Detiknews.id Surabaya – Nurendra Bagas Prakoso, S.Ak Ketua BPC HIPKA Surabaya, berbagi tip tentang Kesehatan, kepada seluruh pembaca dimanapun berada.
Kesehatan jasmani adalah bagian dari harapan bagi semua orang, hal yang patut kita syukuri.
Bagi sebagian orang kesadaran tentang kesehatan sangatlah kurang, karena bentuk nyata dalam kehidupan materiil sehari-harinya tidak begitu kentara maupun terasa. Memang merawat menjadi hal yang tidak mudah, dituntut konsistensi dan komitmen.
Kepedulian terhadap kesehatan muncul pada saat sakit, maka benar dalam sebuah hadis Rasulullah mengatakan, ingatlah 5 perkara sebelum 5 perkara salah satunya “waktu sehatmu sebelum datang waktu sakit mu” diriwayatkan oleh Amru bin maimun bin mahram.
Bahkan bagi para yang sakit pun mereka mengatakan begitu mahalnya sehat, maka sehatnya tubuh adalah harapan, dan kesempatan luar biasa yang diberikan Tuhan kepada kita.
Tidak lama di tahun 2020 hingga 2021 dunia digemparkan dengan pandemi Covid-19 yang melanda hampir keseluruhan belahan dunia.
Tiba-tiba saja dunia serasa berhenti, semua sektor melambat dan manusia dipaksa untuk status Quo dalam aktivitas. Penyakit pandemi yang menjadi legenda di dunia modern ini menyiratkan banyak sekali cerita dan hikmah.
Bagaimana tidak, pandemi ini merenggut tetangga, kawan sanak dan saudara dengan begitu cepat apalagi dengan varian covid Delta di tahun 2021. Namun saat itu muncul fenomena masyarakat sadar akan kesehatan, karena penyakit ini berhubungan erat dengan kuatnya imunitas kita.
Fenomena olahraga lari dan bersepeda menjadi trend kala pandemi, trend ini menjangkit kepada kaum muda maupun tua dan semua lapisan masyarakat. Dengan kenaikan demand yang sangat tinggi, tiba-tiba harga sepeda dan sparepart nya naik tinggi, mulai sepeda lipat, downhill, dan road bike.
Masyarakat kala itu berburu untuk mendapatkan sepeda hingga pabrik tempat produksi dalam negeri pun kewalahan. Bersepeda menjadi olah raga yang seharusnya menjadi sangat terjangkau akhirnya menjadi lifestyle di Indonesia. Merk atau brand menjadi penyokong strata sosial seseorang.
Begitulah terkadang masyarakat +62 selalu abu-abu melihat fungsi dan substansi. Berlari dan Bersepeda adalah olahraga yang murah, cukup maintenance imunitas dalam tubuh kita, dan memiliki fungsi sosial yang tinggi, salah satunya komunitas.
Namun trend ini turun semenjak era Covid-19 mulai redup di era New Normal hingga saat ini, artinya naik turunnya tingkat kesadaran sebagian masyarakat tentang olahraga tergantung pada efek langsung pada tubuhnya.
Bagi penulis, bersepeda menyelamatkan dirinya dari penyakit sinusitis yang pernah dideritanya. Seharusnya konsep seperti ini salah, sepertinya kita lupa memanfaatkan waktu sehat kita.
Setelah pandemi, digitalisasi menjadi syarat utama dalam beraktivitas di era new normal, maka pengunaan gadget menjadi kebutuhan lebih dari pada sebelum Covid-19. E-sport menjadi salah satu pilihan bagi, karena sejak 2018 telah masuk dalam cabang olahraga. Tentu banyak pro dan kontra di awal-awal pengukuhan E sport ini.
Namun E-sport memang menuntut strategi, ketangkasan dan reflek adaptasi yg sangat cepat, sama seperti kita bermain catur. Tentunya segala kegiatan ini jika kita menjaga waktu dan mawas diri untuk tidak menjadi kaum rebahan masa kini. Maka semua itu pasti berdampak positif bagi kesehatan kita.
Dalam kurun waktu 2 tahun ini pun muncul fenomena kompetisi olahraga di kalangan artis dan selebgram. berawal dari olahraga tinju, MMA tenis meja, bulu tangkis, bola voli hingga lari atletik.
Ternyata masyarakat sangat antusias, karena sebagian mereka adalah influencer memiliki banyak follower di sosial media mereka masing-masing. Apapun itu, konten olahraga sangat menghibur, sekaligus mempromosikan cabang olahraga itu sendiri.
Maka, pihak yang berkewenangan harus mampu melihat bagaimana cabang olahraga tersebut berkembang di masyarakat dengan kemasan dan promosi yang menarik, menjadi industri yang dapat menjadi kekutan ekonomi bagi bangsa ini.
Bonus demografi dengan pola hidup yang sehat maka potensi terciptanya generasi emas akan cepat terwujud. Besar harapan bahwa, bangsa ini memiliki masa depan yang cerah dengan generasi olahraga. Memiliki tubuh dan jiwa yang kuat.
