Detiknews.id, SULSEL – Jejak para terduga teroris cukup lama diawasi dan diintai tim Polda Sulawesi Selatan (Sulsel) bersama Densus 88 Antiteror Mabes Polri. Pengintaian itu enam tahun lebih, dari 2015 sampai dengan 2021.
Dan pada Rabu 6 Januari 2021 lalu tim Polda Sulsel bersama Densus 88 mengadakan operasi penangkapan.
Hal tersebut dikemukakan Kapolda Sulsel Irjen Pol Merdisyam dikutip dari Tribrata Sulsel. “Menurutnya, keterlibatan pelaku merupakan jaringan Jamaah Ansharut Daulah (JAD). Dan saat itu Densus 88 Mabes Polri bersama Polda Sulsel melakukan penangkapan terduga teroris sebanyak 20 orang pada lima titik diwilayah Sulawesi Selatan,” ungkap Kapolda Sulsel.
Dan sebelumnya, Tim Densus 88 telah menembak mati 2 orang terduga teroris karena melakukan perlawanan di Villa Mutiara Makassar.
Densus 88 Antiteror membeberkan fakta baru bom bunuh diri di Gereja Katolik Katedral Keuskupan Agung Makassar. Dari hasil penangkapan 7 terduga teroris, terungkap bahwa teror Makassar sudah dirancang sejak enam bulan lalu.
“Teror ini dirancang di Kompleks Villa Mutiara Biru. Ini bukan hanya melibatkan pasutri Muh Lukman Alfahiz (MLA) dan Yogi Safitri Fortuna (YSF). Ada beberapa orang yang ikut terlibat merancang,” terang Kabag Penum Divisi Humas Polri Kombes Ahmad Ramadhan, di Markas Besar (Mabes) Polri, Selasa 30 Maret 2021.
Dalam rangkaian penggerebekan, Polri sudah mengamankan 7 terduga teroris. 3 dari 7 itu disebut pernah berbaiat di Markas Front Pembela Islam (FPI).
Kombes Ahmad Ramadhan mengatakan, salah satu yang ikut merancang bom bunuh diri di Katedral adalah AS alias EKA alias AR. AS ikut melakukan survei lokasi pemboman.
Selain itu, ada terduga teroris lainnya yakni SAS. SAS juga pernah mengikuti baiat di markas FPI. SAS kata Kombes Ahmad Ramadhan, mengetahui persis rencana peledakan itu. Ia juga bagian dari perancang bersama AS dan pasangan suami istri, Muh Lukman Alfahiz dan Yogi Safitri Fortuna (suami isteri) bom bunuh diri.
Lalu terduga berinisial R alias M. R ikut dalam rencana tersebut. Bahkan R terlibat melakukan survei untuk menentukan lokasi di mana bom akan diledakkan.
“R ikut dalam survei lokasi untuk menentukan lokasi pengeboman. Dia tahu betul di mana titiknya. Dia ikut bersama L,” jelas Kabag Penum Divisi Humas Polri. (rus/yustus)
Komentar