Dear, Habib Bahar Bin Ali Bin Smith

Penulis: Rof’il Khaerudin

Bidang agama PB PMII

Saya secara personal kagum dengan kegigihan, kecerdasan dan perjuangan Habib dalam menyuarakan dakwah Islamiyah. Ketegasan Habib dalam setiap orasi agama (pengajian) mampu membakar semangat juang setiap jamaah yang mendengar dan menyaksikan Habib, baik secara langsung maupun melalui media massa. Secara usia, Habib masih tergolong muda, dibandingkan dengan para Da’i yang lainnya. Di usia muda seperti Habib saat ini secara psikologis masih seperti saya yang bisa saja terbakar atau tersulut emosinya. Kekosongan emosional di usia seperti ini ‘kadang’ menjadikan kita tidak stabil.

Pilihan metode dakwah yang digunakan oleh setiap Da’i adalah hak priogatif dalam menyampaikan visi misi dakwah. Disinlah perbedaan metode itu, menjadi sebuah aspek yang menonjol yang dijadikan fokus oleh jamaah atau masysrakat. Dalam hal ini akan memproduk sebuah nilai dan argument yang berbeda, tentu dengan perspektif yang berbeda juga. Tegas, keras, lantang, dan pro-aktif dalam menyampaikan  dakwah adalah sebuah tugas setiap Muslim yang berdakwah. Namun, Habib juga perlu memperhatikan ‘etika’ dalam melakukan semua itu. Sebab, tidak semua kalangan dan elemen mampu menerima apa yang kita sampaikan walaupun itu mengandung kebenaran (menurut Habib).

Tolak ukur sebuah kebenaran itu bukan pada kebenaran itu sendiri, tapi terdapat pada pola komunikasi dan penyampaian kebenaran tersebut. Disinilah Habib terjebak, itulah sebabnya di atas saya mempertegas bahwa pada usia saat ini, kestabilan emosi masih perlu diajak berdialektika. Kecerdasan, keunggulan, dan kepintaran akan sirna oleh ‘etika’. Sebab etika adalah salah satu perilaku yang menjadikan orang ‘baik’ atau ‘buruk’.

Nilai – nilai dalam Islam, mengajarkan setiap Muslim agar mengedepankan “etika” dalam semua aspek dan perilakunya (Qs. Al-A’raf: 199). Alasan inilah Rasul SAW mempertegas melalui hadistnya yang diriwayatkan oleh Imam Muslim (H. No 2441. Juz 2 hal 670). Semoga perjalan Habib Bahar bin Ali bin Smith menjadi ibroh bagi segenap da’i yang ingin menyampaikan dakwahnya agar memperlihatkan etika dalam berdakwah.(rz)

Komentar

Berita Terkait