Detiknews.id Surabaya – Makan Bergizi Gratis (MBG), disajikan untuk memenuhi kebutuhan gizi anak Indonesia. Direktur Penyediaan dan Penyaluran Wilayah II Badan Gizi Nasional (BGN) RI, Komjen Pol Sony Sanjaya, menghadiri Bimbingan Teknis (Bimtek) Penjamah Makanan. Bagi Relawan Petugas Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG). Kegiatan berlangsung dua hari, mulai tanggal 14-15 Juni 2025.

BGN RI menggelar Bimtek Petugas SPPG, Komjen Pol Sony Sanjaya berharap Petugas SPPG memahami higienitas.
“Pelatihan serentak di Jatim ini, bertujuan agar petugas mempelajari pengetahuan tentang pengolahan menu makanan. Hingga memahami sisi higienitas, dalam penyiapan menu Makan Bergizi Gratis (MBG),” jelasnya, usai paparan di Wyndham Hotel Surabaya.
Menurutnya, para petugas SPPG, wajib tahu aturan dalam penyiapan makanan. Apalagi lagi marak berita keracunan MBG. Dengan Bimtek, menjadi upaya pencegahan dan meningkatkan profesionalisme penjamah makanan. Selain itu, untuk menambah pengetahuan, keterampilan dan etika atau aturan lainnya.
“Apabila penjamah makanan atau petugas SPPG, tidak dibekali pengetahuan. Maka sangat mungkin terjadi kesalahan. Misalkan contoh penggunaan pisau. Nah, pisau yang sudah digunakan untuk motong daging, untuk motong ikan. Alangkah baiknya, jangan digunakan untuk motong sayur dan buah-buahan. Di sini hal-hal tersebut ditekankan kenapa harus berbeda, juga teknik-teknik pengolahan agar kualitas tetap terjaga,” katanya.
BGN bersama Kementerian lembaga, juga memastikan melakukan evaluasi rutin Program MBG setiap hari. Seperti evaluasi terkait makanan yang dilaporkan basi. Maka, tim segera memetakan penanganan dan pencegahan agar kasus serupa tidak terjadi lagi. Dengan demikian, Bimtek SPPG dan relawan penjamah makanan seperti ini pun sangat dibutuhkan.
Ditambahkan Sony, bahwa hingga saat ini tercatat 1.745 SPPG dan sudah menyerap relawan petugas penjamah makanan sekitar lebih dari 65.000 tenaga kerja. Mereka per hari dibayar tidak kurang dari Rp100.000 dengan sumber anggaran APBN.
“Soal honor ditekankan tidak boleh ada yang kurang dari Rp100 ribu setiap hari, tidak boleh ada dan itu sudah disiapkan oleh negara,” tegasnya, Sabtu (14/06/2025)
BGN juga menargetkan penambahan hingga total 30.000 SPPG atau 90 juta penerima manfaat MBG. Dengan asumsi perkiraan menyerap tenaga kerja 1,5 juta orang.
Salah satu peserta yang merupakan Kepala SPPG Rungkut Surabaya, Fadilah Munawaroh, menuturkan, bahwa saat ini proses rekruitmen penjamah makanan di wilayah tersebut berjalan lancar. Memang sedikit membutuhkan adaptasi beberapa waktu.
“Total ada 45 pekerja. Sejauh ini nggak ada kendala berarti karena kita juga kerja sama dengan catering, jadi untuk operasional juga berjalan lancar,” ucapnya.
SPPG Rungkut bekerjasama dengan satu unit catering sejak program berjalan pada 13 Januari 2025 lalu. Setiap menu merupakan rekomendasi ahli gizi dan disetujui oleh Kepala SPPG setempat. Pembelanjaan bahan berikut kualitas bahan dicek langsung oleh SPPG terkait. Sesuai evaluasi terakhir, ditemukan bahwa kebanyakan anak-anak tidak menghabiskan sayur.
“Kebanyakan anak-anak yang lebih banyak tersisa itu sayurnya sih, emang kalau variasi sayur kita nggak bisa terlalu banyak ya, tapi kita tetap terus improve,” kata Fadilah.
Diversifikasi pengolahan sayur terus dilakukan. Seperti pemilihan menu rumahan berupa sop atau sayur asem. SPPG Rungkut saat ini mempersiapkan 3.500 porsi MBG per hari setiap Senin-Jumat. Dengan sasaran anak TK, SD, SMP dan SMA.
“Ada 10 sekolah, operasional per hari 3.500 porsi, meliputi porsi kecil buat anak TK dan SD kelas satu, sampai kelas tiga. Untuk biaya bahan maksimal kita Rp 8.000. Sedangkan untuk porsi besar itu SD kelas 4 sampai SMA biaya bahan maksimal Rp10.000,” jelasnya.
Setiap materi disampaikan oleh para profesional. Meliputi Dinas Pendidikan, Himpunan Ahli Kesehatan Lingkungan, Persatuan Ahli Gigi, Dinas Kesehatan, Dinas Lingkungan Hidup dan BPOM. Kegiatan serupa juga berlangsung di Sumenep, Tulungagung, Bojonegoro dan Madiun. (M9)
Komentar