Detiknews.id Surabaya – Belle Ballet School mengadakan Charity Ballet Performance. Kegiatan berada di Ciputra Hall, Citraland Surabaya. Menghadirkan bintang tamu dari Jepang Mr. Tetsuji Ohira.
Aprillia dari Belle Ballet School menuturkan, konsep hari ini ada tiga spesial performance yang pertama itu tadi kontemporer spesialnya karena kami mengundang pakai koreografer dari Jerman.
“Tanggal 22 Oktober kami pentaskan di Jepang, jadi sebelum ke jepang kita uji pentas di Asia. Untuk kontemporer itu bulan lalu tanggal 22 Oktober kita ke Osaka untuk pentas kontemporer dan ballet. Selain itu, juga kita buat untuk opening pementasan.
Lanjutnya, ada 8 penari untuk kontemporer dari Belle Ballet School kita ke Osaka selama 10 hari. Dalam rangka ikut pementasan jadi kami ikut pementasan dan latihan di company MRB di Osaka.
“Besuk yang pentas 135 penari dalam 3 cerita ini dari usia yang paling kecil yang baby itu 4 tahun sampai dewasa. Termasuk kami mengundang satu penari laki-laki dari Jepang,” terangnya.
Menurutnya, setiap personal punya spesialis sendiri-sendiri yang kontemporer itu tidak panjang hanya 7 menit saja.
“Bukan balet ya lalu, kita mengangkat pesan judulnya kehidupan kedua. Kita kekalahan tetap berjuang untuk dapatkan yang pertama, yang kedua ini spesialnya di ceritanya jadi little Miss Girl,” ungkapnya
Cerita kali ini, kata Aprilia memulai bercerita tentang gadis penjual korek api menjajakan koreknya nggak ada yang mau. Kemudian terus kita beri cerita ada badai, dia bersama neneknya.
“Awalnya, lalu dengan badai itu dia terpisah dari neneknya terus semua korek apinya jatuh kemudian dia kedinginan. Akhirnya dia nyalain korek api nya satu, nah setiap kali nyalain satu dia di bawak ke dunia cahayanya itu.
Aprilia menceritakan, cerita Balet ini adalah dunia cahaya itu seperti sebuah harapan. Jadi harapannya, waktu itu dia ingin kehangatan lalu dibawa ke tungku perapian. Hangatnya membuatnya tidak kedinginan lagi. Kemudian dia kembali ke dunia nyata lagi, dia kedinginan lagi dan sendirian lagi.
“Kemudian nyalakan yang kedua dia dibawa ke dunia makanan, karena dia waktu itu kelaparan. Habis lagi nyalakan yang ketiga, itu dia dibawa ke dunia yang indah banget yang penuh bunga. Ini bagus banget, dia di ambang kematian. Seperti menuju heaven, kami visualisasi kan nanti itu seperti naik tangga menuju ke heaven,” ceritanya.
Menurutnya, dengan alur cerita ini kami tuangkan dengan tarian Balet. Seperti korek api yang menghasilkan cahaya.
“Harapannya, maksudnya itu enggak akan habis tuhan itu enggak akan habis selama kita hidup disini. Untuk yang lainnya, ada pesan empatinya makanya nanti dari hasil ini kita ajak anak-anak ke Panti Asuhan dari hasil menari untuk mereka. Setelah pandemi ini yang pertama kali pentas,” terangnya.
Ditambahkan oleh Aprilia, kami terakhir Desember 2019 lalu 2020 Februari pandemi lalu kita off 2-3 tahun. Ini yang pertama saya lihat antusias penonton juga cukup banyak Surabaya. Awalnya, buka kursi hanya 350 sekarang kita tambah kursinya yang kita jual ini 400 tiket.
“Sudah per hari ini terjual semoga besuk akan nambah lagi jadi antusias juga baik karena yang pertama karena setelah off 3 tahun durasinya 7 menit lalu 50 menit dan yang terakhir itu 40 menit ya satu jam setengah,” pungkasnya. (M9)
Komentar