonomi di Pulau Jawa adalah sinergi dan kolaborasi Pemerintah Pusat, Pemerintah Provinsi, dan Pemerintah Kabupaten/Kota.
“Kolaborasi lintas lembaga penting. Supply-chain antar daerah semakin kuat, yang akhirnya dapat berdampak pada kesuksesan program hilirisasi pangan,” jelasnya.
Dalam kegiatan diseminasi tersebut juga disampaikan komitmen berbagai pihak. Dalam mendorong hilirisasi pangan antara lain melalui :
- (i) penguatan strategi hilirisasi pangan melalui penguatan produksi bahan baku hulu sampai dengan hilir,
- (ii) penguatan strategi promosi investasi didukung dengan pemetaan potensial investor dari luar negeri,
- (iii) penguatan R&D sebagai upaya memperluas diversifikasi produk dan penguatan daya saing melalui inovasi pada input produksi. (M9)
Komentar