Difi A. Johansyah : TPID Mapping Stok Pangan Jawa Timur untuk Pondasi Neraca yang Akurat

Detiknews.id Surabaya – Kepala Perwakilan Bank Indonesia Jawa Timur Difi A. Johansyah bersama  Gubernur Jawa Timur  Khofifah Indar Parawansa dan Wakil Gubernur Jawa Timur Emil Dardak. Menggelar High Level Meeting Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Provinsi Jawa Timur.

Dengan tema Sinergi, Inovasi dan Efektivitas Komunikasi menjadi strategi kunci menjawab tantangan pengendalian inflasi di tengah pandemi Covid-19.

Gubernur Jawa Timur  Khofifah Indar Parawansa mengatakan,  langkah kebijakan pemulihan ekonomi diarahkan untuk memperbaiki dua sisi, baik demand dan supply melalui relaksasi beberapa kebijakan dalam mendorong konsumsi, mendukung dunia usaha dan mempertahankan investasi, serta mendukung ekspor-impor.

“Diharapkan dapat muncul adanya inovasi yang mendukung implementasi new normal dan perbaikan ekonomi ke depan. Inovasi tersebut diharapkan berasal dari TPID Kabupaten/Kota di wilayah Jawa Timur, sehingga dapat menjadi role model inovasi nasional, ” tuturnya. Jum’at (29/05/2020)

Ditempat yang sama, Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jawa Timur Difi Ahmad Johansyah  memaparkan, bahwa sejak terjadi pandemi COVID-19 komoditas di wilayah Jawa Timur tidak mengalami gejolak harga yang cukup signifikan, bahkan tekanan harga di periode HBKN Idul Fitri 2020 pun relatif normal tidak setinggi pola historisnya.

“Namun demikian terdapat 3 tantangan utama pengendalian inflasi Provinsi Jawa Timur, Pertama kendala distribusi pangan di tengah penerapan pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di sejumlah wilayah, ” ungkapnya saat di Gedung Grahadi Jalan Gubernur Suryo Surabaya.

Lanjut Difi, Kedua penurunan demand masyarakat akibat pelemahan daya beli dan dampak psikologis penyebaran COVID-19, yang berpengaruh pada potensi deflasi komoditas yang lebih dalam. Mapping stok pangan penting di Jawa Timur,  untuk pondasi neraca pangan yang akurat.

“Ketiga antisipasi dampak perpanjangan penerapan PSBB maupun kondisi new normal pasca COVID-19 terhadap kecukupan stok dan akses masyarakat terhadap komoditas pangan strategis. Pasca High Level Meeting TPID perlu adanya evaluasi dan penguatan fungsi Lumbung Pangan Jatim, sehingga dapat berjalan optimal dalam pelaksanaan tugasnya di masa yang akan datang, ” urainya.

Di momen tersebut, Wakil Gubernur Jawa Timur – Emil Dardak menyampaikan untuk sektor pertanian, yang merupakan salah satu penopang utama perekonomian sektor pertanian khususnya olahan holtikultura, turut terpukul seiring dengan melemahnya sektor pariwisata di tengah pandemi Covid-19.

“Oleh karena itu, perlu adanya komunikasi efektif, inovasi, dan sinergi antar stakeholders dalam memasarkan produk UMKM pangan Jawa Timur, termasuk potensi kolaborasi dengan Lumbung Pangan Jatim sebagai salah satu jalur pemasaran” pungkas Emil.

Apresiasi diberikan kepada TPID Provinsi Jawa Timur yang telah mengambil berbagai langkah inovasi, salah satunya berupa kelembagaan Lumbung Pangan Jatim, yang tidak hanya menjadi wadah dalam menjaga stabilitas harga dan ketersediaan pasokan pangan di Jawa Timur, namun ke depan juga diharapkan dapat berfungsi menjadi pusat kerjasama antar daerah khususnya untuk komoditas pertanian di Indonesia. (M9)

Komentar

Berita Terkait