TNG Akui Merugi, Aktivis : Walikota Tangerang Jangan Dibodohi Terus

Kota Tangerang, detiknews.id – Direktur utama PT Tangerang Nusantara Global (PT.TNG) Edi Chandra mengakui perusahaan BUMD yang dinahkodainya tersebut mengalami kerugian.

Meski demikian, dirinya mengklaim kerugian yang dialami perusahaan berplat merah tersebut masih dalam tahap kewajaran lantaran anggaran yang dikucurkan pemerintah kota Tangerang digunakan untuk operasional perusahaan yang semakin hari semakin membengkak.

“Disini saya tegaskan tidak ada tindakan Korupsi atau penggunaan anggaran secara Siluman seperti yang di beritakan akan tetapi kalau masalah Kerugian pada PT TNG ya itu memang ada,” kata Edi senin (12/10/2020).

Edi merinci, Penyertaan modal bagi perusahaan BUMD tersebut satu diantaranya yakni mengelola Transportasi sebanyak 100 unit yang terdiri dari 20 unit Bus dan 80 unit mobil pengumpan.

“Berdasarkan kalkulasi rencana pendapatan sebesar 10 milyar tahunnya,” tambah Edi.

Disisi lain Umar Atmaja ketua Lembaga Swadaya Masyarakat Gerakan Pemuda Peduli Bangsa menilai mandat kepada PT. TNG untuk mengelola transportasi massal komersial kepada perusahaan berplat merah tersebut kurang tepat.

“Dari hasil kajian kami 100 unit yang akan di kelola oleh PT TNG itu akan menambah angka kerugian sebab apa ?, Kalau 100 unit katakan lah butuh 3 supir untuk setiap unitnya artinya ada 300 supir kali 3 juta dikalikan satu tahun keluar angka 10.8 M ya habis malah minus 800juta itu yang ditargetkan,” ujar Umar.

Masih menurut Umar, hal tersebut, Belum lagi kebutuhan biaya akan bahar bakar dan perawatan dari kendaraan transportasi komersial yang akan dikelola PT. TNG.

“Katakanlah 200 ribu rupiah untuk setiap unitnya dalam satu tahun untuk bahan bakar saja menelan anggaran tidak kurang dari 7,2 milyar, anggaran tersebut belum termasuk biaya perawatan kendaraan tersebut,” jelas umar.

Dengan demikian, Umar menilai target pendapatan daerah yang ditetapkan oleh PT TNG tidak relevan dan kurang masuk diakal, hal tersebut lantaran rencana pengeluaran dan target yang ditetapkan terdapat selisih yang teramat jauh.

“Dari kajian kami total pengeluaran PT TNG untuk mengelola transportasi komersil sebesar 19 milyar lebih dan angka ini juga belum gaji pengurus yang mengelola Transportasi tersebut, kalau PT TNG memproyeksikan pendapatan sebesar Rp 10 milyar pertahun artinya masih ada kekurangan nya, pertanyaan adalah apakah kekurangan itu masuk kedalam Kerugian PT TNG atau siapa yang mau menutupi kekurangan tersebut,” ujar Umar

Ia menilai rencana target yang ditetapkan oleh direktur PT. TNG dipastikan akan terus merugi disetiap tahunnya, terlebih sebelumnya beberapa sektor bidang usaha yang dinaungi oleh salahsatu BUMD yang dibentuk beberapa tahun silam tersebut terkesan jalan ditempat.

“PT TNG cuma bisa menghabiskan uang Rakyat baiknya dibubarkan saja sebab kalau dipertahankan akan terjadi kerugian yang semakin melebar luas,” tuturnya.

Ia menambahkan, kebijakan pemerintah kota Tangerang yang hingga saat ini masih mempertahankan PT. TNG yang disebutnya menjadi benalu APBD adalah salahsatu kurang matangnya perencanaan dan kematangan jajaran Pemkot.

“Walikota jangan mau dibodohi terus, masa iya modal 19 Milyar, hasil yang didapat cuma 10 milyar itu selisihnya bagaimana?, Mending dikasih ke tukang cilok modal seratus ribu bisa menghasilkan 150ribu,” tuturnya.

Ia berharap walikota tangerang sebagai pembina di perusahan tersebut harus menginisiasi dilakukannya reevaluasi untuk selanjutnya melakukan rebudgetting untuk tahun anggaran akan berjalan.

“Sehingga pos yang pada tahun anggaran berjalan defisit dapat dipenuhi secara proporsional dan berimbang,” tutur Umar.(nur)

Komentar

Berita Terkait