Detiknews.id Surabaya – Bacawabup Astrid Wahid (Dra. Astiti Suwawi) sowan ke Pengasuh Ponpes Sunan Drajat, di pondok pesatren Sunan Drajat Paciran Lamongan. Pengasuh sekaligus pemangku pondok Prof. Dr. KH. Abdul Ghofur menyambut baik dan memberi dukungan serta Do’a restu.
KH. Abdul Ghofur saat ini ia menjabat salah satu dewan penasehat PWNU Jawa Timur sekaligus sebagai tokoh NU nasional. Selain sebagai seorang ulama, Kyai Ghofur juga sosok pengusaha sukses yang menjalankan berbagai bisnis.
“Alhamdulillah, perjalanan saya kesana usai sholat Isya’ minggu lalu diterima langsung dengan baik oleh pengasuh sekaligus pemangku pondok Prof. Dr. KH. Abdul Ghofur, merupakan keturunan ke-14 dari Sunan Drajat (Raden Qosim), ” tuturnya. Rabu (23/09/2020)
Masih dengan Astrid, Pondok Pesantren yang diasuh Kyai Ghofur merupakan satu-satunya pesantren peninggalan Wali Songo yang masih ada dan saat ini, sekaligus menjadi salah satu pesantren dengan jumlah santri terbanyak di Indonesia. Yakni, sekitar 14 ribu santri dari penjuru Indonesia dan luar negeri.
“Alhamdulillah, kami diterima dan didukung penuh oleh Kyai Ghofur dan didoakan. Istimewanya lagi kami diberi hidangan makan malam sekaligus ditemani makan oleh sang Kyai,” terang Astrid Wahid yang begitu tawaduk pada Kyai Ghofur.
KH. Abdul Ghofur saat ini ia menjabat salah satu dewan penasehat PWNU Jawa Timur sekaligus sebagai tokoh NU nasional. Selain sebagai seorang ulama, Kyai Ghofur juga sosok pengusaha sukses yang menjalankan berbagai bisnis.
Astrid menambahkan dalam pertemuan tersebut Kyai Ghofur banyak berdiskusi tentang potensi daerah Lamongan, khususnya daerah pesisir, yang bisa dikembangkan jika kelak dirinya bersama Ir. Suhandoyo terpilih menjadi bupati dan wakil Bupati Lamongan.
“Selama kepemimpinan Kyai Ghofur di Pondok Pesantren Sunan Drajat sejak 1977, beliau menjadikan pesantren dapat mandiri membiayai biaya hidup sehari-hari ribuan santrinya secara gratis dari menjalankan berbagai perusahaannya,” kagum Astrid Wahid.
Usaha Kyai Ghofur, antara lain penambangan kapur, penggalangan kapal laut, usaha pengrajin kayu, industri pupuk, peternakan sapi, usaha bordir dan konveksi kain, pembuatan air mineral “Aidrat”, jus “Mengkudu Sunan”, perkebunan mengkudu, budidaya ikan lele, pembuatan madu asma “Tawon Bunga”, pembuatan minyak kayu putih, garam “Samudera”, radio Persada FM 97.2 MHz, Persada TV dan usaha-usaha lainnya. (M9)
Komentar