Detiknews.id Surabaya – Perwakilan BKKBN Provinsi Jawa Timur, menargetkan 13 persen di Tahun 2024 sedang di tahun 2023 sebesar 16 persen. Sedangkan realisasi angka prevalensi stunting di Jatim tahun 2022 kemarin sebesar 19.2 persen. Hal ini disampaikan oleh Maria Ernawati, Kepala Perwakilan BKKBN Jawa Timur.
Selain itu, melakukan perjanjian kerjasama guna optimalisasi program Bangga Kencana dalam percepatan penurunan stunting pada tahun 2024.
Maria Ernawati, Kepala Perwakilan BKKBN Jawa Timur mengatakan, dalam melaksanakan untuk pengelolaan program Bangga Kencana dan Percepatan Penurunan Stunting (PPS) di Kabupaten Kota, dibutuhkan kerjasama dari masing masing Pemda.
“Kami melaksanakan satu kerjasama dengan pemerintah daerah melalui satu kontrak kinerja. Dimana dalam kontrak kinerja tersebut sudah ada target-target program Bangga Kencana dan program percepatan penurunan stunting,” jelasnya, Selasa (30/1/2024).
Maria mengungkapkan, didalam kontrak kinerja juga sudah ada sumber anggaran yang bisa digunakan untuk pengelolan program melalui Dana Alokasi Khusus (DAK) baik fisik maupun non fisik di 38 Kabupaten/Kota di Jawa Timur.
“Didalam target program Bangga Kencana terdiri dari program Pembangunan Keluarga, Kependudukan dan Keluarga Berencana dengan berbagai kegiatan. Capaian kinerja dari program Bangga Kencana tahun kemarin sudah bagus,” ungkapnya.
Di tahun ini, tentunya Perwakilan BKKBN Provinsi Jawa Timur berharap agar lebih baik lagi. Sedang untuk program Percepatan Penurunan Stunting (PPS) yang tahun 2024 ini merupakan tahun terakhir.
“Target Prevalensi Stunting Nasional 14 persen di tahun 2024 ini. Sedang di Jawa Timur Gubernur Jatim Ibu Khofifah menargetkan 13 persen,” ucapnya.
“Sementara data prevalensi stunting 2023, masih menunggu publish oleh Kementerian Kesehatan. Tapi, provinsi Jawa Timur sendiri menargetkan 16 persen di Tahun 2023 sedang di tahun 2024 sebesar 13 persen. Sedangkan realisasi angka prevalensi stunting di Jatim tahun 2022 kemarin sebesar 19.2 persen,” pungkasnya. (M9)
Komentar