Detiknews.id, SULSEL – Kapolda Sulsel Irjen Merdisyam membenarkan terduga pelaku bom bunuh diri di depan Gereja Katolik Katedral Keuskupan Agung Makassar, Muh Lukman Alfahiz, menulis surat wasiat yang ditujukan kepada ibunya, Wahidah.
Surat wasiat yang ditulis tangan di lembaran kertas putih itu ditemukan oleh tim Gegana Brimob Polda Sulawesi Selatan (Sulsel) dan Densus 88 ketika melakukan penggeledahan di rumah Lukman, Jalan Tinumbu I Kelurahan Bunga Ejaya, Kecamatan Bontoala, Makassar, Senin 29 Maret 2021 kemarin.
“Ya, itu salah satu yang didapat saat penggeledahan,” ujar Irjen Pol Merdisyam melalui pesan singkat di WhatsApp, Selasa 30 Maret 2021.
Foto lembaran surat wasiat yang ditulis menggunakan huruf kapital di kalimat pembuka itu, beredar luas di media sosial, WhatsApp dan di akun Instagram. Seperti yang di-posting di @makassar-info.
Dalam surat wasiat itu, Muh Lukman Alfahiz berpamitan dan meminta maaf ke ibunya Wahidah dan adiknya Fitri yang ia sapa Pitto. Dia juga melarang ibunya menggunakan uang bank karena riba dan tidak diberkahi.
Berikut petikan isi surat wasiat terduga pelaku bom bunuh diri di depan Gereja Katolik Katedral Makassar itu:
ASSALAMUALAIKUM WARAHMATULLAH WABARAKHATU”
WASIAT KEPADA ORANG YANG SAYA CINTAI KARENA ALLAHWahai Ummy (Wahidah) ku, Minta Maafka Kalau ada Salahku Baik Prilaku Maupun Lisanku, Janganmi Lupa Senantiasa Beribadah Kepada Allah dan Janganmi Lupa Shalat. Semoga Allah Kumpulkanki di Surganya.
Ummy ku Sekali Lagi Minta Maafka, Kusayang Sekaliki Tapi AllaH Lebih Menyayangi Hambanya.
Makanya Saya Tempuh Jalanku Sebagaimana Jalan Nabi/Rasul Allah Untuk Selamatkanki dan Bisaki Kembali Berkumpul di Surga.
Satuji Pesanku Buat Kita Ummy, Berhenti Meki Ambil Uang Bank, Karena Uang Bank Itu Riba dan Tidak Diberkahi oleh Allah.
Ini Ada Uang Simpanangku 2.350.000 untuk Bayar Pinjamta di Bank dan Itu Uang Kontrak Rumahku Masih ada 5 Bulan di Karyawan Laundrynya Mus, 500.000/ Bulan Nakontrakanki. Ambil Meki Tiap Bulan, Simpangki Untuk Bayar Pinjamta.
Pitto (Fitri) Minta Maafka Kalau Ada Salahku Dek, Baik Itu Lisanku Maupun Perbuatanku Dulu.
Satu Pesanku Untuk Kau Dek, Jaga Ummy Baek-Baek, Kau Mami Bisa Jaga Ummy Dan Jangan Juga Malas-Malasan Shalat dan Janganmi Bergaul-gaul, Fokus Saja Bantu Ummy.
Istiqomah Ki Semua di Jalan Ini Nah Ummy, Pitto dan Keluargaku Yang Saya Cintai Karna Allah, Semoga Allah Kumpulkanki di Surga dan Semua Saudaranya dan Keluarganya Bapakku (almarhum, H Muh Saleh).
“ASSALAMUALAIKUM WARAHMATULLAH WABARAKHATU”
Tanda tangan
Muh Lukman Alfahiz.
Identitas dan perilaku aneh Muh Lukman Alfahiz diungkap Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo dalam konferensi pers di Mapolda Sulawesi Selatan, Senin kemarin (29/3/2021) siang.
Lukman disebut mulai bertingkah aneh dan jarang bergaul dengan tetangga sejak menikah dan aktif mengikuti pengajian.
Kepolisian telah melakukan identifikasi terhadap para pelaku, termasuk pengecekan tes DNA di Laboratorium Forensik. Hasilnya, diketahui Lukman melancarkan aksinya bersama sang istri, YSR.
“Saudara Lukman ini sempat meninggalkan surat wasiat kepada orangtuanya yang isinya mengatakan bahwa yang bersangkutan berpamitan dan siap untuk mati syahid,” kata Listyo.
Sementara Ketua RW 1 Kelurahan Bunga Ejaya, Hamka, mengatakan, Lukman selama ini diketahui anak yang penyabar. Apalagi sejak umur 5 tahun ia telah ditinggal mati oleh ayahnya.
“Ia penyabar sekali dari kecil, sudah yatim dari umur lima tahun,” ujar Hamka.
Setelah berhenti kuliah, tidak lama kemudian Lukman dikabarkan sudah menikah.
“Tiba-tiba menikah, tidak tahu orang mana itu istrinya, kami tidak tahu karena tidak menikah lewat pemerintah,” katanya.
Setelah menikah, anak sulung dari dua bersaudara itu bertambah keras dan seringkali menegur ibunya jika melakukan ritual adat seperti barasanji.
“Dia selalu tegur orang tuanya kalau barasanji, katanya bid’ah, tidak boleh. Bahkan Lukman ini tidak mau makan ayam atau sapi kalau bukan dia sendiri yang potong,” tuturnya. (rus/yustus)
Komentar