Teringat dalam lagu Indonesia Raya “Bangunlah jiwanya Bangunlah raganya”, secara mendalam bangsa ini perlu sadar akan olahraga. Memang peran serta seluruh lapisan masyarakat menjadi sangat penting apalagi kesadaran ini menjauhkan dari hal-hal yang negatif seperti narkoba.
Baru-baru ini muncul istilah sport tourism, dimana bentuk kegiatan olahraga dengan mempromosikan daerah destinasi wisata, Indonesia memiliki potensi yang sangat besar dalam persoalan destinasi wisata.
Beberapa agenda sport tourism tahunan yang terkenal di Indonesia, misalnya Tour de Singkarak, Tour de Ijen, Jogja Marathon, Bintan Triathlon, Bromo Kom, Sirkuit Mandalika, dan lain-lain.
Dampak positif yang ditimbulkan dari kegiatan sport tourism sangatlah baik. Bahkan sport tourism ini dapat mendongkrak sektor pariwisata di Indonesia dengan pertumbuhan 6 persen per tahun atau menghasilkan pendaptan sebesar 600 milliar dollar per tahun.
Jika secara mikro sport tourism ini mampu menghidupkan perekonomian lokal, sektor UMKM, mulai industri makanan minuman, industri textil dan garmen, dan lain-lain. Ekosistem pariwisata di Indonesia sangat mendukung berjalannya sport tourism ini.
Sebagai contoh beberapa provinsi memiliki potensi untuk mengembangkan potensi sport tourism karena memiliki fasilitas olahraga yang mencukupi dari berbagai cabang olahraga. Hal ini tentu nantinya akan turut meningkatkan pertumbuhan ekonomi yang nantinya akan menciptakan demand terhadap investasi besar dalam pembagunan yang ada setiap daerah.
Beberapa provinsi yang memiliki potensi itu yakni; Riau 5592 fasilitas cabang olahraga, Sulawesi Selatan 6360 fasilitas cabang olahraga, Lampung 6873 fasilitas cabang olahraga, Sumatera Selatan 7466 fasilitas cabang olahraga, Aceh 8667 fasilitas cabang olahraga, Sumatera Utara 9347 fasilitas cabang olahraga, Jawa Barat 18598 fasilitas cabang olahraga, Jawa Timur 19484 fasilitas cabang olahraga, dan Jawa Tengah 22515 fasilitas cabang olahraga.
Penting untuk diingat bahwa, potensi sport tourism untuk meningkatkan PDRB, tergantung pada berbagai faktor, termasuk jenis event olahraga, tingkat organisasi, promosi, dan investasi yang diperlukan. Selain itu, manajemen yang baik dan perencanaan yang matang sangat penting untuk memaksimalkan manfaat ekonomi dari sport tourism.
Pariwisata olahraga (sport tourism) memiliki potensi besar dalam kontribusinya terhadap Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) suatu daerah atau negara. Kombinasi antara olahraga dan pariwisata dapat menciptakan dampak ekonomi yang signifikan.
Beberapa aspek potensi sport tourism terhadap PDRB yakni pertama, Peningkatan Kunjungan Wisatawan, event olahraga seperti turnamen, kompetisi, atau pertandingan besar seringkali menarik wisatawan dari dalam dan luar negeri. Ini dapat meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan yang pada gilirannya akan meningkatkan pendapatan dari sektor pariwisata.
Kedua, Pengeluaran Wisatawan, wisatawan yang datang untuk menghadiri event olahraga tidak hanya mengeluarkan uang untuk tiket acara, tetapi juga untuk akomodasi, makanan, transportasi, dan belanja. Semua pengeluaran ini berkontribusi pada perekonomian lokal.
Ketiga, Infrastruktur dan Fasilitas, untuk mengadakan event olahraga yang besar, seringkali diperlukan investasi dalam infrastruktur dan fasilitas. Pembangunan stadion, arena, hotel, dan sarana transportasi dapat menciptakan pekerjaan dan mendukung pertumbuhan ekonomi.
Dampak Jangka Panjang, event olahraga akan dapat memiliki dampak jangka panjang pada PDRB. Misalnya, menjadi tuan rumah Olimpiade atau Piala Dunia dapat membawa infrastruktur yang berkelanjutan, pengembangan pariwisata, dan peluang investasi jangka panjang.
Peningkatan Bisnis Industri, terkait, seperti perhotelan, restoran, toko souvenir, dan layanan transportasi, dapat mengalami pertumbuhan signifikan selama event olahraga. Ini menciptakan lapangan pekerjaan tambahan dan kontribusi ekonomi yang nyata di era Endemi.
Selamat Memperingati Hari Olahraga Nasional 2023! Maju terus olahraga Indonesia! Salam Olahraga
(Penulis adalah Ketua BPC HIPKA Surabaya)
Komentar